Esok harinya Andra benar-benar akan membawa Keisya untuk pemeriksan kehamilan, di waktu yang bersamaan, Keisya malah datang bulan, dia sangat khawatir, dan berfikir bagaimana cara mengatasi masalah ini.
Akhirnya Keisya membuat drama dia sengaja membuat dirinya terpeleset dari jenjang rumah itu dan berpura-pura perutnya amat sakit, padahal yang sakit adalah pantatnya..
lalu dengan ekspresi kaget, dia seolah-olah merasa ada cairan yang keluar, dan pura -pura syok ketika mengetahui itu adalah darah. Andra juga menjadi cemas melihat itu, dia segera membawa Keisya ke rumah sakit tapi keisya menolaknya, Andra tetap memaksanya dan membawanya ke IGD.
Keisya amat takut klau-kalau kebohongannya terbongkar, tapi... perempuan ini benar-benar pintar berakting, ketika akan diperiksa, dia memohon pada petugas di sana untuk mengatakan pada suaminya kalau dia keguguran, jika tidak, suaminya akan menceraikannya. Perempuan itu memohon sambil berlinang air mata, akhirnya petugas di sana kasihan juga dan terpaksa berbohong demi keutuhan rumah tangga seseorang.
Mendengar penjelasan itu, Andra menjadi kasihan pada keisya apalagi melihat wanita itu begitu terpukul karna kehilangan janinnya.
"Sudah jangan bersedih.. lain kali hati-hati" Kata Andra menenangkan Istrinya itu.
Keisya pura-pura terharu mendengarkan perkataan suaminya itu.
Semenjak kejadian itu, Andra mencoba bersikap baik pada keisya, demi kesembuhan keisya.
...
Hari ini adalah hari sidang pertama perceraian Andra dan Nisa, Keisya ngotot ikut, tapi Andra tak ingin membawanya, akhirnya keisya pergi sendirian.
Keisya telah duduk di dalam, dia mendapat izin masuk kedalam ruangan itu, begitu Nisa masuk, dia amat kaget melihat perempuan itu, wanita itu benar-benar jauh berbeda dari pertama kali mereka bertemu. Pantas saja Andra ngotot mempertahankannya.
tak lama kemudian, Andra masuk keruangan, tapi dia tidak memperhatikan ada keisya di sana.
Dalam persidangan ini hakim masih berusaha mendamaikan mereka, Andra tetap dengan pendiriannya tak ingin bercerai, sementara Nisa sudah tak bisa lagi menerimanya.
Melihat itu Keisya menjadi geram dan berteriak..
"Aku juga Istrinya.. " mendengar itu semua mata tertuju padanya, Andra sangat kaget, bagaimana mungkin wanita ini ada di sana dan mengganggu jalannya sidang.
Nisa tersenyum.. ternyata ulah wanita ini sangat membantunya.
"Yang Mulia, saya tak bisa lagi menerima pengkhianatan itu." Kata Nisa.
Hakim yang juga seorang perempuan akhirnya merasakan bagaimana perasaan Nisa karna di khianati suaminya, dan akhirnya... mereka bercerai, dan hak asuh anak jatuh ke tangan Nisa karna di khawatirkan keselamatan anak-anak yang masih sangat kecil berada di tangan Ibu tiri mereka, hal ini juga di dukung dengan pekerjaan Nisa yang di anggap mampu menghidupi mereka.
Andra amat kesal, dia meninggalkan ruang sidang itu dengan wajah marah, begitu sampai di luar, dia memarahi Keisya, Nisa mendekati mereka, Keisya sedikit merasa minder melihat Nisa saat ini. sementara pandangan Andra menjadi lembut saat melihat Nisa.
"Baiklah... semoga rumah tangga kalian awet" Kata Nisa tersenyum.
"Kenapa kau melakukan ini? " Tanya Andra sedih.
