webnovel
#ACTION
#COMEDY

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · Sejarah
Peringkat tidak cukup
228 Chs
#ACTION
#COMEDY

Season2. Tulisan Chafiya

"Mas, sepertinya panggilan alam datang nih," kata Gus Azmi akan membuka pintu mobil.

"Silahkan Gus," kata Alif.

"Kalau bersedia ni, cerpen Chafiya, dia suruh aku membaca tapi belum sempat, barang kali Mas Alif mau," ujar Gus Azmi yang memberikan ponselnya lalu bergegas pergi.

Alif dengan ragu lalu membaca.

***

Saat itu gadis berambut indah sedang berjalan, dia melihat pria yang di idamkan berjalan bersama dengan wanita lain dan sangat mesra.

'Sakit rasanya seperti di tusuk pedang yang tajam, namun apa daya aku tidak bisa memaksa cintamu, akan ku iklaskan cintaku, karna aku yakin sudah ada sendiri nanti jodoh yang memang ditakdirkan untuk hidupku. Selamat tinggal kenangan terbanglah bersama angin.' batin gadis itu pulang dengan wajah yang sedih dan napas yang sangat sesak.

'Terima kasih sudah telah membekaskan setitik cinta di hatiku,' gadis itu berpas-pasan dengan santri putri di daerahnya, dia berjalan namun matanya terus memperhatikan.