webnovel

Chapter 19

"Selamat malam bos", ujar Jason saat masuk ke ruang keluarga.

"Malam. Apa kamu mendapatkan yang aku minta?", tanya Alexa.

"Iya bos, sesuai instruksi bos. Ternyata ada 2 group yang melakukannya", ujar Jason.

"Hah 2, maksudnya? Ayo perlihatkan pada kami", ujar Alexa. Jason langsung membuka laptopnya dan mengetikkan sesuatu.

"Nathan apakah TV ini bisa disambungkan ke laptop Jason? Biar kita semua bisa lihat rekaman CCTV ini lebih jelas", tanya Alexa.

"Itu ada kabel sambungan disitu, kalau ngga pakai bluetooth aja", ujar Albert.

"Pakai kabel aja biar stabil. Ini Jason", ujar Nathan lalu berikan sebuah kabel kepada Jason yang langsung memasukkan ke dalam sambungan laptopnya. Tak lama terlihat rekaman CCTV di suatu tempat.

"Loh ini CCTV yang aku suruh pengacara minta dari night club itu. Bagaimana kalian bisa dapat sedangkan kami susah sekali mendapatkan nya", ujar Albert bingung.

"Itu night club milikku pa. Sebenarnya itu milik aku dan Jason pa. Dia yang paksa aku untuk invest ke night club dia", ujar Alexa sambil mendelik kepada Jason.

"Penghasilannya gede bos", ujar Jason nyengir.

"Wah pa, kayanya pengacara kamu perlu diganti tuh, masa pemiliknya yang notabene menantu papa aja dia ngga tau", ujar Nathan sedikit kesal.

"Dia tidak akan menemukan namaku dalam daftar pemegang saham karena yang kupakai nama kedua orang tuaku", ujar Alexa.

"Itu dia saat aku baru masuk ke night club bersama Linda", ujar Ryan.

"Linda? Cewe kamu dulu itu?", tanya Alexa.

"Iya, dia", ujar Ryan lemah karena ia tau pasti Alexa akan memarahinya.

"Aku kan sudah bilang sama kamu dulu, jangan deketin dia. Dia bukan wanita baik-baik. Makanya jadi orang jangan keganjenan, dirayu sedikit langsung klepek-klepek", ujar Alexa marah. Nathan dan Albert memandang ke arah Ryan dan Alexa bergantian.

"Loh itu, yang berikan obat ke minuman kamu itu si Linda loh bukan Lia", ujar Albert saat melihat lagi rekaman CCTV.

"Ternyata dia pelakunya. Kurang ajar perempuan itu", ujar Ryan kesal.

"Itu Lia yang baru datang dengan temannya", ujar Alexa sambil kemudian memegang tangan Lia agar dia bisa lebih tegar lagi.

"ngga apa kan?", tanya Alexa lembut.

"Ngga apa kak. Aku juga mau lihat siapa yang beneran jebak aku", ujar Lia terlihat lebih tenang.

Terlihat Ega dan Rita yang berangkulan memasuki night club. Rita saat melihat Lia langsung berbisik pada Ega dan Ega memberikan semacam pil kepada Rita. Rita berjalan sembunyi-sembunyi mendekati meja Lia dan temannya dan saat Lia lengah, ia memasukkan pil itu ke minuman Lia.

Tak lama Lia agak terlihat tidak nyaman kemudian dia berbicara dengan temannya. Lia kemudian menaiki lift untuk masuk ke hotel yang ada di lantai 3 night club itu.

Setelah mendapatkan kuncinya, Lia naik ke kamarnya dan kemudian CCTV berakhir dengan tak lama Ryan yang sempoyongan memasuki kamar Lia dan setelah itu semua yang ada diruangan memandang ke arah Ryan.

" Iya aku salah, aku yang salah masuk kamar", ujar Ryan lemah.

"Jadi kamu harus bertanggungjawab dong", sindir Alexa.

"Tapi.... ", kalimat Ryan terputus saat melihat mata marah Alexa.

"Kamu harus bertanggungjawab nak", ujar Albert.

"Maafkan mama yang berprasangka jelek padamu tadi ya nak", ujar Liliana mendekati Lia sambil mengusap kepalanya.

"Aku mengerti kok tante, pasti semua orang akan menyalahkan aku. Papa dan kakakku juga tidak percaya perkataan ku. Aku bersyukur kak Alexa masih percaya aku", ujar Lia tersenyum.

"Bukan tante lagi, mama. Kamu akan menjadi menantu mama", ujar Liliana.

"Mama kamu mendapatkan teman belanja lagi. Lia ini jago loh mah cari barang. Dia bahkan bisa tau mana barang bagus mana yang kw", ujar Alexa.

"Benarkah? Wah beruntung nya aku", ujar Liliana sambil memegang tangan Lia. Lia tersenyum.

"Untuk Ega biar aku yang urus. Papa dan Nathan urus Linda teman Ryan. Jason segera urus untuk pernikahan Ryan dan Lia ya", ujar Alexa membagi tugas.

"Tapi aku.... ", Ryan tidak berani meneruskan ucapannya saat melihat muka marah Alexa.

"Iya, aku akan menikahi Lia", ujar Ryan lemah.

"Aku akan kasih tau om Leo soal hal ini", ujar Alexa.

"Kak papa kemarin telah mengusir aku", ujar Lia.

"Ya sudah, kamu sementara tinggal di apartemen aku yang di jalan X ya sampai hari pernikahan kamu. Kebetulan ada yang kosong", ujar Alexa.

"Biar Lia tinggal di apartemen aku aja, nanti Ryan dan Lia bisa menempatinya saat mereka menikah", ujar Nathan.

"Loh kamu tinggal di apartemen Alexa? Papa kira kalian tinggal di apartemen kamu", ujar Albert.

"Nyonya keras kepala ini tidak mau tinggal di apartemen ku pa", ujar Nathan lemah.

"Wah ada yang bakalan jadi member ISTI nih kayanya", sindir Albert yang kemudian mendapatkan cubitan dipinggang nya dari Liliana.

"Kan papa ketua nya", balas Nathan tersenyum mengejek.

"Maafkan aku ya yang berprasangka buruk juga padamu", ujar Ryan yang mendekati Lia.

"Ngga apa. Aku juga minta maaf karena sempat menendang "itu" mu", ujar Lia.

"Kamu ditendang di situ?", ejek Alexa.

"Diam kamu Alexa, sakit sekali tau. Dia menendangku saat aku belum sadar benar di pagi hari", gerutu Ryan.

"He Ryan, siapa yang memberikan kamu hak menghardik istriku", ujar Nathan marah.

"Maaf", ujar Ryan.

"Aku akan jadi WO lagi dong, WO dadakan", ujar Liliana senang.

"Aku bantu ma", ujar Alexa.

"Itu..... Bisakah kita hanya menikah saja? Aku tidak mau ada perayaan apapun", ujar Lia pelan.

"Kenapa? Ngga apa Lia, aku akan selalu melindungi kamu", ujar Alexa lembut.

"Bukan gitu kak. Aku memang sejak dulu hanya ingin pernikahan yang sederhana saja. Kak, bolehkah aku bekerja di Aditra Group? Aku ingin bekerja kak", ujar Lia.

"Iya tentu saja. Minggu depan kamu bisa bekerja di Aditra. Minggu ini tenangkan dirimu dulu. Aku akan bicara dengan papa mu dan Chia", ujar Alexa.

"Terima kasih ya kak", ujar Lia.