webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · Fantasi
Peringkat tidak cukup
228 Chs

Kota Obelix

"Ed, sebaiknya kau antarkan adik adikmu menuju hotel, nanti Mom dan aku akan menyusul kalian, mobil uncle Hence sudah di depan," ujar Dru.

Ed tak dapat menyanggah perkataan Dru, melainkan hanya sebuah anggukan kepala yang dapat Ed berikan pada Dru.

Setelah obrolan singkat tersebut, Ed segera melangkahkan kaki nya menuju Nate dan Nara yang tengah duduk di sofa yang ada di ruangan kamar rawat inap Craige yang telah di fasilitasi dengan peralatan lengkap di kamar tersebut.

"Ayo kita pulang lebih dulu, nanti Mom dan Ka Dru menyusul."

Dengan cepat Nara menggelengkan kepalanya. Ia masih ingin berada dekat dengan sang ayah.

"Nate, mengertilah," bisik Ed dengan suara rendahnya di samping telinga Nara.

Nara tak menjawab hanya diam tak ingin membalas apapun perkataan Ed.

Nate yang melihat sikap Nara, akhirnya hanya dapat menggenggam tangan Nara berusaha membantu Nara agar dapat mengontrol emosinya.

Gadis yang merasa mengerti dengan sikap Nate akhir nya terdiam.

Untuk beberapa saat Nara tampak berfikir apa yang harus ia lakukan. Rasanya ia ingin berteriak dan mengatakan bahwa ia bukan Nate, hanya saja ia akan menjadi tampak konyol bukan di hadapan keluarganya?

Tentu nya akan memperburuk citra Nate dihadapan keluarganya, dan mungkin akan merugikan dirinya juga tanpa ia sadari.

"Baiklah."

Hanya satu kata itu yang keluar dari bibir Nara, sedang kan Nate yang berada di sebelah Nara hanya dapat menghela nafas pelan.

Jujur ia sedikit khawatir Nara akan melakukan hal yang beresiko dan memperumit keadaan. Bukan karena ia tak yakin pada Nara, hanya saja ia sadar kondisi sang adik tak stabil seperti dirinya untuk itu ia sendiri dapat memaklumi sekalipun Nara akan mengambil tindakan yang ia khawatirkan sebelumnya.

'Thank you Nara.'

Setelah nya Ed, Nara, dan juga Nate kembali ke hotel sesuai dengan apa yang di katakan oleh Dru sebelumnya.

'Hampir saja aku membuat masalah baru.'

***

Selagi menunggu kabar dari Jack mengenai Nara, ataupun Nara yang membaca pesan ataupun menghubungi dirinya, Louis kini tengah asik mencari mengenai sejarah kota yang ia sebelumnya datangi, atau lebih tepat nya kota dimana  ia akan membangun project nya disana.

Jika dulu ia merasa tak penting mencari tau akan sejarah kota tersebut, yang ia cari hanyalah mengenai letak strategis dengan sumber daya, ataupun kemungkinan daya tarik pengunjung akan menghampiri kesana, maka tidak dengan sekarang.

Banyak hal yang ingin ia kulik lebih jauh. Hal janggal mulai ia rasakan, dan semakin membuat rasa penasarannya kian memuncak.

"Kota Obelix," lirih Louis dengan jemari jemarinya yang senantiasa berada di keyboard laptop nya.

Beberapa informasi mulai muncul pada beranda halaman laptop nya.

Manik Louis tampak memerhatikan satu persatu judul yang keluar dari sana.

Sekilas tak ada yang aneh dengan judul judul yang muncul memperkenalkan Kota Obelix, hanya saja semakin ia menscroll nya ke bawah maka akan muncul tulisan tulisan yang sekilas menurutnya tak berhubungan dengan kota tersebut.

Louis mengerutkan keningnya bingung. Semakin lama ia merasa penasaran dengan konteks yang justru menurutnya tak ada korelasi dengan Kota tersebut.

Klick

Sebuah pemandangan indah terlihat jelas pada gambar yang baru saja Louis klick.

Untuk beberapa saat unggahan yang baru saja Louis buka tak terdapat keanehan apapun, bahkan halaman tersebut seolah hanya menampilkan keindahan dari kota tersebut, hingga...

