"Kamu Zehra, dan aku Zahra. Kita adalah saudara kembar yang terpisah sejak kecil Zehra, tapi kini tuhan mempertemukan kita di dunia yang berbeda. Zahra sebaiknya kau berhati-hati dengan Bima"
Mimpinya seketika buyar, ketika Zahra tiba-tiba terbangun. Nafasnya terengah-engah, Zahra mencoba untuk mengatur nafasnya. Lagi-lagi mimpi itu datang dan selalu mengatakan hal yang sama. Zahra segera meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada Jihan, jika besok Zahra akan menemuinya di rumah.
Zahra kembali meletakkan ponselnya dan segera menenggak habis air mineral yang ada di gelas. Zahra memutuskan untuk mencuci wajahnya, lalu membuka kembali buku diary milik mendiang Zahra. Ia mengernyitkan dahinya ketika membaca bagian terakhir dari isi buku diary mendiang Zahra, karena di halaman terakhir Zahra menulis kan tentang dirinya saat pertama kali bertemu dengan Bima.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com