Guin langsung menuju perpustakaan. Padahal dia merasakan kepalanya sakit, nyeri dan perih. Rambutnya menggupal oleh darah akibat luka benturan westafel.
"Terlambat 10 menit!" kata penjaga perpustakaan.
"Senior Dave, maaf!" kata Guin.
"Cek stok buku di rak no 3 dari kiri."
Guin memegang kepalanya yang berdenyut. Dave belum menyadari luka yang ada dikepala Guin.
"HALLO! SELAMAT SORE SEMUANYA! MOHON MAAF ATAS KETERLAMBATAN SAYA DIKARENAKAN ADA HAL LAIN YANG MEMBUAT SAYA HARUS MENGULUR WAKTU."
Suara sambutan awal dari Gavin terdengar oleh Guin. Suara yang akrab tapi meragukan bagi Guin.
"Senior, apa sambutannya sudah mulai?" tanya Guin.
"Sudah. Seharusnya jam 4 tadi tapi beliau terlambat karena ada kesibukkan mendesak yang lain."
"Namanya siapa sih pemilik saham terbesar yang baru? Sepertinya istimewa sekali sampai ada sambutan," ucap Guin berusaha mengorek informasi.
"Belum kenalan. Mana saya tahu! Guin, kepalamu?" pekik Dave.
"Biasalah. Kebentur."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com