webnovel

Kami Yang terbaik

Ilham sudah tiba di kantor beberapa menit yang lalu. Ia baru saja duduk di kursi kerja kebangsaannya dan memeriksa beberapa berkas yang harus di kerjakan hari ini.

"Pagi, Pak Ilham" sapa Vianti pertama kali.

"Pagi, Mbak Vi"

Vianti menutup mulutnya terkejut saat melihat wajah Ilham yang di penuhi oleh luka pukulan.

"Pak, ini muka Bapak kenapa? Kok babak belur?" tanya Vianti antusias.

"Nggak apa-apa, Mbak. Ini cuma luka kecil aja" jawab Ilham masih bisa tersenyum.

"Nggak apa-apa gimana? Orang ini babak belur kayak gini!" Vianti kemudian pergi untuk mengambil kotak obat untuk mengobati luka Ilham.

"Sini, Pak. Biar saya obatin"

"Nggak usah, Mbak. Semalem udah di obatin kok" tolak Ilham menjauhkan wajahnya dari sentuhan tangan Vianti.

"Nggak apa-apa, Pak. Kalau di biarin, nanti nggak sembuh-sembuh"

Ilham pasrah. Ia hanya menghela napas ringan dan tidak lagi menolak niat baik Vianti.

"Tahan ya, Pak. Mungkin sedikit perih."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com