Sudut mataku mencuri pandang pada sebuah kartu nama di atas meja dengan kening berkerut. Disatu sisi aku merasa terdorong untuk mengambil kartu nama itu dan menemui si pemiliknya. Namun di sisi lain aku merasa tidak memerlukannya karena aku sudah menyukai pria lain saat ini.
Jadi, tidak ada alasan untukku kembali pada masa lalu, bukan?
"Tidak!" sanggahku dengan cepat dan mantap.
"Benarkah?" aku mengangguk ragu, namun Inggrid justru menaikkan satu alisnya dan sekarang tangannya mulai melata seperti ular di atas meja, ia hendak mengambil kartu nama itu. "Kalau begitu buanglah."
Aku mengetuk jemariku di atas meja, aku tidak pernah menyangka akan gelisah seperti ini. Inggrid menghela napas bersamaan dengan bola matanya yang berotasi.
"Aku benar-benar tidak ingin melihatmu terluka atau mengalami trauma yang lebih parah dari ini, Hellen."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com