webnovel

Ventus

Tuan Arva yang terhormat,

Dengan senang hati kami menginformasikan bahwa anda telah diterima di Sekolah Witchcraft dan Wizardry Hogwarts.

Silahkan temukan terlampir daftar semua buku dan peralatan yang ditemukan.

Semester dimulai pada 1 September. Kami menunggu burung hantu anda paling lambat 31 Juli.

Dengan hormat,

Wakil Kepala Sekolah Minerva Mcgonagall

— — —

"Profesor, bagaimana kamu bisa menemukanku?" Tanya Arel segera setelah membaca undangan Hogwarts.

Lagipula ini juga membuatnya penasaran, dia merasa bawah nenek tua di depannya telah mengusut tentangnya, tidak mudah untuk menemukan seseorang di seluruh London dan itu bertambah sulit dengan syarat khusus yang hanya sedikit orang yang bisa merasakannya, itu benar-benar seperti mencari jarum di tumpukan jerami dan jarum tersebut harus dengan gambar naga, bukankah itu sangat gila untuk melakukannya, juga dari kata-kata sebelumnya itu memiliki kepastian tentang potensi orang-orang yang dikunjungi yang sulit dipahami dengan pikiran orang normal.

"Ini bisa dibilang salah satu rahasia Hogwarts, tapi aku bisa memberitahumu bahwa Hogwarts memiliki alat yang dapat merasakan dan merekam jejak sihir di kumpulan orang-orang yang tidak memiliki jejak sihir atau bisa juga di panggil muggle, sebutan bagi para penyihir kepada orang yang tidak bisa sihir."

"Dan kamu bisa yakin dengan ketelitiannya tanpa tes lebih lanjut, karena metodenya sudah ada sejak awal berdirinya Hogwarts, seribu tahun lalu."

"Jadi, selama kamu melepaskan jejak sihir, kami dari Hogwarts pasti akan merasakannya, dan kamu pasti akan menerima surat undangan dari Hogwarts." Profesor Mcgonagall menjelaskannya dengan sabar tanpa sedikitpun rasa ketidaksenangan atas kurangnya pengetahuan Arel.

Melihat sikap profesor yang ramah, Arel memutuskan untuk melanjutkan percakapan ini "Apakah kamu bilang 'selama aku melepaskan jejak sihir'?"

"Ya, selama itu jejak sihir itu akan terekam." Balas profesor.

"Kalau begitu, apakah kamu tahu dimana jejak sihir yang aku lepaskan?"

Mendengar pertanyaan tersebut membuat profesor menunjukkan kejutan di wajahnya, karena dia merasa bahwa setiap pertanyaan yang diucapkan oleh Arel sangat tidak sesuai dengan usianya yang masih sebelas tahun, tapi karena Arel telah bertanya dia hanya bisa menelan rasa terkejutnya dan memberikan arahan untuk anak di depannya "Arel… setelah kamu bangun dari posisi berbaring, bagaimana kamu merasakan angin yang berhembus di sini?"

"Hm?" Arel terdiam dengan pertanyaannya dan mulai menilainya, "Kurasa ini menjadi lebih kecil, jika aku tidak dengan sengaja ingin merasakannya, aku tidak akan bisa merasakannya lagi."

"Ya, inilah hembusan angin yang kurasakan di sekitar sini, tapi saat aku datang kepadamu, ritmenya telah berubah."

"Jadi, aku yang merubah ritme angin?" Bisik Arel pelan seperti telah memikirkan sesuatu.

Profesor mengabaikan bisikan Arel dan hanya mulai melanjutkan penjelasannya "Saat kamu berbaring, kamu mungkin berpikir untuk bisa merasakan angin di dalam pikiranmu, dan itu membuatmu melahirkan keinginan untuk merasakan lembutnya belaian angin, dan keinginan tersebutlah yang tercampur oleh jejak sihir di dalam tubuhmu."

"Berhubung kamu belum belajar untuk mengendalikan sihir, tubuhmu akan terus membocorkan sihir yang berlebih, dan sihir yang berlebih itu pergi meneruskan keinginanmu ke angin di sekitarmu yang membuatmu secara tidak sadar mulai menjalankan sihir angin sederhana, yang bisa dibilang sihir 'Ventus'."

Setelah penjelasan yang panjang, ini adalah waktu yang cocok bagi Profesor Mcgonagall untuk mendemonstrasikan sihir tersebut, menunjuk semak yang ada di samping kanannya dengan tongkat yang dipegang lurus, profesor segera merapalkan mantranya.

"Ventus"

Segera, angin mulai berhembus melalui jalur yang ditunjuk tongkat profesor.

Kresek kresek

Suara semak yang diterpa oleh angin bergema dengan jelas, daunnya berkibar seperti ingin terbang bersama angin yang datang.

"Lihat?" Profesor mengalihkan pandangannya kembali ke Arel.

Arel hanya membalas dengan anggukkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong untuk dua mantra sebelumnya, 'Repello Muggletum' digunakan untuk menyembunyikan keberadaan sihir dari para muggle dan 'Mobilicorpus' bisa dibilang untuk menggerakkan objek yang ditunjuk." Tambah profesor.

"Apakah kamu paham?"

"Ya." Balas Arel dengan singkat setelah mendapatkan semua jawaban yang dibutuhkannya, mengembalikan sikapnya yang acuh terhadap sekitar.

"Kamu benar-benar paham?" Profesor Mcgonagall merasa skeptis dengan jawabannya yang singkat, terlebih melihat wajahnya yang sangat acuh terhadap lingkungannya.

Arel yang melihat ketidakpercayaan di wajah profesor hanya mengabaikannya dan melanjutkan untuk melihat kertas yang ada di belakang undangan Hogwarts.

