Duduk berhadapan dengan hidangan lengkap di atas meja. Keduanya tampak kaku dengan pandangan matanya masing-masing.
'Apa aku terlihat terlalu bersemangat malam ini? Gavin terus menatapku seperti itu,' batin Guin.
"Guin!"
"Ah, iya!" jawab Guin dengan mimik wajahnya yang terkejut.
"Kau sangat cantik!" puji Gavin.
"Gavin, ay--ayo kita mulai saja makannya," Guin tampak sangat gugup.
"Mulai dari suapan pertama. Ayo buka mulutnya," Gavin menyodorkan sesendok makanan ke dalam mulut Guin.
"Aku…"
"Biar aku memanjakanmu! Jangan menolaknya."
Guin hanya diam. Dia belum terbiasa dengan perlakuan Gavin yang berubah meski pada kenyataannya, Guin juga ikut bahagia.
"Guin!" kata Gavin setelah mereka selesai makan.
"Iya!" jawab Guin sembari menatap mata Gavin.
"Friezil itu teman. Emmmm... Bisa dibilang sahabat. Bertahun-tahun bersama selama aku belajar Inggris."
"..." Guin tidak merespon. Dia mendengarkan dengan seksama cerita Gavin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com