Gavin mematikan mesin mobilnya yang sudah menyala. Gavin menggenggam tangan Guin.
"Pulang dulu, setelah itu Guin bisa bersandar sepuasnya," ucap Gavin.
"Gavin, kenapa kau terlihat berbeda hari ini?" tanya Guin.
"Guin, aku cemas."
'Setiap kali cemas, dia bisa bersikap dewasa. Sudahlah. Aku sudah memutuskan menerima, jadi aku tidak akan berharap apapun lagi,' batin Guin.
"Guin!" Gavin mengusap pipi Guin.
"Ah, iya! Antarkan aku ke toko pakaian saja, Gavin. Aku masih ada urusan jadi tidak dulu pulang."
"Guin masih ada kelas?" tanya Gavin segera.
"Gak. Ada tugas dari dosen. Aku sama Eve mau ngerjain diluar," jelas Guin.
Huffff…
Guin mengernyitkan keningnya. Dia merasa heran melihat Gavin yang menghela nafas panjang seakan-akan hatinya lega oleh sesuatu yang sudah menekannya.
Gavin mulai menyalakan mesin mobilnya. Kakinya yang panjang menginjak pedal gas sampai mobilnya melaju mengalahkan mobil yang lain.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com