"Wanita yang sudah menabrak putrimu ada di ruangan itu. Dia baru saja siuman dari pingsannya. Kepalanya terbentur stir mobil, jadi ia terluka dan harus mendapatkan luka jahit."
Kalimat itulah yang membuat Nyonya Olie menghentikan langkah kakinya tepat di depan sebuah pintu yang masih tertutup rapat. Tak ada yang memberi tahu siapa yang sudah menabrak sang putri, pria gempal tadi pun sudah memutuskan untuk pulang ke rumah. Tugasnya sudah selesai. Ia enggan diberi imbalan untuk semua kebaikan yang ia lakukan. Katanya, semua perilakunya hanya sekadar rasa iba atas apa yang terjadi pada sang putri. Pria itu hanya berpesan untuk menjaga Luna dengan lebih baik mulai sekarang. Mungkin, selepas sang putri sadar nanti, Nyonya Olie harus kembali menyakiti hati Luna dengan mengatakan bahwa sang jabang bayi sudah tiada. Ia tak jadi menjadi seorang ibu di masa depan. Semua harapan baik yang Luna punya, pupus begitu saja dalam satu malam.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com