webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · Fantasi
Peringkat tidak cukup
228 Chs

Ambigu

Dru dan Ed tengah berjalan mendekati Nara dan Nate yang berada di depan ruang rawat inap Craige.

"Mengapa kalian di luar bukankah seharusnya kalian di dalam menemani Mom?" tanya Ed pada Nate dan juga Nara.

Keduanya tak ada yang langsung menyahut, melainkan menutup mulut nya rapat rapat.

"Apakah kau tadi sedang menghubungi seseorang? Siapa yang kau hubungi?" tanya Dru kali ini.

Lagi lagi keduanya saling terdiam berusaha menutupi hal yang tengah terjadi.

Sejenak Nate mencoba menatap Nara yang berada disampingnya. Pandangan manik Nate seolah sedang menanyakan apa yang harus ia jawab kali ini.

Nara sedikit mengelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban pada Nate, sebab ia sendiri pun tak tahu apa yang harus ia lakukan pada kondisi terjepit seperti saat ini.

"Ah ... itu, tadi nya aku hendak menelfon Ka Dru dan Ka Ed, kami hendak menyusul, tetapi saat melihat kalian sudah datang tentu saja aku tak jadi menelfon."

Dru, dan Ed serentak menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Nara yang terdengar masuk akal.

"Kalian sudah haus?" tanya Ed kali ini sembari menyerahkan minuman kesukaan Nara yang ia ingat.

"Terimakasih, Ka Ed memang yang terbaik," ujar Nate mengikuti kebiasaan sang adik.

"Jadi hanya Ed yang terbaik? Lalu bagaimana denganku? Apakah kakak tak menjadi yang terbaik untukku?" tanya Dru berpura pura merajuk pada Nate yang ia kira adalah Nara.

Nate menatap kearah Dru dan berpura pura berfikir, tetapi tak lama ia memberikan jempol pada Dru dan mengatakan pada Dru dan Ed bahwa kedua kakak nya adalah yang terbaik.

"Bagaimana denganku?" lirih Nara tiba tiba yang tak ingin ketinggalan.

"Mmm ... aku pertimbangkan," lirih Nate tiba tiba seraya menggoda Nara.

Ia ingin tahu apa yang alan di katakan oleh Nara jika ia mengatakan demikian. Apakah Nara akan berbalik menjadi sosok dirinya kembali, atau tetap mempertahankan aktingnya sebagai Nate, sebab selama ini Nara lah yang sering melakukan banyak kesalahan dalam memainkan peran satu sama lain.

"Yak! Kau menyebalkan, bukankah kau seharusnya menghiburku dengan ucapan manis mu sama seperti kepada ka Ed dan Ka Dru?" lirih Nara kesal.

Sontak Nate tergelak tawa dibuatnya mendengar jawaban Nara. Bukan hanya Nate melainkan Ed dan Dru juga ikut tertawa mendengar perkataan Nara.

Sungguh menurut mereka apa yang di lakukan oleh Nara, bisa di bilang adalah hal yang langka.

"Aku tak tahu jika kau dapat merajuk karena cemburu jika Nara mengatakan kata seperti tadi pada kami," ujar Dru santai pada Nara yang kini masih berada di tubuh Nate.

Ingin rasanya ia berteriak dan mengatakan pada sang kakak bahwa ia bukanlah Nate seperti yang di sangka oleh Dru dan Ed, melainkan adalah Nara, gadis yang selama ini sangat di sayangi dan di jaga oleh kedua kakaknya itu.

"Oke, aku rasa aku hanya terbawa suasana," lirih Nara pada akhirnya berusaha menahan emosi nya yang sebenarnya masih menggebu gebu ingin mengatakan kebenaran yang pada kenyataannya tak dapat diungkap hingga saat ini.

Ed, Dru, dan juga Nate hanya menganggukan kepalanya mendengar perkataan Nara. Toh sebenarnya tak masalah juga jika Nate yang mereka fikirkan akan melakukan sikap sperti tadi, hanya saja terkesan luar biasa.

"Come in, aku rasa Mom juga menunggu minuman ini," ujar Nate sembari menunjuk cup yahg masih di pegang oleh Ed.

"Kurasa begitu."

***

Mobil Sue melaju cepat layak nya seorang pembalap. Hati nya berkecamuk menyalahkan dirinya sendiri, dan menyalahkan orang yang menurut nya pantas bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Craige.

