Alexa dan Liliana tiba di lobby mall Aditra Group. Para pegawai yang telah mengenali Alexa membungkuk hormat kepadanya.
"Akh aku lupa berganti pakaian tadi tante. Maaf kalau jadi tidak nyaman ya", ujar Alexa berbisik pelan.
"Ngga apa, aku terbiasa kok karena di mall Emporium juga seperti ini", ujar Liliana.
"Oh iya, aku lupa kalau tante juga memiliki mall malah lebih hebat dari mall ini", ujar Alexa tersipu malu.
"Isssh sebentar lagi itu juga akan jadi milikmu", ujar Liliana berjalan dengan bergandengan bersama Alexa.
"Ya ngga lah tante, itu milik keluarga tante. Mau ke mana dulu kita?", tanya Alexa mengalihkan pembicaraan.
"Ke situ, aku mau lihat koleksi tas nya. Kemarin aku lihat iklannya, ada yang aku suka", ujar Liliana menunjuk ke arah counter tas.
Alexa mengikuti langkah Liliana menuju counter tas tersebut. Semua pegawai counter tas kelabakan saat melihat Alexa masuk karena mereka kira itu adalah inspeksi dadakan.
"Selamat pagi bu Alexa. Saya Adrian manajer harian toko hari ini bu", ujar seorang pria yang mendekati Alexa.
"Berikan aku sarung tangan kain", ujar Alexa menengadahkan tangannya, sementara Liliana sedang berputar seluruh counter melihat koleksi counter itu.
Dengan tergesa-gesa, Adrian memberikan sarung tangan pada Alexa dan segera Alexa mengenakannya lalu ia memindahkan beberapa koleksi tas sesuai keinginannya.
"Kalau ngga salah ada yang limited edition ya?", tanya Alexa menoleh pada Adrian.
"Oh iya ada bu, sebentar saya ambilkan. Karena limited edition, kami tidak pasang di counter hanya untuk tamu VIP bu", ujar Adrian dan tak lama ada seorang karyawati counter membawakan satu buah tas dengan hati-hati. Alexa mengambil tas itu tetap dengan memakai sarung tangannya.
"Tante, apa mau tas seperti ini? ", tanya Alexa kepada Liliana.
" Iya ini seperti yang aku mau. Keren banget. Ini berapa?", tanya Liliana.
"Itu seratus lima puluh juta bu karena ada berlian nya di tas itu", ujar Adrian sambil menunjuk untaian berlian yang tersusun rapi di tas tersebut.
"Bungkus ini, masukkan tagihannya ke bill aku. Nanti Jason yang urus", ujar Alexa.
"Tidak, ini aku bayar sendiri. Tidak boleh kamu yang bayar karena ini untuk aku. Aku bisa di marahi papanya Nathan kalau kamu yang bayar", ujar Liliana sambil memberikan blackcard nya.
"Ngga apa tante, anggap aja hadiah pertemuan kita", ujar Alexa tersenyum.
"Ngga boleh. Kalau kamu seperti itu, aku ngga mau lagi belanja bareng kamu. Orang tua yang seharusnya mengeluarkan uang untuk anaknya bukan sebaliknya", ujar Liliana lagi sambil tetap menyodorkan blackcard nya kepada Adrian.
Adrian melihat ke arah Alexa dan setelah Alexa mengangguk, Adrian mengambil blackcard Liliana dan memproses pembayaran dengan kartu itu.
Seorang karyawan toko mengambil tas itu kembali dan dengan hati-hati membungkusnya dengan tas lapisan kemudian dimasukkan ke godie bag yang tampak mewah.
"Sini, berikan padaku. Biar aku yang bawa", ujar Nathan yang tiba-tiba muncul. Alexa dan Liliana kaget melihat kehadiran Nathan.
"Bukannya kamu ada meeting dengan papa kok ke sini?", tanya Liliana setelah Nathan mencium pipinya lalu mencium dan merangkul Alexa.
"Aku harus menjaga Alexa ku agar tidak dibully oleh mama", ujar Nathan merenggut.
"Hei kapan aku membully tunanganmu, tanyakan saja langsung padanya", ujar Liliana sewot.
"Kamu tuh, kami baru akan bersenang-senang, kenapa kamu muncul disini", ujar Alexa melepaskan rangkulan Nathan dan kemudian Liliana langsung menggandeng lengan Alexa.
"Aku rindu kamu sayang", ujar Nathan memelas.
"Bilang aja dari tadi ngga usah alasan. Ya sudah sekarang kamu harus jadi porter kami hari ini", ledek Liliana langsung menggandeng Alexa meninggalkan counter tas.
