webnovel

Duizelig

Duizelig/pusing (B.Belanda)

...

"Ha Na-ya, ayo kita pulang."

Taek Won mengguncangkan bahu Ha Na pelan. Saat ini mereka sedang berada di tempat hagwon. Taek Won langsung merapikan buku dan alat tulisnya ketika kelas mereka berakhir lima menit lalu. Hanya Taek Won yang merapikan peralatannya, tidak dengan Ha Na.

Ha Na menempelkan kepalanya di atas meja dengan buku dan alat tulis yang masih berserakan. Ha Na menatap Taek Won, tapi tidak mengubah posisinya.

"Taek Won-ah. Aku sangat pusing."

Taek Won menyentuh dahi Ha Na dengan telapak tangannya, mengecek takut-takut kalau Ha Na demam. "Apa kau sakit?"

"Ani."

Taek Won menatap Ha Na meneliti apa yang sedang Ha Na rasakan. Tangannya sudah tak lagi menyentuh dahinya. "Lalu?"

"Aku pusing dengan semua rumus yang Mr.Lee ajarkan."

Taek Won tersenyum mendengar ucapan Ha Na. Kemudian ia mengacak-acak rambut Ha Na pelan. "Aigoo aku kira kau kenapa. Tenang saja, aku akan mengajarkanmu di pertemuan kelas atap kita."

"Aku akan membelikanmu susu pisang. Ayo!" Taek Won menarik lengan Ha Na untuk membangunkannya. Ha Na bangkit dengan malas, memasukkan buku dan alat tulis kedalam tasnya.

.

Ha Na dan Taek Won berjalan santai di trotoar. Taek Won menepati janjinya membelikan Ha Na susu pisang. Mereka berjalan menuju halte dan juga akan pulang bersama berhubung mereka tinggal di daerah yang sama.

Mereka duduk bersebelahan di halte bus. Ha Na memasukkan tangan kirinya kedalam saku sweeternya.

"Apa kau belum terbiasa dengan sistem belajar di korea?" Tanya Taek Won menoleh Ha Na sekilas.

Ha Na menjawab dengan anggukan. "Aku masih belum terbiasa. Dan juga, aku belum bisa me-manage waktu dengan benar." Jawabnya menatap jalan raya yang masih ramai dengan kendaraan.

Ha Na menghela napasnya, susu pisangnya sudah habis, namun ia masih memegangnya. "Taek Won-ah. Bagaimana caramu me-manage waktu untuk belajar?" Ha Na menoleh menatap Taek Won. Wajahnya diam tak menampakkan ekspresi apapun.

"Entahlah. Awalnya aku juga sama sepertimu. Namun lama kelamaan semuanya berjalan dengan sendirinya. "

Ha Na diam mendengar jawaban Taek Won, kembali menatap jalan raya yang ramai.

"Apa kau sangat kesulitan?" Taek Won menatap Ha Na yang fokus memperhatikan jalan raya.

"Ani. Aku hanya belum terbiasa, seperti yang kau bilang tadi. Tenang saja, sebelum tinggal di Indonesia aku kan tinggal di Korea. Jadi untuk masalah seperti ini pasti sebentar lagi aku akan terbiasa." Jelas Ha Na menatap Taek Won dengan senyum lebarnya.

Mereka saling tatap untuk beberapa detik sampai bus yang mereka tunggu datang membuat mereka memutuskan tatapan.

.

Ha Na memasuki rumahnya yang gelap tanpa pencahayaan, hanya lampu bagian dapur saja yang menyala. Taek Won mengantar Ha Na terlebih dahulu sebelum ia pulang kerumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Ha Na yakin kalau orang tuanya sudah tidur atau sekedar berdiam di kamar.

Ha Na langsung memasuki kamar. Melepas tas dan seragamnya. Namun baru saja Ha Na ingin pergi ke kamar mandi terdengar suara ketukan pintu.

"Nuna." Itu Ha Ru, adik laki-laki Ha Na yang berusia 12 tahun.

Ha Na membuka pintu tidak lupa memakai cardigannya. "Kenapa kau belum tidur?" Tanya Ha Na menatap adiknya penuh sayang.

"Apa kau sudah makan?" Bukannya menjawab pertanyaan Ha Na, Ha Ru malah bertanya balik.

Ha Na menggeleng. "Aku tidak lapar."

"Tidurlah. Besok kau harus sekolah." Ucap Ha Na sambil mengacak surai Ha Ru lembut.

