Aku duduk di tepat hadapan Haruka yang memiliki kesamaan duduk seperti kami. Ah, bukan! Sebenarnya kami yang meniru gaya orang Jepang ketika duduk. Mengapit dua lutut yang saling sejajar lalu menduduki kedua kaki.
Aku menjulurkan bingkisan yang sudah kupisahkan satu persatu, "Haruka, aku tidak bisa memberikan banyak hadiah untukmu dan keluargamu, setidaknya bisa membuatmu lebih berharga dari tugas yang kubuat," sebutku sambil menarik ujung bibir saling memanjang sama.
Haruka melirik ke arah bingkisan dalam kantong berwarna yang sudah kupisahkan.
"Ini untuk permintaan maafku kepada nenek dan bibimu," sebutku sambil mendorong kantong yang agak tinggi.
Haruka seakan berbinar-binar ketika melihat tiga kantong yang berbeda itu, "Emira, aku tidak bisa memberimu apa-apa," lirihnya.
"Hem, tidak usah! Kau sudah memberikan hadiah terindah untukku, yakni tugas kuliah yang sangat luar biasa," ujarku dengan pandangan hangat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com