Zhang Yi sempat terkejut. Tapi itu hanya sesaat. Sedetik kemudian, tiba-tiba ia malah tertawa sinis kepada orang itu.
"Padahal yang menyuruhku untuk melakukan hal itu adalah dirimu. Tapi ketika aku mampu melakukannya, kau malah marah," ia berhenti sebentar, sekedar untuk melihat ekspresi wajah si Ular Merah. "Sungguh memalukan," lanjutnya dengan tajam.
Mendengar ucapan itu, sontak saja si Ular Merah semakin terlihat marah. Seluruh kulit tubuhnya tiba-tiba berubah kemerahan. Persis seperti julukannya.
Brakk!!!
Ia menggebrak meja. Hanya satu kali gebrakan saja, meja itu langsung terbelah dua.
Sungguh tenaga luar yang sangat besar!
Para pengunjung kembali terbengong. Hanya saja, detik berikutnya mereka jadi terlihat takut. Apalagi setelah hawa di dalam ruangan itu berubah menjadi sesak.
"Jangan banyak bicara. Berani atau tidak?" tantangnya lebih lanjut lagi.
"Jangankan hanya melawanmu, bahkan melawan rekanmu saja aku berani. Majulah kalian berdua,"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com