webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · Fantasi
Peringkat tidak cukup
228 Chs

Jadwal

Seorang pemuda dengan tergesa gesa datang menghampiri sang sahabat yang dengan santai duduk di salah satu kursi dekat bar mini di tempat yang memang merupakan basecamp mereka.

"Louis, apa kau jadi bertemu dengan gadis itu kemarin? Lalu bagaimana responnya? Apa kau ba—"

"Jack, bisakah kau tak membuat telinga ku ini pengang dengan suaramu yang banyak pertanyaan itu," ujar Louis pada Jack yang datang menghampiri nya dengan terburu buru.

Jack melipatkan kedua tangannya di dada dan menatap lurus ke arah Louis menunggu jawaban yang akan di jawab oleh Louis akan pertanyaan nya sebelumnya.

Louis menghela nafasnya sejenak, dan setelah nya dengan santai Louis mengatakan bahwa kemarin ia telah bertemu dengan Nara, dan hari ini sekali lagi ia mengajak Nara untuk bertemu dengannya.

'What?!'

"Kau yakin baik baik saja Louis? Apa kau tak memerhatikan ada orang yang mengikutimu? Atau apakah ada yang menghadang mu di tengah jalan?"

Untuk beberapa saat Louis jujur saja tak memahami maksud dari apa yang di katakan oleh sahabatnya itu.

Seingatnya saat pertemuan kemarin tak ada hal aneh yang terjadi, apalagi ia sendiri tak melihat ada orang yang memantau atau mengikutinya dari jauh.

"Kau ada ada saja Jack, jangan terlaly berhalusinasi okay," kekeh Louis sambil menepuk pundak Jack.

Jack menghela nafas nya kasar. Sungguh sedari kemarin Jack tampak sedikit gelisah mendengar Louis akan bertemu dengan Nara.

Banyak orang yang mengatakan bahwa jika ada pemuda yang mendekati Nara, terlebih pemuda itu tak meminta izin lebih dulu pada kakaknya maka sama saja jika dia berurusan dengan ketiga kakak dari Nara, dan terakhir kali ia tak sengaja mendengar dari salah satu sahabat Nara yang tak lain Finn, mengatakan bahwa sang kakak dari Nara lah yang memintanya menjauhi diri dari Nara jika tak mau celaka.

"Itu hanya isu belaka Jack, buktinya saja aku baik baik saja, jadi sepertinya kau tak usah mempercayai hal hal seperti itu," ujar Louis berusaha santai, walaupun dalam hatinya ada terbesit bahwa rasa penasaran dari apa yang di katakan oleh Jack tersebut.

Apakah benar isu tersebut? Mungkinkah Louis hanya beruntung kemarin?

Kira kira hal itulah yang langsung terfikirkan oleh Louis.

Jack mengendikkan bahunya pelan. Ia hanya berharap bahwa sahabat nya itu baik baik saja, sebab menurutnya Louis adalah orang baik, hanya saja terkadang sikap nya tak disukai banyak orang dan di salah pahamkan, untuk itu Louis banyak mendapatkan predikat yang terlalu bagus.

"Kau akan bertemu dengannya jam berapa?" tanya Jack penasaran.

Louis mengendikkan bahunya pelan, dan mengatakan bahwa Nara lah yang nanti akan mengabarinya, dan hingga saat ini gadis itu belum menentukan jam dan tempat dimana akan terjadi pertemuan di antara keduanya.

"Good luck, semoga kau bahagia, dan sebaik nya kau kurangi penyakitmu yang suka sekali bosan memiliki hubungan dengan wanita, dan pada akhirnya terjadi kesalahpahaman."

Kali ini nada suara Jack lebih bijak, seolah benar benar menasihati Louis.

Sejenak Louis menatap lurus ke arah Jack dan tak lama menepuk pundak Jack pelan.

"Thank you Jack, semoga saja yang kau ucapkan terkabul, aku pun tak ingin selalu di cap seperti ini Jack."

"Aku tahu brother!"

***

"Nara, sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kau tiba tiba saja datang kepadaku, dan setelah nya kau langsung mengajak ku keluar seperti ini?" tanya Nate yang tak suka dengan cara Nara seperti itu.