"Aku tak bisa berbagi, dari pada harus berbagi.. lebih baik aku tak mendapat sama sekali. Saat ini, kuharap kamu bisa membina rumah tangga yang baik, aku percaya kamu bisa menjadi suami yang baik untuk keisya."
Nisa masih tersenyum bicara kepada Andra. laki-laki itu masih tetap menatapnya dengan pandangan sedih.
"Oh ya.. aku minta maaf, atas kesalahanku selama ini" Kata Nisa sambil mengulurkan tangannya.
Andra menyambut tangan mantan istrinya itu, hatinya benar-benar tersayat saat ini.
"Aku yang seharusnya minta maaf padamu" katanya masih dengan nada sedih, tiba-tibpa saja airmata jatuh dari sudut matanya. Nisa melihat itu dan berkata..
" Maaf... aku harus pergi " katanya sambil melepaskan tangannya dari genggaman Andra.
Aura melihat mereka dari jauh.. Dia juga melihat senyuman Nisa yang di paksakan. begitu sampai di dekatnya Aura bertanya..
"Apa kau sedih? " Tiba-tiba mata Nisa berkaca-kaca karna menahan air matanya, tapi akhirnya jatuh juga.
"Apa kau benar-benar sedih? Apa kau masih mencintainya? " Tanyanya lagi.
"Entahlah.. " jawab Nisa.
"Entahlah? berarti bisa jadi kau masih mencintainya. " Kata Aura kesal.
"Dia cinta pertamaku, Dia ayah dari anak-anakku. kami nenikah sudah sepuluh tahun. Apa itu mudah bagiku? "Nisa balik bertanya.
Aura paham.. Nisa tak pernah mencintai pria lain selain Andra, jadi dia tak bisa membuat perbandingan. Berbeda dengannya, dia takut untuk menikah bukan karena masih menunggu seseorang, tapi karna tak pernah bertemu pria yang serius. beberapa kali dia pacaran, selalu berakhir dengan penghianatan. Aura tiga tahun yang lalu hampir menikah dengan seorang pria yang di cintainya, laki-laki itu telah mempersiapkan segalanya untuk pernikahan mereka, seminggu menjelang pernikahan, laki-laki itu memutuskan hubungan dengannya dan malah menikah dengan sahabatnya sendiri. Aura amat kecewa, tapi dia masih membuka hatinya untuk pria lain. Akhirnya dia menemukan pria lainnya, laki-laki ini amat mencintainya dan mereka juga hampir menikah. Suatu hari, dia melihat pria ini dengan seorang wanita berpenampilan lusuh, wanita ini menggendong seorang anak, mereka terlihat sedang ribut, begitu kekasihnya pergi, Aura mendekati wanita itu, ternyata wanita itu adalah istrinya, dan anak itu adalah anaknya. Aura sangat Syok, dia merasa kecewa, apalagi setelah wanita itu mengatakan kalau suaminya akan menikah lagi dengan seorang gadis cantik bernama Aura yang tak sebanding dengannya.
Mendengar itu, Aura amat kesal, dia membawa perempuan itu untuk di make overnya, membelikan pakaian, merapikan dan menata rambutnya, membersihkan dirinya, merias wajahnya. dan tak lupa mendandani anaknya agar terlihat rapi dan bersih, mereka berdua sekarang terlihat sangat berkelas, lalu Aura membawa wanita itu menemui laki-laki itu, dan memarahinya karna telah menyia-nyiakan Istri nya yang cantik dan anak mereka, dan berkata..
"Jika kau ingin istrimu terlihat cantik, jangan abaikan dia, lihat.. setelah di dandani dia juga cantik kan? Apa kau ingin melepasnya? Ku pastikan akan ada laki-laki lain yang akan menyambutnya dengan senang hati. " Kata Aura kesal.
Aura langsung meninggalkan tempat itu, tapi perempuan itu mengejarnya dan mengucapkan terima kasih, sementara pria itu hanya terdiam.