webnovel

Jenius Yang Nakal

Alisya, gadis yang terbiasa dilatih menjadi seorang prajurit sejak kecil oleh ayah dan kakeknya. Berkat kemampuannya tersebut, dia berhasil lolos dari sebuah organisasi hitam yang sangat berbahaya. Suatu ketika saat ia memasuki sekolah SMA dia bertemu dengan Adith yang merupakan orang no 1 di sekolahnya dengan ketampanan yang sangat mempesona dan Kejeniusannya yang luar biasa. Entah bagaimana dengan sifat nakalnya, ia terus berusaha menarik perhatian Alisya namun aura membunuh sang gadis sempat menggetarkan Adith. Apakah Alisya membenci Adith? Tapi...mengapa Alisya masih terus berusaha melindungi Adith meski dalam keadaan setengah sadar? Apakah yang terjadi pada mereka sebenarnya? Siapa Alisya dan apakah alasan dibalik Alisya yang begitu ingin melindungi Adith dengan mempertaruhkan nyawanya?

Hasrahnian_Hasnan · Fantasi
Peringkat tidak cukup
810 Chs

Apa kalian buta???

Seorang guru segera mengambil mic dan membuka acara pelaksanaan presentasi yang dijadikan sebagai bahan ujian bagi para siswa. Berbeda dengan sekolah lain yang biasanya pertengahan semester akan dilaksanakan ulangan tengah semester, SMA Cendekia Indonesia malah mengadakan ujian dengan cara yang berbeda, yang jika tidak memungkinkan memiliki poin yang bagus bisa jadi mereka akan dikeluarkan. Inilah kenapa sekolah ini memiliki siswa-siswi dengan tingkat kecerdasan yang rata-rata cukup tinggi.

"Seperti yang kalian ketahui, bahwa tiap tahun akan diadakan tes dengan 3 tahapan yaitu tes pengetahuan, keahlian dan yang terakhir presentasi. Namun tahun ini kami mengadakan sedikit perubahan, dimana satu tes bisa mencakup ketiga tes tersebut!" Pernyataan ini sontak saja membingungkan para murid, tidak terkecuali para elit.

"Tes kali ini hanya akan diadakan satu tes saja, dimana tiap tim yang terdiri dari ketua dan partnernya akan membawakan presentase. Setiap sesi, akan ada tanya jawab dengan para juri atau penilai, sehingga pengetahuan dan keahlian dalam presentase bisa secara langsung mendapatkan penilain. Selain itu, akan ada tambahan nilai dari para siswa-siswi yang hadir dengan menekan tombol nilai. Silahkan lihat pada bagian bawah kursi kalian." Kepanikan segera saja membahana di ruang aula presentasi.

Alisya hanya tersenyum sinis mendengar pengumuman yang mendadak ini. Adrenalinnya seperti terpacu dan tertantang akan gebrakan yang akan terjadi nantinya. Melihat sifat tenang alisya, Adith juga menarik senyum tipis dan memperbaiki posisi duduknya. Ia merasa kalau akan ada banyak kejutan yang akan terjadi nanti.

Presentasi yang sudah dimulai, dengan beberapa siswa yang beranggotakan tim elit kalah oleh serangan serangan yang dilakukan oleh pak Amir. Hal ini memperlihatkan betapa sulitnya tes kali ini yang sedang mereka jalani, namun mereka masih bisa menyelesaikan beberapa serangan dari dua juri lainnya, sehingga kemampuan mereka tidaklah dapat dianggap remeh.

"Sekolah ini benar-benar mencari bibit unggul sebagai wajah Indonesia dalam tingkat dunia." Karin merasa kagum dengan semua kemampuan para siswa-siswi yang melakukan presentase.

"Kau benar, bahkan tema dan bahan yang mereka bawakan semua mengangkat isu serta kejadian yang sedang menjadi pelik pada saat ini." Alisya yang juga merasakan hal yang sama.

"Tapi sepertinya itu tidak cukup memuaskan pak Amir. Dari tadi ia selalu memberi nilai dibawah 60 dan selalu memberi serangan mematikan kepada tiap peserta." Timpal Adith.

"Ia sedang mencari seseorang yang mampu memberikannya serangan balik untuk bisa memberikannya nilai sempurna." tambah Riyan.

Analisa dari kedua orang itu cukup masuk akal mengingat pak Amir masih menunjukan ekpresi kurang puasnya.

"Ya kau benar, bahkan kalian yang mengangkat tema mengenai likuifaksi yang baru saja terjadi di palu dan menampilkan proses terjadinya pun hanya mendapatkan nilai 60 olehnya." Terang Alisya kemudian.

Peserta yang tampil sudah hampir semua, menyisakan Adith dan Alisya serta Zein dan Miska. mereka menjadi peserta yang sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh orang yang ada didalam aula tersebut.

