Pria ini sombong sekali, ditangkap istrinya dua hari lalu, dan kini mulai bikin onar lagi, membuat Sukma merasa kesal dan tidak berdaya.
"Cabul, aku mohon, jangan seperti ini?" Sukma memohon dengan lemah untuk minta ampun.
"Itu tidak apa-apa, anak laki-laki aku sangat mengkhawatirkan suaminya. Setidaknya aku harus diberi penghargaan karena telah menjadi seorang suami." Mahesa menjilat lidahnya dan tertawa main-main.
"Hadiah untuk kentut, bukan hanya mencoba memanfaatkan." Sukma memarahi sambil tersenyum.
"Itu benar, suamimu, aku hanya ingin mengambil keuntungan. Jangan mengakuinya, sayangku, kau telah mengkhianatimu dengan melihat tubuhmu." Mahesa bangga, dan dengan lembut mencubit dua buah anggur kecil yang berdiri.
"Kamu akan mati, ah ~ lepaskan."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com