Nara sedikit menggigiti bibirnya kecil, dan tak lma ia memberitahu akan pesan Louis semalam, yang tak lain mengatakan padanya bahwa pemuda itu mengajak nya bertemu kembali, dan Nara memperbolehkannya.

"What? Mengapa hari ini Nara?! Kau tak mendiskusikannya dulu padaku," ujar Nate cukup kesal pada adiknya.

"Ma..-maaf kan aku Nate, kemarin aku terlalu senang, dan tanpa sadar aku mengiyakan nya saja. Aku baru ingat jiwa kita masih tertukar, walaupun aku sudah tidur, dan pada kenyataannya saat terbangun jiwa ku masih ada di dalam tubuhmu," ujar Nara panjang lebar.

Nate memutarkan maniknya malas. Jujur saja ia kaget dengan yang diucapkan oleh Nara.

'Aish, bagaimana ini, hari ini Ka Dru lah yang akan mengawasi,' benak Nate sembari manik nya menatap kaca spion ke belakang.

Ya, Nate dan Nara sedang berada di dalam mobil, untuk itu sudut ujung manik Nate sedari tadi menatap awas ke belakang.

Nate tak dapat berkata apa apa, melainkan ia memijit keningnya pelan.

"Nate, ada apa? Aku sangat salah ya? Bukankah kau kemarin santai santai saja, lalu mengapa hari ini kau gelisah, dan cenderung marah padaku?" tanya Nara yang masih menyetir mobil tanpa tahu arah tujuan nya kali ini.

"Ya, kau salah Nar, lebih tepat nya aku juga kesal padamu karena kau mengambil keputusan sendiri, lalu kau mengambil hari yang tak tepat Nara," ujar Nate pada akhirnya.

"Maksudnya bagaimana Nate? Aku tak paham. Mengapa ada hari yang tepat dan tak tepat?" tanya Nara dengan polosnya.

'Astaga! Apakah Nara memang benar benar tak menyadari keberadaan kami, atau bagaimana?' benak Nate.

Nate menarik nafas nya dalam dalam dan menghela nya pelan. Sebisa mungkin Nate menurunkan emosi nya terlebih dahulu, sebab ia tak mungkin memaki atau pun mengatakan kasar pada adik kesayangannya itu.

"Nar, apakah kau menyadari bahwa kami selama ini menjagamu dari jauh?"

Mendengar hal itu Nara tentu saja menganggukan kepalanya, sebab ia sendiri pernah memergoki orang yang tak ia kenal tampak mengikuti nya. Awalnya ia fikir penguntit, tetapi setelah ia memastika beberapa kali saat ia tak sengaja dalam kesulitan, maka orang orang yang mengikuti nya tampak membantunya, jadi ia dapat menduga bahwa orang itu bukanlah penguntit, melainkan penjaganya yang ia yakini dari kakak kakak nya yang posesif.

"Baguslah jika kau menyadarinya, jadi lebih mudah untukku dalam menjelaskannya padamu," ucap Nate.

Nara mengerutkan keningnya pelan, dan menatap ke arah Nate.

"Jangan menatap ku, kau harus menatap jalan jika tak ingin kita celaka."

Nara mempoutkan bibirnya dan menuruti perkataan Nate.

"Baiklah, aku akan menjelaskan secara garis besar saja, jadi—"

Nate yang seolah ingin menggantungkan kalimatnya langsung menatap kan lirikan tajam dari Nara.

"Yha! Lihat ke jalan Nara!"

"Kau menyebalkan Nate!"

"Mau aku lanjutkan tidak?"

Terdengar dengusan kecil dari belah bibir Nara, dan tak lama sebuah anggukan kecil Nara berikan pada Nate sebagai jawaban.

"Kami bertiga memiliki jadwal tersendiri menjagamu, dan kemarin adalah jadwalku, sehingga aku dengan mudah menyesuaikan jadwal dan pengaturannya, sedangkan hari ini adalah jadwal Ka Dru, jadi kau dapat membayangkan sendiri apa yang terjadi jika ia melihat mu atau mungkin disini aku yang akan berperan menggantikanmu menemui Louis, kau paham maksudku kan?"

'What? Ka Dru!'

Ckitt ...

———

Leave a comment, and vote