"Emmm ... sorry, aku bukan takut. Tapi lebih tepatnya, merasa sedikit khawatir." Demikian Angga meralat kata-katanya.
Mendengar hal itu, Lia langsung saja bisa menangkap maksud dari rasa khawatir yang tengah melanda Angga. Dimana sang pemuda, pastilah sedang memikirkan Berlin yang sampai saat ini belum memberi kabar dan menanggapi satu pesan pun yang dia kirimkan.
Akhirnya, Lia menarik kursi yang tersedia agar bisa duduk dekat dengan sahabat kekasihnya itu, supaya bisa lebih nyaman baginya untuk mengobrol.
"Aku juga udah berusaha menghubungi Berlin, tapi sampai saat ini dia belum membalas pesanku, Ngga." Demikian kata Lia yang seketika membuat Angga terdiam. "Evan cerita padaku tentang Berlin yang jadi sulit dihubungi, semenjak kepulangannya dari sini," sambung Lia lagi.
Setelah beberapa saat terdiam, Angga pun mengangguk membenarkan kata-kata yang diucapkan oleh kekasih sang sahabat. Kemudian, diapun menanggapi untuk membicarakan hal tersebut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com