Author POV
"X, kau sudah siap? Aku harus segera ke gereja!" Keith merasa gelisah karena sejak kemarin dirinya sudah terpisah dari istrinya.
Sang mertua membawa Shena setelah makan siang, dengan alasan mereka berdua harus terpisah untuk sementara waktu. Keith melayangkan protes, karena dia tak mau, namun apa daya dia harus merelakan berpisah sementara dengan kekasih jiwa. Setiap terpisah, di malam hari, pria dingin ini merana karena kesepian.
"Sudah. Kau sangat tak sabaran!" sergah X yang merasa kesal diburu-buru oleh adiknya.
"Huh, acara dimulai dua jam lagi tapi aku sudah merindukan istriku! Tak tahan bila jauh darinya dan ini sangat menyiksa! Jangan nyinyir, kau akan berbuat yang sama denganku bila sudah menemukan pasanganmu!" Keith memarahi X yang hampir saja buka mulut untuk meledeknya.
The Godfather hanya diam mengamati kedua putranya bertengkar. Dia tak menyangka Keith, si adik, akan lebih dulu menemukan seorang gadis yang berhasil memikat hatinya, tinggal bersama bahkan setuju menikah secara adat si perempuan.
Perjuangan Keith yang tak mudah dalam mendapatkan cinta membuat The Godfather berpikir, lebih baik agar dia berpisah dengan kekasihnya. Namun rupanya dia salah, putra angkatnya itu malah stress dan tidak berkonsentrasi.
"Ayo kita pergi, X dan K! X, jangan ganggu hari pernikahan adikmu! Biarkan dia berbahagia!" The Godfather menengahi kedua anaknya sehingga mereka mau tak mau harus menurut.
"Setelah dari gereja, kita semua akan langsung ke gedungmu, kan, Keith?" tanya The Godfather memastikan.
"Ya, betul The Godfather," jawab Keith yang masih kesal dengan X.
"Oke, kita langsung berangkat saja kalau begitu. Kau sudah merindukan istrimu, eh?" The Godfather sengaja berkata datar padahal sedang menggoda.
"Ya, aku merindukan dia. Setiap hari selalu bersama rasanya ada yang kurang saat dia tak ada. Shena pasti sangat cantik dengan gaun pengantin." Keith tak sabar ingin segera bertemu belahan jiwanya.
X hanya bisa menggeleng melihat tingkah Keith yang tak santai. Ketika ia akan membuka suara, matanya melihat ke arah The Godfather yang menatapnya tajam, sehingga diurungkan niatnya.
Mereka bertiga bergegas ke luar dari hotel diikuti oleh para bodyguard. Para pegawai hotel termasuk General Manager, Rick, memberi sapaan, namun tidak dihiraukan.
Keith, X, The Godfather dan Luke ke luar dari Penthouse diiringi oleh para bodyguard anak buah X. Wajah mereka bertiga tampak tidak sabar terutama calon pengantin prianya. Dia sudah merasa gelisah karena tak melihat wajah bidadari yang tengah mengandung buah cinta mereka.
Saat mereka di dalam mobil, X mengamati perubahan adiknya itu. Dia tak pernah melihat Keith segelisah sekarang. Dia tiga kali melihat si adik galau soal cinta. X salut dengan Keith, karena tak sekalipun pernah terpikir untuk berselingkuh, malahan semakin intim dengan gadis impian.
Tak pernah kulihat K seperti ini. Sejak kemarin dia uring-uringan dan mudah marah. Sekarang saja, dia tak sabar, karena ingin segera sampai ke gereja untuk upacara pemberkatan. Cinta memang aneh, adikku saja bisa sampai seperti ini. Kalau aku menemukan gadis yang sesuai apakah akan seperti ini nantinya perilakuku? Semoga saja tidak! batin X.
Dua puluh menit kemudian, mobil rombongan calon pengantin pria pun tiba di gereja. Keith segera ke luar dari sana dan masuk ke gereja. Wajahnya tetap datar namun siapapun yang mengenalnya, akan mengetahui bahwa si empunya sedang gelisah.
The Godfather, X dan Luke masuk ke dalam gereja sedangkan para bodyguard banyak berjaga di luar dan ada pula yang masuk ke dalam ruangan.
"Mana istrimu?" tanya X pada Keith yang melihat gedung gereja masih sepi.
"Seharusnya dia ada di ruang ganti di belakang situ!" jawab Keith menunjuk ke suatu ruangan dekat altar.
"Kau yakin? Coba ditelepon dulu, siapa tahu dia masih di jalan!" X memberi saran.
Keith mengetatkan rahangnya. Dia tampak semakin gelisah dan mengeluarkan ponsel dari balik saku jas lalu menekan nama kekasihnya di sana.
Keith: "Halo."
Shena: "Halo, Hubby."
Keith: "Kamu di mana, Wifey? Aku sudah sampai di gereja."
Shena: "Sedikit lagi, Hubby. Kami masih di jalan."
Keith: "Cepatlah sampai, aku sudah merindukanmu!"
X hampir tertawa namun The Godfather berbisik di telinga kirinya, "Kelak, kau akan lebih parah dari Keith saat menemukan gadis yang sesuai dengan kriteriamu. Jangan menertawakannya, ingat ini hari spesial baginya."