— — —

SERAGAM

Siswa tahun pertama akan membutuhkan:

Tiga set baju kerja polos (hitam)

Satu topi runcing polos (hitam) untuk dipakai sehari-hari

Sepasang sarung tangan pelindung (kulit naga atau sejenisnya)

Satu jubah musim dingin (hitam, dengan pengikat perak)

Harap dicatat bahwa semua pakaian murid harus menggunakan label nama.

BUKU KURSUS

Semua siswa harus memiliki salinan masing-masing dari yang berikut:

Buku Mantra Standar (Kelas 1)

oleh Miranda Goshawk

Sejarah Sihir

oleh Bathilda Bagshot

Teori Sihir

oleh Adalbert Waffling

Panduan Pemula untuk Transfigurasi

oleh Emeric Switch

Seribu Herbal dan Jamur Ajaib

oleh Phyllida Spora

Draf dan Ramuan Ajaib

oleh Arsenius Jigger

Binatang Fantastis dan Di Mana Menemukan Mereka

oleh Newt Scamander

Mantra Hitam: Panduan untuk Perlindungan Diri

oleh Quentin Trimble

PERALATAN LAINNYA

1 tongkat

1 kuali (timah, ukuran standar 2)

1 set gelas atau botol kristal

1 teleskop

1 set timbangan kuningan

Siswa juga boleh membawa, jika mereka mau, burung hantu atau kucing atau katak.

ORANG TUA DIINGATKAN BAHWA TAHUN PERTAMA TIDAK DIIZINKAN UNTUK MEMILIKI SAPU TERBANG MEREKA SENDIRI

Hormat kami,

Lucinda Thomsonicle-Pocus

Kepala Petugas Ketentuan Sihir

— — —

Melihat dari atas ke bawah, kerutan halus muncul di dahinya.

Bukan karena hal yang sulit, tapi itu hanya karena barang-barang yang terdaftar sepertinya tidak murah dan lagi banyak hal yang dia belum pernah dengar sebelumnya.

Jangan hanya tahu bahwa jiwa Arel tidak berumur sesuai tubuhnya, tapi jika kalian melihat keadaannya kalian akan merasakan rasa simpati untuknya.

Baju putih yang memiliki noda kuning karena pemakaian yang terlalu sering atau bahkan karena tidak ada baju yang lainnya dan sobekan pada sudut celananya membuatnya terlihat menyedihkan.

Tapi itu semua adalah jalan yang telah dia ambil setelah datang ke sini, hanya ingin hidup mengikuti alirannya.

Untuk kehidupan hariannya mungkin kalian tidak pernah terpikirkan bahwa dia membutuhkan sumbangan orang-orang di sekitarnya, yah… jika kalian masih tidak jelas dengan hal tersebut, kalian bisa memikirkan tentang sumbangan paksa.

Tentang perasaan bersalah? Mungkin Arel hanya mengabaikannya, lagi pula mereka harusnya berterima kasih kepada Arel karena membuat mereka memiliki kesadaran 'menyumbang', jadi selama Arel melihat orang yang memiliki kantung lebih, dia pasti akan membantunya.

Setelah merenung lama, Arel akhirnya mulai melihat Profesor Mcgonagall yang masih tenggelam dalam pemikirannya.

"Profesor Mcgonagall."

Mendengar panggilan Arel, profesor segera tersadar dari lamunannya dan mengembalikan wajah tegasnya, "Kenapa Arel?"

"Bagaimana aku bisa mendapatkan barang-barang ini?" Tanya Arel seraya menunjukkan daftar kebutuhan tahun pertamanya.

"Kamu harus tahu ini, alasan mengapa aku datang secara langsung adalah untuk memberikan petunjuk kepada para kelahiran muggle." Profesor mengungkapkan alasan mengapa dia harus datang secara langsung, "Tapi sebelum itu, aku harus bertemu kedua orang tuamu, dimanakah mereka?"

"Hm? Apakah kamu tidak tahu profesor?" Arel menatapnya dengan aneh, berpikir tentang sesuatu.

"Ada apa?" Merasakan tatapan aneh yang datang, profesor merasa telah salah mengucapkan kata-kata.

"Kamu benar-benar tidak tahu? Aku adalah seorang yatim piatu."

"Hah?" Kali ini profesor benar-benar tidak bisa berkata-kata, akhirnya mengetahui alasan mengapa hidup anak kecil di depannya begitu sulit, "Maafkan ketidaktahuanku Arel."

Merasakan atmosfer yang aneh, Arel hanya menambahkan "Yah… abaikan saja, lagi pula aku tidak pernah melihat mereka."

Mendengar jawaban acuh Arel, profesor semakin merasakan kesedihan di hatinya.

Merogoh sakunya untuk mengeluarkan dompet kulit, "Ambil ini Arel, total 15 Galleon dan kamu tidak perlu memikirkan biaya sekolah, itu gratis." Profesor Mcgonagall hanya merasa harus untuk membantu anak di depannya, setidaknya meringankan beban yang telah ditanggungnya "Walaupun ini tidak banyak, tapi ini akan cukup untuk hidup di Hogwarts."

Melihat uluran tangan profesor membuat Arel hanya diam dengan tatapan kosong, Arel merasa hatinya sedikit aneh, tidak bisa tidak mengingat kapan terakhir kali dia mendapat uluran tangan seseorang.

"Ambil ini, ini untukmu." Desak profesor melihat lambatnya respon Arel.

Sadar dari pikirannya, Arel menindaklanjuti dengan menyimpan uang tersebut dan berterima kasih kepada profesor, walaupun dia memiliki hati yang rusak, tapi itu tidak membuatnya kehilangan dirinya sebagai manusia, setidaknya dia menghargai orang-orang yang baik.

"Terima kasih."