"Annyeonghi Chumusipsiyo." (Selamat tidur)  Ha Ru meninggalkan kamar Ha Na kembali menuju kamarnya.

Ha Na kembali masuk kekamarnya. Hari ini Ha Na kembali menjalani hari yang melelahkan seperti hari sebelumnya. Ha Na merebahkan tubunnya di atas kasur. Rencana ingin mencuci muka ia lupakan karena terlalu lelah.

.

Seluruh anggota club music berkumpul di ruangan club music yang biasa digunakan untuk berkumpul sebelum mereka pergi keruang konsentrasi masing-masing. Jung Saem berdiri di depan dengan style yang good looking.

"Wah. Jung saem semakin tampan saja memakai kemeja panjang dengan lengan yang di gulung." Gumam Ha Na dengan tatapan memuja.

Taek Won dan Jun Ki yang mendengarnya langsung menatap Ha Na dengan tatapan seolah-olah berkata 'Kau bukan temanku.'

"Aku ingin memberitahukan sesuatu kepada kalian semua." Ucap Jung saem dengan senyuman. "Seperti yang kalian tahu setiap tahun selalu diadakan lomba seni antar sekolah tingkat SMA di kota Seoul. Dan sekolah kita akan mengikuti lomba seperti tahun kemarin." Lanjutnya.

"Lomba apa saja yang akan sekolah kita ikuti?" Ha Na bertanya pada Taek Won dan Jun Ki yang berada di sebelahnya.

"Kau akan tahu saat ini juga." Ucap Jun Ki tanpa mengalihkan pandangannya pada Jung saem.

Taek Won hanya menoleh pada Ha Na sekilas sambil tersenyum lalu kembali memperhatikan Jung saem.

"Semua konsentrasi club music akan mewakili lomba solo pada lomba kali ini. Konsentrasi piano dan biola akan berduet. Begitupun dengan konsentrasi tarik suara dan dance." Jelas Jung saem.

Seluruh anggota ricuh dengan informasi yang Jung saem berikan.

"Tapi tentu saja kalian harus mengikuti audisi seperti sebelumnya." Lanjut Jung saem. Ruangan club music semakin berisik membicarakan audisi.

Taek Won menoleh menatap Ha Na. "Ha Na-ya. Apa kau akan ikut audisi?" Tanya Taek Won.

"Apa kau sudah berlatih keras mengasah violinmu?" Jun Ki ikut bertanya.

Ha Na yang di tanyai hanya menatap lurus kedepan dengan mulut yang sedikit terbuka. "Bagaimana ini? Aku tidak yakin akan bisa lolos." Ucap Ha Na kemudian.

"Tenanglah. Kau masih ada waktu untuk  berlatih dan berpikir."

"Kau benar." Ucap Jun Ki menyetujui apa yang Taek Won katakan.

"Ha Na-ya. Kita akan menjadi rival." Ye Jin tiba-tiba menoleh kebelakang menatap Ha Na dengan senyuman lebar. "Hwaiting!" Lanjutnya.

Ha Na tak menjawab. Ia masih bingung memikirkan audisi yang entah akan ia ikuti atau tidak.

"Ha Na, Ye Jin. Semangat menjadi rival!" Ucap Jun Ki sambil terkekeh.

Ye Jin menanggapi ucapan Jun Ki dengan terkekeh juga. Berbeda dengan Ha Na, ia hanya diam tak menjawab ucapan Jun Ki.

"Ah ya satu hal lagi. Hampir saja terlupa." Ucap Jung saem tiba-tiba. "Sesuai tradisi club music sekolah ini, kita akan membuat video dari masing-masing konsentrasi dengan gaya bebas. Videonya dikumpulkan padaku dan akan di upload ke youtube." Lanjutnya.

Mulut Ha Na semakin terbuka lebar. Sepertinya Ha Na salah masuk organisasi sekolah.

Taek Won dan Jun Ki terkekeh melihat respon Ha Na. Mereka sudah bisa menebak bagaimana respon Ha Na setelah mendengar informasi yang terakhir.

Ha Na menatap Taek Won dan Jun Ki bergantian. "Ya! Sepertinya aku akan berhenti dari club ini."

Menyerah karena lelah itu sama saja dengan bunuh diri. Istirahat ketika lelah lebih baik dari pada menyerah ketika perang baru saja dimulai.

Park Ha Na

Seoul, Musim Semi 2020.