"Leo Senjaya, aku sudah berhari-hari tidak bertemu denganmu, kamu menjadi lebih muda lagi." Mahesa berjalan ke Ratulangi dan memandang Hendro Tanjung sambil tersenyum.
Wajah lama Hendro Tanjung terus berkedut, dia melangkah maju dan meraih pakaian Mahesa, mengertakkan gigi dan berkata, "Bocah bau, kamu berani datang!"
"Apa kau tidak ingin aku ikut?" Mahesa dengan lembut membuka tangan Hendro Tanjung.
"Kamu ..." Hendro Tanjung sangat marah, "Kamu ikut aku."
Banyak orang yang menyaksikan kegembiraan melihat Mahesa disekrup ke aula dalam oleh Hendro Tanjung.
Terlepas dari sekelompok orang yang menyaksikan kegembiraan itu, Binar William dan Herman Effendi juga tersenyum penuh kemenangan ketika mereka melihat Mahesa dikacaukan.
Aruna Tanjung memandang Mahesa dengan terkejut, anak inilah yang berbohong kepada ayahnya, ho ho, itu sangat lucu, anak ini Yan Fu tidak dangkal, dan ada dua wanita cantik yang menakjubkan di sisinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com