Arsya pun memukul kepala Radit tanpa pertimbangan. Dan itu membuat Radit benar-benar kesakitan karena ulah Arsya.
"Gila lo, kayak bisa pijitin orang aja. Lo emangnya punya sertifikat ahli pijit? Jangan coba-coba lo!" Arsya tidak mau kalau Radit salah pegang.
Tangan Radit yang memegangi kaki Arsya pun seger ditepisnya.
"Enggak sih. Tapi kan bisa dicoba," ucap Radit sambil terkekeh.
Dan tiba-tiba, serangan mendadak datang dari pembalasan dendam Arsya. Ternyata Arsya hanya pura-pura nelangsan akibat kakinya yang sakit. Padahal, Arsya tidak benar-benar kesakitan.
Dia hanya ingin agar Radit mendekat padanya dan Arsya bisa puas menjambak rambut Radit.
"Lo kurang ajar ya lo! Ngelawan ke gue," kata Arsya sambil cekikikkan.
"Ih apan sih lo, Kak? Lo mau perang sama gue? Lo kesepian ya, makanya lo nyari gara-gara? Lepasin, perih, aww!" Radit tidak bisa banyak berontak.
Takutnya rambut hitam Radit yang bagus bisa tercerabut oleh tangan Arsya yang menjambak kuat rambut Radit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com