"Wait ... kenapa warna pohon nya tampak berbeda antara gambar ini dan ini," lirih Louis saat mendapati warna pohon yang ia sadari adalah pohon yang sama dengan pohon yang sebelumnya ia temui.

"Apa karena musim? tapi ... bulan ini dan ini sama, seharusnya warna nya sama bukan? ... tunggu ... selisih 5 tahun, apa mungkin—"

Belum sempat Louis melanjutkan kalimat nya atas praduga yang ia fikirkan, Louis semakin larut atas pencariannya.

Manik nya tampak fokus, sedangkan jemarinya semakin mencari cari informasi informasi yang sebelumnya belum terungkap.

"Menarik, sebaiknya aku harus cari tahu lebih lanjut."

Ddrrt

Ddrtt

Sebuah pesan singkat masuk ke dalam handphone Louis.

"Jack?"

Refleks jemari Louis membuka pesan yang baru saja masuk ke dalam handphone nya.

[Sebuah kecelakaan telah terjadi di St. Georgia Hill mengakibatkan dua korban, yang dimana salah satu korban adalah Craige Hudgens informasi terakhir mengalami koma]

"Wait ... Craige Hudgens? Who?"

Manik Louis menyipit, untuk sementara ia belum memahami maksud informasi dari pesan yang Jack berikan padanya, hingga pesan masuk berikut nya yang membuat Louis terdiam, dengan manik membulat sempurna.

"What? Ayah? Kecelakaan ... jadi maksudnya—"

Dengan cepat Louis menekan nomer Nara.

Jujur saja, disatu sisi ia merasa mendapatkan titik cerah mengenai keberadaan Nara, tetapi di sisi lain ia semakin khawatir dengan gadis itu.

Banyak pikiran buruk yang tiba tiba saja melintas di kepalanya.

"Please Nara, angkat telefon ku, aku menghkawatirkanmu, apakah kau baik baik saja?"

Butuh beberapa kali Louis menunggu nada dering yang tak kunjung tersambung pada Nara.

Hingga ...

Dering telefon ke -5

"Hallo, Nar kau baik baik saja?"

"Ha..-hallo," sapa gadis di seberang telefon dengan nada suara yang terdengar serak.

"Hei, kau dimana? Aku akan kesana," ujar Louis tanpa basa basi menuju inti pembicaraan.

"I'm Ok, sekarang aku tak dapat memberitahu keberadaan ku, hanya saja untuk beberapa waktu ke depan sepertinya aku tak dapat bertemu denganmu, maafkan aku harus menunda pertemuannya."

Dengan cepat Louis mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah masalah besar untuk saat ini, yang terpenting baginya hanyalah mengetahui keberadaan Nara dalam keadaan baik baik saja.

"Terimakasih."

"Tak masalah, kau memang perlu waktu, dan juga tenangkanlah dirimu dengan baik, jika kau memerlukan ku kabari aku, aku selalu ada untukmu."

Setelah nya pembicaraan pun berakhir, dan Louis mau tak mau mengakhiri obrolannya dengan Nara.

Ada perasaan sedikit kecewa yang Louis rasakan saat ini, hanya saja menyadari bahwa ia sendiri pun tak dapat egois dengan apa yang tengah terjadi pada Nara.

Dilain tempat ....

Jerman

"Ini handphone mu, aku sudah mengatakan padanya apa yang kau instruksikan sebelumnya, dan dia sangat khawatir padamu Nar."

Dengungan pelan tampak terdengar dari belah bibir Nara. Gadis itu sudah jauh lebih tenang dan berpikir logis.

Sembari tangan Nara mengambil hanphonenya  dari Nate, gadis itu mencoba mendudukkan dirinya di ranjang dimana Ed meminta nya beristirahat disana.

"Istirahatlah, tubuhmu lemah saat ini, dan sebaiknya kau tak memikirkan apapun, karena semua yang sebelumnya sempat kau fikirkan. kini sudah di selesaikan masing masing."

"Hng, aku mengerti Nate, terimakasih."

"Welcome."

'Kuharap kau benar benar mendenagarkanku Nara.'

———

Leave a comment, vote and gift