webnovel

JANGAN PANGGIL AKU KUCING

Dimas tak pernah menyangka bahwa kehidupannya akan berubah, saat dirinya merantau ke Ibu kota demi mengadu nasib. Berawal sebagai seorang pelayanan restoran di Jakarta, bekerja berkat bantuan teman lamanya bernama Vano. Namun, beberapa bulan kemudian Dimas berhenti dan bekerja di salah satu tempat hiburan malam. Semula, semuanya berjalan normal hingga suatu ketika ia diperkenalkan dengan seorang wanita bernama Jen. Jen sendiri merupakan wanita bayaran. Jen menawarkan kepada Dimas untuk meninggalkan perkerjaannya dan menjadi cowo bayaran (Escort) agar hidupnya bisa berubah. Pada awalnya Dimas bimbang, namun akhirnya ia mencoba jalan barunya tersebut. Benar saja, setelah berubah haluan dan menjadi cowo bayaran, kehidupannya berubah drastis. Hingga pada suatu ketika, ada seorang pelanggan bernama  Hans yang ingin memakai jasanya. Mulanya Dimas pun menolak, karena ia sama sekali tidak tertarik dengan pria apalagi sampai harus melayaninya. Namun, uang seakan menjadi senjata yang meleburkan harga diri. Hubungan Dimas dan Hans pada awalnya hanya sebatas pelanggan dan pemberi jasa. Namun, waktu seakan mengubah semuanya. Cinta yang tumbuh diantara keduanya seakan menjadi abstrak hingga terjalin sebuah hubungan terlarang. Hingga pada suatu ketika hubungan mereka diketahui oleh istri Hans yaitu Vera dan anak sulungnya bernama Chris. Vera bersama anak sulungnya melabrak Dimas dikediamanya. Karena kejadian itu hubungannya dengan Hans  menjadi renggang. Dimas pun seakan menghilang ditelan bumi. Setelah bertahun – tahun menghilang siapa sangka waktu mempertemukannya kembali, namun kali ini bukan dengan  Hans melainkan dengan Chris anak sulung dari Vera. Mereka yang awalnya bermusuhan karena kejadian dimasa lalu, justru menimbulkan benih – benih cinta diantara keduanya. Hingga konflik yang lebih tragis terjadi lagi dan membongkar siapa sebenarnya Dimas,  Hans, Vera dan Jen. .....

Ansyah_Ibrahim · LGBT+
Not enough ratings
27 Chs

PART 19 - SEMUA TERJAWAB SUDAH

Setelah bercerai dengan Hans, tak lama kemudian kabar duka datang. Sosok wanita yang telah menemaninya dulu, telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Meski sudah tak bersama lagi namun kepergian Dian yang begitu cepat seolah membuat Hans tak percaya.

Meski sudah tak bersama lagi, namun kesedihan seolah tak bisa dibuyarkan. Air matanya menetes ketika jasad Dian dikebumikan. Sosok pria yang biasanya terlihat tangguh dan kuat itu, kini seolah menampakan kerapuhannya. Cinta sejati, itulah kata yang bisa dijabarkan atas kehilangan orang yang paling ia cintai dalam hidupnya.

PERNIKAHAN HANS DAN VERA

Mentari menyapa para tamu undangan yang datang. Kedua mempelai itu terlihat tersenyum sembari menyapa setiap tamu yang datang.

"Akhirnya kita menikah juga ya". Senyum dibibirnya seolah menggambarkan betapa bahagianya ia saat ini. Cinta yang dulu terhalang oleh dinding tebal, kini seolah dileburkan oleh sebuah pernikahan yang suci.

Benarkah. Bagaimana mungkin sebuah pernikahan dikatakan suci, jika diawali dengan hal yang tidak baik. Pernikahan mereka memang sah secara hukum dan agama, tapi jangan lupa bahwa semua itu dimulai karena perselingkuhan. Sampai kapankah rumah tangga yang diawali dengan perselingkuhan ini akan bertahan. Tentu tidak ada yang tahu, hanyalah mereka berdualah yang bisa menjawabnya.

Beberapa tahun setelah pernikahan, mereka dikarunai seorang anak laki – laki. Kehidupan rumah tangga mereka pun kini terasa begitu lengkap. Mereka hidup bahagia layaknya seorang pangeran dan permaisuri. Namun, hal itu tidak bertahan lama. Karena seperti pepatah mengatakan, apa yang kita tanam itulah yang kita tuai.

Setelah beberapa tahun menjalin rumah tangga dengan Hans, Vera merasa jenuh dengan kehidupannya. Pendapatannya yang jauh lebih tinggi dari Hans membuat dirinya angkuh.

"Apa ini mas, masa cuman segini?"Bentaknya.

"Kamu kan tahu sendiri, gaji ku memang hanya segitu" Ujarnya. Ia menundukan kepalanya seolah merasa malu dengan dirinya sendiri.

Uang yang ia genggam pun dilempar begitu saja.

"Apa maksudnya ini Ver?". Hans merapikan uang yang berhamburan di lantai.

"Dengar ya mas, kalau penghasilan kamu cuman segini ajah, itu sama ajah aku gak punya suami!".

Kalimat yang dilontarkan Vera seolah menyulut amarahnya. Tapi Hans hanya bisa menghela nafas, karena bagaimana pun juga apa yang dikatakan Vera adalah sebuah kebenaran. Selama ini memang kehidupan rumah tangga mereka lebih banyak ditopang oleh Vera. Tak heran, Hans sebagai suami seolah tak berdaya.

….

