webnovel

JANGAN PANGGIL AKU KUCING

Dimas tak pernah menyangka bahwa kehidupannya akan berubah, saat dirinya merantau ke Ibu kota demi mengadu nasib. Berawal sebagai seorang pelayanan restoran di Jakarta, bekerja berkat bantuan teman lamanya bernama Vano. Namun, beberapa bulan kemudian Dimas berhenti dan bekerja di salah satu tempat hiburan malam. Semula, semuanya berjalan normal hingga suatu ketika ia diperkenalkan dengan seorang wanita bernama Jen. Jen sendiri merupakan wanita bayaran. Jen menawarkan kepada Dimas untuk meninggalkan perkerjaannya dan menjadi cowo bayaran (Escort) agar hidupnya bisa berubah. Pada awalnya Dimas bimbang, namun akhirnya ia mencoba jalan barunya tersebut. Benar saja, setelah berubah haluan dan menjadi cowo bayaran, kehidupannya berubah drastis. Hingga pada suatu ketika, ada seorang pelanggan bernama  Hans yang ingin memakai jasanya. Mulanya Dimas pun menolak, karena ia sama sekali tidak tertarik dengan pria apalagi sampai harus melayaninya. Namun, uang seakan menjadi senjata yang meleburkan harga diri. Hubungan Dimas dan Hans pada awalnya hanya sebatas pelanggan dan pemberi jasa. Namun, waktu seakan mengubah semuanya. Cinta yang tumbuh diantara keduanya seakan menjadi abstrak hingga terjalin sebuah hubungan terlarang. Hingga pada suatu ketika hubungan mereka diketahui oleh istri Hans yaitu Vera dan anak sulungnya bernama Chris. Vera bersama anak sulungnya melabrak Dimas dikediamanya. Karena kejadian itu hubungannya dengan Hans  menjadi renggang. Dimas pun seakan menghilang ditelan bumi. Setelah bertahun – tahun menghilang siapa sangka waktu mempertemukannya kembali, namun kali ini bukan dengan  Hans melainkan dengan Chris anak sulung dari Vera. Mereka yang awalnya bermusuhan karena kejadian dimasa lalu, justru menimbulkan benih – benih cinta diantara keduanya. Hingga konflik yang lebih tragis terjadi lagi dan membongkar siapa sebenarnya Dimas,  Hans, Vera dan Jen. .....

Ansyah_Ibrahim
Peringkat tidak cukup
27 Chs

PART 18 - PACAR KU ADALAH AYAH KU

SEMUA TEKA – TEKI TERJAWAB SUDAH

"Ada apa Dim?". Chris mencoba menenangkannya. Dimas nampaknya begitu terkejut ketika mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mengetahui bahwa kehidupan begitu penuh misteri dan teka – teki. Tapi kini teka – teki itu mulai terbaca. Teka - teki ini siap membuka mata mereka selama ini tertutup naifnya kehidupan duniawi.

Ia memeluk Chris dengan begitu erat. Layaknya bayangan yang tak ingin kehilangan raganya. Air matanya mulai mengalir, seperti layaknya hujan di musim dingin.

"Dim, ada apa. Mengapa kau menangis?" Tanya Chris sembari mengusap air matanya.

"Aku tidak tahu harus berkata apa Chris"

"Kau boleh cerita saat kau sudah siap". Chirs seolah memberi kekuatan pada Dimas yang kini tengah rapuh dihantam kejamnya dunia.

"Hans…adalah ayah ku".

Pernyataan itu seperti petir di siang bolong yang menghantam dunia.

"Ayah mu?Tapi, bagaimana mungkin?". Ia mencoba mengelak. Berusaha menepis kenyataan yang ada dengan segala cara.

"Karena wanita yang berada di makam Hans adalah ibuku".

Meski semua jawaban telah terjawab sudah, namun tetap saja masih ada teka – teki yang belum terungkap. Teka – teki tentang semua ini. Tentang kehidupan antara cinta ayah & anak. Cinta yang bukan hanya terlarang tapi juga haram. Apakah ini takdir Tuhan atau hanya kebusukan duniawi.

Sekalipun berfikir dengan logika, tetap saja kehidupan bukanlah rumus matematika yang bisa diukur dengan angka. Apapun bisa terjadi, dan kita tak pernah tahu tentang apa itu takdir Tuhan yang sesungguhnya.

….

MASA LALU...

Jakarta, 19 Juli 1980…

Beberapa tahun sebelum menikah dengan Vera, Hans pernah dekat dengan seorang wanita bernama Dian. Sosok wanita yang cantik, penuh perhatian dan begitu lembut. Dian adalah sosok wanita yang seakan mengisi kekurangan Hans.

Perjalanan cinta kasih kedua insan ini pun mulanya terbilang mulus. Sampai pada akhirnya derajat sosial memisahkan keduanya. Dian dan Hans bagaikan Langit dan Bumi.

Wanita kelahiran Yogyakarta ini berasal dari keluarga yang berada. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang cukup dipandang. Berbeda dengan kehidupan keluarga Hans yang serba sederhana. Bahkan pada saat itu Hans masih menyewa rumah satu petak. Kedekatan Hans & Dian seolah mengupas kisah cinta yang direstui. Seperti halnya dongeng – dongeng di masa lalu.

"Keluar…Keluar!!!"

"Pah.." Dian memohon. Wanita itu terlihat menahan air matanya.

"Dengar ya anak muda, status keluarga kita berbeda. Jangan berharap kau bisa meminang putri ku".