Bagaimana Sue benar benar yakin? Bukankah dari cctv yang di dapatkan Ed saja tak terlalu jelas, dan plat mobil yang terekam adalah plat nomer palsu bukan?

Tak terlalu lama Sue telah sampai di sebuah kediaman megah, dengan banyak nya penjaga yang ada di sekitar rumah itu.

Banyak orang berpakaian hitam yang menyapa gadis itu dari kejauhan, dan tentu nya bukan menyapa secara langsung melainkan dengan membungkukan setengah badannya pada Sue, dan hanya di balas oleh Sue dengan lambaian tangan semata.

Brak!

"Dimana Mr.Cale?" tanya Sue tergesa gesa.

Para pelayan yang berada di hadapan Sue tak ada yang berani menjawab, bahkan saat Sue menanyakan orang yang di maksud para pelayan justru menundukkan kepalanya.

"Odet apakah kau mendengar pertanyaanku? Dimana Mr. Cale?"

Odet sejenak manik nya menatap ke arah jauh di belakang Sue, tetapi setelah nya gadis itu justru menggelengkan kepalanya sebagai jawaban pada Sue.

"Odet?"

"Tak bisakah kau memanggilku dengan benar? Aku ayahmu dan bukan orang lain sayang."

Deg!

Sue mengalihkan pandangannya ke arah tepat di belakangnya.

"Siapa target mu kali ini?"

Pertanyaan itu yang justru gadis itu lontarkan pertama kali pada Cale. Cale mengerutkan keningnya bingung. Ia tak pernah berharap atau pun berfikir bahwa Sue akan pulang ke rumah nya justru menanyakan mengenai pekerjaannya dan bukan menyambut dirinya dengan hangat.

"Wait ... apa maksud mu? Mengapa tiba tiba kau bertanya seperti itu? Tidakkah seharusnya kau berbasa basi atau melakukan hal manja pada orang tuanya seperti gadis gadis lainnya, apalagi kau baru menginjakkan rumah ini kembali setelah hampir 7 bulan kau tak pulang sama sekali bukan?" ujar Cale panjang lebar layaknya berkeluh kesah pada putrinya itu.

"Mr. Cale siapa target mu kali ini? Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku membencimu jika aku mendapati kau melakukan hal yang sama seperti yang ku dapati sebelumnya?"

Deg!

Manik Cale sedikit membulat. Rasa cemas tiba tiba saja menggelayar di hatinya. Ia tak mengharapkan mendengar kalimat yang ingin ia jauhi.

"Apa maksudmu? Aku tak me—"

"St. Georgia Hill kau yang melakukannya bukan?" tanya Sue yang memotong sanggahan dari Cale.

Para pelayan yang sedari tadi masih berada tak jauh dari Sue dan Cale, perlahan mulai menjauhi kedua orang pemilik rumah itu, sebagaimana peraturan tak tertulis di rumah itu adalah tutup mata, tutup telinga rapat rapat dan tak ikut campur dengan privasi keluarga tersebut.

"Darimana kau dapatkan informasi itu?"

Jika sebelumnya Cale bersikeras menyanggah apa yang di katakan oleh Sue, kini secara perlahan Cale justru menggali informasi mengenai sampai dimana Sue mendapatkan informasi yang gadis itu miliki.

"Tak penting, yang terpenting aku ingin mengetahui kebenarannya."

Cale memijit kening nya pelan. Hal ini yang tak ia ingin kan. Ia tak mau putri yang ia sayangi justru terlibat.

"Pencuri dan pengkhianat."

Sue mengerutkan keningnya bingung ia tak dapat menyimpulkan apapun dari perkataan Cale yang terkesan ambigu dan sebuah penolakan.

"Itu bukan aku, tetapi aku."

"Arggh Mr. Cale jangan membuatku bingung!"

"Panggil aku Dad," ujar Cale dengan nada bicara yang terdengar dingin di bandingkan sebelumnya. "Jangan ikut campur, hingga saat ini aku hanya dapat memberitahu mu akan perkataan ku sebelumnya, kurasa kau cukup cerdas menyimpulkannya karena kau putriku," lanjut ucap Cale sebelum meninggalkan Sue penuh kebingungan atas pernyataan Cale yang ambigu.

———

Leave a comment, vote and gift