webnovel

Surat panggilan sidang perceraian.

" Lebih sepuluh tahun yang lalu? " Tanya Ayah Nisa heran, dia tak pernah melihat pria ini dulunya, pria yang sering di bawa Nisa hanya cowok culun berkaca mata bundar, cowok itu satu-satunya teman laki-laki Nisa dan Andra yang di kenalkannya ketika mereka hampir menikah. Ayahnya mengingat ingat lelaki di depannya ini, apa mungkin Nisa tak pernah menceritakan laki-laki yang satu ini pada mereka.

Ibu Nisa menatap Aditya tajam, dia mengingat-ingat wajah itu, tiba-tiba dia sadar dan berkata. ..

"Mas... si kaca mata bukan? "

"Ya nggak mungkin lah dek.. beda kok!" jawab suaminya.

"Si kaca mata pernah ke rumah mencari Nisa waktu Nisa udah menikah, penampilannya beda.. mirip Mas" Bisik Ibu Nisa. Waktu itu Adit memang pernah ke sana, gara-gara Nisa nggak masuk-masuk ke kampus.. karna lagi kabur, nikah sama Andra. Adit nyari ke rumahnya, tapi dia mendapat berita yang sangat mengecewakan, akhirnya malah Adit yang kabur ke luar negri, sementara Nisa balik lagi ke kampus itu.

"Kok aku nggak tau ya? " Kata Ayahnya lagi.

"Waktu itu kamu lagi nggak di rumah, dia Syok berat.. ku panggil-panggil malah nggak dengar gitu" terang Ibu Nisa, Adit hanya membiarkan ke dua orang tua itu berdiskusi.

'Syukurlah.. mereka masih mengingatku' Batin Aditya.

" Kamu.. si kaca mata itu? " Tanya Ayah Nisa.

"Hust.. dia punya nama lho Mas.. Adit... kan kalo nggak salah? " Tanya Ibu itu lagi, beliau ingat, Elang tadi mengatakan Om Aditya.

" Iya Om.. Tante.. " Jawab Aditya gembira.

Ke dua orang tua Nisa pun amat senang bertemu lagi dengan adit, mereka dahulu memang menyukai Adit sebagai teman Nisa, karna cowok ini amat sopan dan lugu , jadi Nisa aman jika berteman dengannya, gak bakal berbuat macam-macam. Tapi mereka tidak menyangka, kalau Aditya bisa berubah sedemikian rupa, sekarang dia sangat rupawan.

" Aku masih menunggu Nisa sampai sekarang" Katanya lirih.

"Memangnya kamu masih bersedia? meski Nisa.... " Perkataan Ibunya terputus karna Adit langsung menjawab.

" Ya.. apapun statusnya" Jawab Aditya.

"Kamu nggak akan nyesal? " Tanya Ayahnya lagi.

" Aku udah nyesel dari dulu Om.... gara-gara nggak berani ngungkapin perasaan, dan aku nggak mau nyesal karna, kehilangan Nisa lagi." jawab Aditya.

" Tapi.... Nisa masih Istri orang" jawab Ibunya.

"Akan ku tunggu sampai selesai, meskipun beberapa waktu lagi. "

" Trus... orang tuamu? apa nggak keberatan?" tanya Ibu Nisa.

Aditya tertawa dan berkata.. " mereka akan menerima pilihanku, pokoknya aku nikah" jawabnya lagi.

.......

Ditempat Andra..

Andra keluar dari ruang kerjanya, dan tak menemukan Istrinya ada di rumah. Dia tersenyum sinis dan bergumam. " Hm.. perempuan itu menghilang lagi. " Ini bukan kali pertama dia menemukan keisya tak berada di rumah pada malan hari.

Andra pun keluar rumah nya, menuju sebuah clup malam yang ada di kota itu. dia ingin menghabiskan malam di luar sana.. menghilangkan beban pikirannya.

Tanpa sengaja dia melihat keisya yang sudah mabuk.. berjoget ria tanpa sadarkan diri, beberapa orang laki-laki berada di sekeliling wanita itu , meraba-raba tubuh nya yang di balut kain tipis yang memperlihatkan belahan dada dan paha mulusnya, dia benar-benar tontinan gratis yang mengasyikkan. pria-pria itu menatapnya dengan tatapan penuh birahi. Andra sangat marah melihat tingkah Istrinya yang satu ini, sekali lagi hatinya membandingkan perempuan itu dengan Nisa, yang selalu menjaga kehormatannya untuk suaminya, meskipun dulu tubuhnya sangat indah, tapi dia tak pernah membuat orang lain mengetahuinya, karna dia selalu memakai pakaian longgar tanpa memperlihatkan lekuk tubuhnya. Bahkan Andra sempat kaget dan terpana melihat tubuh sempurna Nisa untuk pertama kalinya di malam pertama mereka. Tubuh wanita itu benar-benar indah, dan dia sangat bersyukur.. bisa memiliki tubuh yang belum terjamah itu.

Tapi..... entahlah... saat ini dia sudah benar-benar hancur, Nisa sudah pasti tak akan mau memaafkannya lagi.

Andra menyeret wanita itu pulang, meski beberapa orang laki-laki yang masih belum puas menahannya, tapi dia mengatakan kalau ini adalah istrinya, laki-laki itu akhirnya melepaskannya.

Sesampai di rumah Andra langsung membawa keisya ke kamar mandi dan mengguyurnya agar wanita itu sedikit sadarkan diri. Dan semenjak malam itu, Andra benar-benar tak menyentuh keisya sama sekali.

.....

Seminggu kemudian, pegawai dari pengadilan agama datang kerumah Andra menyampaikan surat panggilan sidang perceraian nya dengan Nisa, kebetulan yang menerimanya adalah keisya, sementara Andra masih berada di kantornya, wanita itu amat senang, karna akan membayangkan Andra benar-benar akan menjadi miliknya seutuhnya.

Keisya meletakkan surat itu di atas meja di ruang keluarga, di tempat Andra biasa duduk. Awalnya dia ingin menyembunyikan surat itu, agar Andra tidak menghadiri sidang, dan urusan menjadi lebih cepat selesai, tapi wanita ini punya rencana lain, dia akan memberikan kejutan pada Andra, suaminya ini pasti akan sangat gembira menerima surat ini. dia juga ingin menghadiri sidang itu, dan ingin melihat wajah kalah Nisa. Entah lelaki mana yang akan mau menerimanya lagi. Keisya mengira Nisa mengurus surat cerai itu hanya untuk menggertak Andra agar kembali padanya.

Begitu Andra pulang dan melihat surat itu, dia amat kesal.. dia langsung membanting pot bunga yang ada di atas meja itu, bunga kristal itupun hancur berantakan. Keisya kaget.. bagaimana mungkin Andra kesal membaca surat itu? Bukan kah dia memang sangat ingin membuang Istri pertamanya itu?.

"Mas... kenapa? bukankah itu bagus? kau akan bebas dari wanita itu kan? " Tanya sok pede akan di pilih .

"Bukankah dulu sudah ku katakan, aku lebih memilih dia" Kata Andra dengan nada tinggi.

"Apa bagusnya dia? "Kata keisya kesal karna di bandingkan dengan wanita berpenampilan tua dan berbau bawang itu.

" Setidaknya dia tidak kelayapan pada malam hari " Kata Andra kesal.

"Jika kau tak marah padaku, aku juga tak akan pergi " kata keisya.

" Besok kau harus ikut denganku, kita periksakan kehamilanmu" Kata Andra.

"Apa? " keisya kaget mendengarnya.

Next chapter