Sembari menundukan kepala Hans berjalan perlahan – lahan keluar dari rumah sang kekasihnya. Hari yang ia harapkan menjadi gerbang kebahagiaan, justru berbalik arah. Ia seperti ditampar. Bukan. Bukan hanya ditampar, tapi juga dihina dan dipermalukan. Sebagai seorang laki – laki tentu hal itu menjadi tamparan yang begitu menyakitkan bagi dirinya. Harga dirinya seolah tidak ada artinya dimata keluarga Dian.

….

Langit & Bumi memang tidak akan pernah bersatu.

Tapi, bukankah dulu ia adalah satu kesatuan.

Mengapa menyatukannya seolah melawan takdir Tuhan.

….

Sejak kejadian itu hubungan diantara keduanya pun renggang. Mereka tak lagi seperti raga dan bayangan yang senantiasa mengikuti satu sama lain. Kini keduanya dipisahkan oleh sebuah status sosial. Kaya & Miskin adalah fakta. Kehidupan memang tidak pernah adil bukan.

….

Pagi itu Dian mendatangi Hans yang sedang duduk didepan rumahnya sembari membaca buku.

"Hans" Ujar Dian dengan begitu lembut.

"Dian, sedang apa kau disini?".

Pelukan hangat itu menerjang tubuhnya. "Aku tidak bisa hidup tanpa mu" Ujarnya sembari menahan air mata yang terjatuh membasahi pipihnya.

"Dian…Kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Ikutilah apa kata orang tua mu". Wajahnya begitu lesu. Ia seolah memupukan harapan yang sudah didepan mata. Langkah kakinya pun perlahan mundur.

"Apa hanya segini bukti cinta mu pada ku!"Bentaknya.

"Kau tidak akan pernah mengerti, bagaimana rasanya hidup dalam kesusahan". Ia menahan air matanya. Sesekali ia menatap langit yang terlihat mendung. " Ayah mu benar, aku tidak pantas untuk mu, jika kau terus melangkah bersama ku, kau hanya akan menderita".

"Bagaimana jika pada akhirnya aku siap menderita dengan mu".

Apakah Dian terlalu naif. Mana mungkin ada wanita yang ingin hidupnya menderita. Bukankah kebahagiaan yang ingin diraih saat kita melangkah untuk hidup bersama. Lalu, mengapa ia seolah siap melawan badai yang akan menerjang.

….

CINTA YANG TAK DIRESTUI ITU PUN AKHIRNYA MENYATU

Kedua insan yang tak direstui cintanya ini pun akhirnya melangsungkan pernikahan, meski secara sederhana dan hanya dihadiri oleh beberapa kerabat dekat saja. Bahkan orang tua Dian pun tak datang.

Setelah resmi menjadi suami – istri kehidupan rumah tangga keduanya terbilang cukup harmonis, meski masalah ekonomi menjadi hambatan. Penghasilan Hans yang tak seberapa membuat kehidupan rumah tangga mereka benar – benar berat. Bahkan pernah suatu ketika mereka benar – benar tidak memiliki uang untuk membayar uang sewa rumah.

Apa yang dikatakan oleh orang tuanya kini seakan menjadi kenyataan. Hidupnya begitu miris. Penuh kesusahaan dan jauh dari kebahagiaan. Tapi, Dian tidak ingin menyerah. Ia ingin tetap berjuang dan bersama sang suami sampai akhir hayat memisahkan.

Melihat kondisi putrinya yang begitu miris, sang ayah merasa iba. Ia pun memberikan bantuan kepada Dian. Namun, pemberian itu bukan tanpa celaan. Setiap kali orang tuanya memberi bantuan, selalu ada saja cibiran yang dilontarakan kepada Hans. Pada saat itu Hans hanya bisa terdiam dan seolah menerima kenyataan yang ada. Namun, semakin lama rasa dendam itu semakin membesar. Ia tak tahan setiap kali dihina oleh ayahnya Dian.

"Cukup!!" Bentak Hans. "Kau Tahu betapa sakitnya aku saat dihina oleh ayah mu".

"Hans, kau harus sabar" Pintanya.

"Sabar…Aku udah cukup sabar ya!!"

….

Pertengkaran hebat hari itu seolah membiaskan rumah tangga mereka. Ya, rumah tangga yang tak direstui memang seakan berjalan diatas tali yang rapuh. Sekali saja terjatuh, maka hancurlah.

Ditengah keterpurukan yang sedang melanda keluarganya. Hans bertemu dengan teman lamanya. Wanita itu bernama Vera, teman lamanya saat di SMA dulu. Wanita yang dulu sempat menaruh hati pada Hans ini, kini seolah dipertemukan kembali oleh sang waktu.

….

Seiring berjalannya waktu hubungan diantara keduanya pun semakin erat. Sampai pada akhirnya mereka menjalin hubungan terlarang. Hans yang dulu kini seakan telah berubah. Ia mulai jarang pulang, dan waktunya lebih banyak dihabiskan dengan Vera.

Setelah dua tahun menjalin hubungan terlarang dengan Vera, akhirnya kebusukan itu pun terbongkar. Hubungan mereka pun terkuak. Mengetahui sang suami yang berselingkuh dengan wanita lain membuat Dian naik pitam. Ia menampar Vera dengan begitu keras. Namun, bukannya membela Dian, Hans justru membela pacar gelapnya tersebut.

....

Melihat rumah tangganya yang sudah tak memungkinkan untuk bersatu, Dian memutuskan untuk bercerai dengan Hans.