Setiap pagi, hingga sore hari, berjam-jam, tiap menit dan detik yang ku lalui terasa begitu berat. Meski sekuat tenaga aku menahan diri, untuk terus bertahan dan profesional dalam bekerja.
Siapa yang sebenarnya salah? Aku membutuhkan pekerjaan, dan perusahaan ternama ini menerimaku hanya dalam hitungan hari saja. Bukan kah itu hal yang membanggakan?
Tok tok tok
Aku tersentak mendengar ketukan pintu di sela lamunanku.
"Masuk..." sahutku sembari mengerjapkan kedua mataku.
"Selamat siang, Ibu Rose." senyuman yang selalu menjadi hiburanku saat sedang kacau seperti ini.
"Siang, pak Rey."
"Ck, kita hanya berdua. Kenapa masih memanggilku bapak?" Rey melangkah masuk ke dalam ruanganku tanpa di suruh.
"Ayo, makan siang bersama!" ajaknya setelah duduk di sisi meja kerjaku.
Aku masih menatapnya, setelah mengetahui dia adalah adik dari seorang lelaki yang pernah menyakitiku. Rasanya ingin membalaskan semua dendam itu padanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com