"Hai"
Semuanya menoleh ke arah suara. Adara datang menghampiri mereka.
"Lo sama siapa kesini?" tanya Irona
"Sendiri. Gue suntuk dirumah, jadi kesini. Eh liat kalian. Boleh kan gue gabung?"
"Boleh banget!"
"Ekhem"
Galih menoleh ke arah Susi yang sudah memberikan kode kematian untuknya.
"Hehehe.. Nggak kok Susi" jawab Galih cengengesan.
"Boleh, dong. Duduk sini." Arin mengambil kursi dari meja lain untuk Adara.
"Makasih"
"Kalian belom kenal dia, kan?" tanya Irona pada Galih dan Susi. Keduanya menggeleng.
"Dia ini Adara. Kecengannya Andi" ucap Arina polos.
Adara hanya mendelik, sudah ia duga.
"Lo kenal Andi dari mana?"
"Dia pernah nolongin gue waktu itu" jelas Adara.
"Lo sekolah dimana?" tanya Susi.
"Gue pindahan. Rencananya mau sekolah di SMA Altamevia"
"Uhuukk..." Galih tersedak
"Bareng kita, dong?"
Adara mengangguk. Ia takut kalau mereka kurang menerima dengan kehadiran dirinya.
"Wah... Semoga lo masuk kelas kita, ya" jawab Susi dengan sumringah.
***
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com