"Kedua peserta terakhir ternyata memiliki tema pembahasan yang sama. Untuk itu, kedua tim diharapkan untuk berada diatas panggung." Ucap salah seorang juri yang diketahui semuanya bernama ibu Yosi.

Alisya yang nampak bingung melihat ke arah Miska yang tersenyum dalam diam namun sudut matanya merasa bahwa ia telah menang.

"Bagaimana bisa? Bukankah kau bilang belum ada yang mengambil tema ini?" Tanya Zein kesal setengah berbisik kepada miska.

"Aku tidak tau apa yang terjadi, kita akan liat nanti" Miska menenangkan Zein.

Zein adalah tipe yang memiliki abisius dan daya saing yang tinggi menyebabkan ia tak begitu suka dengan kejadian yang baru saja terjadi.

Alisya menatap kewajah Adith yang hanya diberi isyarat untuk ke panggung saja terlebih dahulu dan melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi.

"Bagaimana bisa tema kalian sama? Bukankah dari awal kalian tidak diperbolehkan mengambil tema yang sama? " Tanya Ibu Yosi kepada kedua tim ketika mereka sudah berada diatas panggung.

Seisi aula sudah mulai kacau dengan opini masing-masing.

"Tolong berikan penjelasan kalian. Dimulai dari timmu, Zein." Tambah Pak Affandi seorang juri lainnya.

"Sepertinya ada kesalahpahaman pak, tim kami sudah memutuskan untuk mengambil tema ini jauh sebelumnya." Terang Zein.

"Maaf pak, tapi tim kamilah yang sudah memberi ajuan terlebih dahulu." Alisya memberi penjelasan cepat.

"Kau belum dipersilahkan untuk berbicara." Tegur pak Amir dengan nada jengkel. "Kalian taukan kalau temanya sama, maka akan di diskualifikasi dengan tak mendapatkan poin apapun dan terancam dikeluarkan dari sekolah! Kami tidak membutuhkan siswa-siswi yang kurang mampu bersaing. " Ancamnya lagi.

Seolah olah merasa terancam, Miska membuka mulutnya.

"Ummm... Sepertinya Alisya mencuri bahan presentase kami pak!" Ucap miska dengan ekspresi yang meragukan.

Perkataan Miska menujuk batang hidung Alisya sontak saja menbuat seisi aula menjadi semakin ribut dengan sorakan menghina.

"Kamu tau konsekuensi yang kamu katakan, jika itu tidak benar, Miska?" Ibu Yosi mengingatkan.

"Tentu saja bu, saya punya buktinya kok!" Ucap miska meyakinkan pernyataanya.

"Baiklah, silahkan tunjukkan buktinya." Tambah pak Affandi.

Miska segera menuju ke tempat proyektor dan memasukkan sebuah flash, lalu menampilkan sebuah rekaman dimana terlihat potongan video Alisya yang sedang mengambil flash di bawah meja komputer yang digunakan oleh Miska.

Melihat video itu sontak saja semua orang menyoraki Alisya dengan penuh hinaan dan melemparinya dengan kertas. Karin mulai panik dengan keributan yang sedang terjadi, sedang pak Amir semakin marah dan tidak menyukai Alisya. Rinto dan Yogi yang duduk paling belakangpun segera berdiri mendekat mempersiapkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.

"Alisya, perbuatanmu itu adalah tindakan yang sangat buruk!!!" Ibu Yosi meninggikan suaranya.

"Kamu bisa dikeluarkan dari sekolah dan takkan bisa mendaftar disekolah manapun yang ada di Indonesia". Tambah pak Affandi jengkel.

"Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu!" Tunjuk pak Amir geram.

Adith melirik kepada Alisya, yang hanya tersenyum penuh arti. Ia bingung bagaimana bisa Alisya hanya berdiri disana sambil tersenyum tenang, melihat dirinya sedang mendapatkan fitnah yang sangat berbahaya bagi dirinya nntinya. Ketenangan Alisya, membuat Adith menantikan sikap Alisya.

"Apa kalian buta atau keterlaluan bodoh sih???" Alisya tersenyum sinis.

Ucapannya membuat pak Amir semakin marah. Seluruh ruangan juga merasa terhina dengan kata-kata tajam Alisya.

"Apa maksudmu berkata seperti itu?" pak Amir berdiri dari tempat duduknya menatap tajam ke arah Alisya.

Adith hanya tertawa melihat reaksi yang dilakukan oleh Alisya, membuat seluruh ruangan menjadi semakin panas.

"Mudah saja untuk mendapatkan kesalahan dari video tersebut, itulah kenapa aku berkata kalian semua buta dan cukup bodoh karena tertipu oleh potongan video ini. Kesalahan kalian dari awal adalah sudah memberikanku penilaian buruk tanpa mengenaliku lebih dalam." Terang Alisya sambil melemparkan pandangannya keseluruh ruangan.