Bukan teman

Makan siang di kantin kantor membuatku dan Una kembali bertemu. Menu makanan di perusahaan ini terasa tidak cocok di lidah. Makanan yang cocok untuk para manusia yang ingin menjaga berat ideal tubuhnya. Entah siapa yang membuat aturan seperti ini, pantas saja semua wanita di kantor ini selain cantik juga sangat seksi.

"Rose, apa yang elu pikiran?" kejut Una padaku.

"Ah? Eng… Aku…" aku menahan kata yang ingin aku sampaikan pada Una.

"Akh, sudahlah. Aku sangat yakin nama itu bukan nama satu orang saja, di dunia ini bukan hanya dia yang memiliki nama seperti itu. Tapi jika pun orang tersebut memiliki nama yang sama, aku harap sifat nya akan berbeda. Ih, ngeri ah." Una bergidik sembari menyeruput kopi yang baru saja dia letakkan di tengah meja.

"Hem, aku harap akan demikian. Rasanya akan sangat tidak nyaman jika perusahaan ini adalah milik Alex, mantanku."