Waktu telah menunjukan pukul 12 Malam, namun Vera juga belum sampai dirumah. Hans terlihat begitu gelisah. Wajahnya begitu cemas. Ia takut jika terjadi apa – apa pada istrinya.

Sebuah mobil berhenti tempat dirumah mereka. Terlihat Vera keluar dari mobil tersebut dan memberi senyuman begitu mesra kepada pria didalam mobil itu. Hans yang melihat dari sela – sela jendala naik pintam. Amarahnya sudah tidak tertahan. Ia segera menghampiri Vera yang tengah berjalan masuk kedalam rumah.

"Jam berapa ini?". Rawut wajah penuh dengan amarah yang membara.

Seolah pertanyaan Hans hanyalah angin lalu, Vera terus saja melangkahkan kakihnya.

"Vera!!"

"Aku capek mas, lagi males ribut" ujarnya sembari tersenyum sinis.

Hans lalu meraih tangannya dan menampar istrinya tersebut. Vera memegang pipinnya, ia terlihat menahan sakitnya tamparan dari sang suami.

…..

HANS MEMUTUSKAN PERGI

Keputusan terberat dalam hidup Hans adalah meninggalkan anak dan istrinya, tapi mau bagaimana lagi, semakin lama ia berada disini hanya menambah beban saja. Lagi pula tanpa dirinya Vera juga bisa merawat anak semata wayangnya tersebut.

Dengan berat hati ia melangkah kaki dan pergi menjauh dari kehidupan Vera. Kehidupan yang hanya membuat harga dirinya seakan tak berarti apa – apa. Tapi meski begitu Hans adalah pria yang kuat dan penuh tekad.

Setelah pergi meninggalkan anak dan istrinya, ia berjuang sendirian. Ia bahkan berucap bahwa suatu saat nanti ia harus bisa melampuai Vera. Tekad yang membara itu seakan membuka jalan bagi dirinya. Sampai pada akhirnya sang waktu mengubah kehidupan dirinya. Hans yang dulu adalah pria yang miskin dan tak punya apa – apa, dalam waktu 10 tahun ia menjelma menjadi sosok pria idaman dan bergelimang harta.

Namun ia juga tidak lupa kepada anak dan istrinya yang telah ditinggalinya. Ia lalu menyempatkan berkunjung ke rumah yang pernah ia tempati dulu. Sesampainya disana seorang tetangga memberitahunya bahwa penghuni rumah tersebut sudah lama pindah. Hans yang mengetahui kabar itu pun mencari tahu keberadaan Vera dan anaknya.

….

Sudah satu bulan berlalu, ia tak kunjung menemukan keberadaan anak dan istrinya tersebut. Rasa lelah dan cemas seolah tak bisa dihindarkan, semua tergambar jelas di rawut wajahnya. Ia lalu menepi disebuah warung kopi di pinggir jalan.

"Bu es teh manis satu ya". Ia mengambil sebatang rokok dari dalam sakunya. Asap yang dikeluarkan seolah adalah masalah yang ia hempaskan.

"Ini mas es teh manisnya"

"Vera…". Ia begitu terkejut ketika melihat sosok yang berada dihadapannya adalah istrinya sendiri.

"Hans…."

Penantian panjang itu pun seolah telah berakhir. Kini keduanya telah dipersatukan kembali sebagai keluarga yang harmonis. Benarkah? Tidak. Apa yang dilakukan oleh Hans semata – mata hanyalah untung membesarkan anaknya. Cintanya kepada Vera telah pupus. Meski rumah tangga mereka telah kembali utuh tapi cinta yang sebenarnya telah lama pergi.

CHRIS DAN DIMAS SEMAKIN DEKAT

Setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya, mereka memutuskan untuk tinggal bersama.

"Ini tempat mu Chris?" Tanyanya sembari melihat – lihat sekeliling rumah

"Iya, silakan duduk Dim. Sebentar ya aku ke luar dulu".

Saat Chris sedang keluar, Dimas tak sengaja melihat beberapa foto yang dipajang dengan rapi di sebuah lemari kaca. Ia melihat betapa bahagianya keluarga ini dulu. Rasa bersalah itu pun seolah kembali menghantui dirinya. Ia benar – benar menyesal karena telah merenggut kebahagiaan yang telah dibangun sekian lama oleh Hans dan Vera. Manusia macam ia yang dengan teganya merebut kebahagiaan orang lain demi kebahagiaannya sendiri.

Tangis air mata tak akan mengubah apapun

Masa lalu bagaikan cerita lampau

Yang tak perlu disimpan dalam memori

Cukup dijadikan pengingat dan untuk memperbaiki masa yang akan datang

…..

"Hay Dim, kenalkan ini Andreas"

"Andreas?" Dimas mengerutkan dahinya dan mendekatinya. "Siapa dia Chris?"

"Dia adik ku Dim".

"Jika dia adalah adik mu, berarti dia juga adik ku". Ujarnya sembari menembar senyum ke arah Chris.

….

Hari demi hari kini mereka lalui bersama. Mereka bagaikan sebuah keluarga yang dipersatukan kembali. Meski sebenarnya Chris menyimpan rasa pada Dimas namun ia enggan untuk mengungkapkannya, apalagi setelah ia tahu kenyataan yang sebenarnya.

Tapi sampai kapan cinta itu kuat dipendam. Sampai kapan cinta itu akan ditahan.

Setiap kali memandangi matanya, Chris seolah menemukan dambaan hatinya. Separuh jiwanya yang dulu pergi kini telah kembali. Mereka bukan lagi langit dan bumi, melainkan sedekat urat dan nadi.