Penghangat ruangan dinyalakan. Tirai dibuka untuk mengijinkan cahaya sang surya merambah masuk menembus kaca besar yang ada di sisi mereka. Dua perempuan dengan rentang usia yang jauh berbeda itu tegas saling menatap satu sama lain. Tak ada suara yang menyela. Hanya ada aroma teh hijau encer yang khas disajikan bersama kepingan biskuit di sisi alas cangkir itu. Elsa terus saja mengerjapkan netranya. Mencoba untuk menyesuaikan atmosfer aneh yang kini mulai membentang di antara keduanya. Ia belum pernah bertemu dengan gadis bernama Ovra ini, hanya berita simpang siur yang mengatakan bahwa gadis itu sangat cantik dan mempesona. Mirip dengan lukis wajah milik Aleta Britt.
Ia hanya bisa menertawakan berita burung seperti itu. Kicauannya hanya terdengar riuh, namun faktanya nol tak ada yang terbukti. Memang, Ovra sekilas mirip dengan ibunya. Mata sipit itu tak ada di atas lukis wajah milik Aleta Britt. Jika bisa menebak, mata itu ia dapatkan dari sang ayahanda.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com