Alexa melepaskan sarung tangannya lalu memasukkannya ke dalam tas kecil yang ia bawa. Nathan mengikuti keduanya yang semangat keluar masuk beberapa toko dan tentu saja membuat Nathan kerepotan dengan banyaknya barang yang harus dia bawa.
Saat masuk ke toko pakaian, Nathan duduk di sofa kelelahan sambil menunggu Alexa dan Liliana mencoba beberapa model pakaian.
"Bagus ngga?", tanya Alexa saat mencoba gaun dengan punggung yang terbuka dan belahan dada yang rendah. Nathan membelalakkan matanya dan langsung menyilangkan kedua tangannya.
"Tidak, kamu ngga boleh keluar rumah dengan menggunakan gaun itu. Tak ada yang boleh memandang kamu dengan tatapan seperti aku", ujar Nathan.
"Tatapan seperti apa?", goda Alexa lalu duduk disamping Nathan yang membuat muka Nathan memerah karena tak sengaja tangannya yang ditaruh di sofa menyentuh punggung Alexa langsung.
"Tatapan penuh cinta dan sedikit nafsu seperti aku. Ngga boleh. Kamu milikku, jadi tidak ada yang boleh jatuh cinta lagi sama kamu", bisik Nathan pelan.
Alexa tertawa kecil lalu ia bangun dan kembali masuk ke dalam ruang ganti dan mengganti pakaiannya menjadi baju santai. Ia tadi sempat membeli blus simple dan mengganti jas nya dengan blus itu.
"Aaakh menantuku makin cantik kalau pakai blus, gimana tadi gaun yang aku pilihkan?", tanya Liliana yang memakai gaun cantik model Bohemia.
"Pantas saja pasti ini racunnya. Tidak, Alexa tidak boleh pakai gaun seperti itu", ujar Nathan tegas sambil merangkul Alexa.
"Huh aku sudah tau ini pasti akan terjadi. Anak sama bapak samanya saja. Lain kali kita shopping sendiri aja ya jangan bawa anak ini lagi", ujar Liliana sewot.
"Siap tante. Kapanpun ikut tante", ujar Alexa ringan. Nathan langsung membelalakkan matanya melihat Alexa.
"Kamu tak boleh pergi sama mama tanpa pengawalan aku atau papa", ujar Nathan.
"Ngga apa kali Nathan kalau aku pakai baju sedikit terbuka, lucu kok yang pentingkan engga telanjang", ujar Alexa menggoda.
"Nah dengar tuh", ujar Liliana.
"Jangan jadi racun buat menantumu", herdik suara seorang pria terdengar sangat bersahaja.
Semua menoleh ke arah suara dan di sana ada seorang pria yang cukup berumur namun tetap tampan dengan jas rapi nya dan juga diikuti beberapa orang pria berjas hitam.
"Rasakan papa datang", ujar Nathan pelan.
"Hai sayang. Aku dibully putramu tuh. Dia yang pilihkan gaun buat Alexa, malah aku yg disalahkan", ujar Liliana merajuk sambil kemudian memeluk tubuh Albert Maxell dengan mesra. Albert mendaratkan ciuman di kening Liliana mesra dan Liliana merangkul lengan suaminya.
Seorang pria mendekati Nathan dan mengambil alih membawakan tas belanja dari tangan Nathan.
"Hei kenapa salahkan aku. Mama yang mau meracuni Alexa ku kok", gerutu Nathan sambil merangkul Alexa. Alexa hanya diam melihat pertengkaran kecil ibu dan anak itu.
"Sudahlah kalian berdua, selalu saja bertengkar. Apa kamu Alexandria Pratama? Aku Albert Maxwell papa Nathan", ujar pria bersahaja itu sambil mengulurkan tangannya. Alexa menyambut uluran tangan Albert.
"Iya om. Saya Alexa. Maaf ya om, seharusnya saya mengunjungi om duluan", ujar Alexa setelah melepaskan tangan Albert.
"Ngga apa. Ini pasti ulah anak nakal ini ya? Ayo kita makan siang, aku sudah pesankan tempat makan siang", ujar Albert Maxwell sambil digandeng oleh Liliana berjalan menuju ke luar mall diikuti Nathan dan Alexa.
Dua buah mobil mewah telah menunggu di lobby mall lalu Alexa dan Nathan masuk ke dalam mobil dan Liliana masuk ke dalam mobil dengan Albert. Sementara para pengikut Albert masuk ke dalam mobil lain yang mengikuti dibelakang mereka.