"Maaf, saya ke toilet sebentar." Demikian ucap Berlin yang pada akhirnya memecah keheningan di meja makan itu.
"Iya, Nak," sahut Puspa Ajeng mempersilakan Berlin untuk beranjak dari sana. Juga dengan Angga yang mengangguk kepada Berlin, sebagai sebuah isyarat setuju kalau sang gadis hendak pergi dari sana.
Sebenarnya, Berlin hanya beralasan saja saat dia pamit untuk pergi ke toilet. Karena, apa yang hendak dia lakukan sebenarnya adalah untuk menyusul Evan. Dan untungnya, Berlin masih bisa menemukan jejak sang pemuda. Dimana saat ini Evan nampak sedang berdiri tak jauh dari toilet wanita untuk menunggu seseorang.
Seketika, Berlin segera paham kalau orang yang ditunggu oleh Evan pastinya adalah Lia. Si gadis itu ternyata memang benar-benar pergi ke toilet. Hanya saja, dia tak bisa menebak bagaimana perasaan gadis tersebut pada saat itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com