Zaky terdiam. Memandang gadis itu lamat lamat. Yumna bahkan kini menunduk setelah mengatakan itu. Seakan menyerah dengan keadaan. Dan tak mau berharap Zaky bisa merespon nya. Ya! setidaknya Yumna sudah bertanya. Dan mengeluarkan beban pikirannya selama ini. Sesekali Yumna masih mendesis menahan perih.
Zaky hanya menghela nafas berat tanpa menjawab sepatah katapun. Matanya kembali fokus mengurusi luka Yumna.
"Brenti Zak..." lirih Yumna. Zaky hanya tertegun sesaat. Detik berikutnya abai dan malah mulai memberikan obat merah pada luka.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com