"Di mana anak itu sekarang?" Kali ini, Nico yang berbicara. Pria itu menyeka sudut bibirnya dengan serbet makan dan berbicara dengan tenang.
Meskipun nada suara Nico Marcello terdengar tenang, bahkan datar, namun entah mengapa, hampir semua orang yang saat ini berada di dalam ruangan itu dapat merasakan jika Tuan Besar keluarga Marcello saat ini sedang amat sangat murka.
"Baru kemarin berurusan dengan keluarga Pattane, itu pun belum kelar, hari ini, sudah ada masalah baru saja," Tambah Nico lagi, ekspresinya tetap tak dapat terbaca. "Padahal, baru beberapa bulan sejak kepulanganmu kembali ke Vanesia," Pria tua itu melanjutkan kalimatnya setelah ia menegus segelas air putih hangat.
Semua orang seolah membeku di tempatnya masing-masing, sama sekali tak berani bergerak. Entah mengapa, insting mereka mengatakan, satu gerakan kecil saja dapat brakibat fatal dan dapat membuat pria tua itu semakin murka.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com