Kirana menjawab dengan senyum lembut, tetapi tidak berani menatap mata Irfan. Melihat matanya yang menawan, Kirana takut dia tidak bisa berpura-pura.
"Siapa yang membawamu ke sini?"
Irfan terus bertanya dengan suara yang dalam.
"Paman Tomi mengirimku ke sini."
Setelah Kirana menjawab, dia mulai mengubah topik pembicaraan. Komunikasi semacam ini membuatnya semakin merasa sedih.
"Sudahkah kamu menemukan seseorang yang akan mengambil alih untukku? Aku bisa pergi ke perusahaan untuk menangani penyerahan itu dalam dua hari."
"Aku belum menemukannya. Kamu tidak perlu pergi ke perusahaan, tunggu saja seseorang diserahkan."
Kebugaran fisik Kirana tidak bagus, dan Irfan takut dia akan membahayakan tubuhnya dengan bekerja terlalu dini, jadi dia hanya bisa mengaturnya seperti ini.
"Yah, tidak apa-apa. Aku tidak akan pergi ke perusahaan dan menunggu teleponmu."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com