Nyali X seketika menciut. Dia angkat tangan bila ayahnya sudah berbicara. The Godfather selalu bicara seperlunya, ketika beliau mengutarakan pendapatnya, aura kewibawaan memancar ke luar sehingga membuat takut orang-orang yang mendengarnya.
Keith: "Oke, Wifey. Aku tahu pemberkatan masih lama tapi rasa rindu ini sudah tak bisa ditahan lagi."
Wajah calon pengantin pria sudah menunjukkan gelegat tak sabar, tangannya mengepal, rahang mengetat dan matanya menatap ke sekeliling ruangan gereja yang masih sepi.
Shena: "Tunggu sedikit lagi, Hubby. Kami tak akan lama."
Keith: "Ya, cepatlah datang. Aku bisa gila kalau tak melihat wajahmu, Sayang!"
The Godfather mengawasi sekitar sana. Dia memberi isyarat kepada Luke untuk mendekat. Asisten X yang melihat isyarat itu dengan sigap langsung menghampiri bos tertinggi.
"Ya, Tuan?" tanya Luke setengah berbisik kepada The Godfather.
"Anak buah sudah disuruh menyebar di sekitar gereja?" The Godfather memastikan semua berjalan sesuai rencana.
"Sudah, Tuan. Mereka sudah saya perintahkan menyebar dan masih ada lagi tiga puluh anak buah yang lain yang akan sampai dalam waktu sepuluh menit lagi, Tuan." Luke menjawab secara terperinci kepada bos besarnya.
The Godfather mendekati jendela gereja dan mengintip ke luar untuk memantau keadaan. Dia tak mau hari bahagia putra angkatnya diganggu oleh serangan musuh.
"Bagus, jangan sampai ada penyusup datang. Sniper telah standby di segala titik?" The Godfather mengawasi dengan awas.
"Para sniper sudah standby di tempat mereka, Tuan Besar. Saya sudah mengonfirmasi dan mengecek titik koordinat mereka." Luke melaporkan semua yang dia lakukan.
"Good! Sergio sedang ada di Boston. Aku tak mau dia merusak pesta Keith! Kalau ada yang mencurigakan, tembak saja! Hari ini adalah hari istimewa K dan aku tak akan memaafkan kesalahan walau sekecil apapun!" perintah The Godfather dengan nada dingin.
Luke jadi bergidik mendengarnya. Dia mengenal betapa kejamnya Tuan Besarnya itu. Dia tak segan membunuh tanpa ampun bila dirasa kesalahan itu fatal.
"Baik, Tuan. Saya akan menyampaikan perintah dari Anda," sahut Luke patuh.
The Godfather berjalan menjauhi jendela dan kembali mengamati kedua putranya itu. Tak lama pintu terbuka dan nampaklah rombongan calon pengantin wanita beserta keluarganya.
Wajah Keith terlihat cerah, binar matanya menjadi hidup kembali dan dia langsung menghampiri istrinya dengan bahagia. Air mukanya yang sempat meredup menjadi bergairah.
The Godfather ikut bergabung bersama Keith dan calon besannya. Orang tua kandung putra angkatnya juga terlihat hadir. Setelah beberapa lamanya mengobrol, keluarga pengantin wanita sudah banyak yang memilih tempat duduk di sebelah kiri altar, termasuk orang tua dari kedua mempelai.
The Godfather, X, Luke dan orang tua kandung Keith duduk di sebelah kanan altar. Ketika pastor datang, pemimpin besar The Black Dragon langsung berdiri dan mendekatinya. Semua mata memandang kepadanya namun dia acuh tak acuh.
X terdiam terpaku ketika melihat gadis yang dia temui di bandara Schiphol telah berada di hadapannya. Perempuan itu juga melihat dirinya namun mereka berdua tak saling menyapa karena canggung.
X merasa dirinya harus berinisiatif untuk membuka percakapan, dia teringat gadis incarannya itu berjanji akan memberitahukan namanya kalau mereka berdua bertemu lagi.
Duh, kenapa lidahku kelu? Gadis itu sudah di depan mata tapi malah aku tak memiliki keberanian untuk menyapa! Ini seperti bukan diriku!
"Kau sangat cantik, Sayang. Aku merindukanmu," bisik Keith serak seraya mengecup pipi kanan Shena.
"Terima kasih, Sayang. Gaun ini mesti dibesarkan terlebih dahulu karena perutku mulai membesar. Tak nyaman rasanya dengan keadaan seperti ini," keluh si ibu muda sambil mengusap perutnya.
"Tidak apa-apa, Wifey. Kau tetap yang tercantik bagiku! Selepas ini, kita akan tinggal bersama lagi dan aku akan memanjakanmu setiap hari," janji si pria terhadap kekasih jiwanya.
Shena tersenyum. Dia merasa bahagia karena pria pilihan papanya memang sungguh tepat baginya walau awalnya menentang. Kesungguhan Keith meluluhkan hatinya.
X mencuri pandang ke arah Keith. Shena dan Keith berbicara di tepi sehingga tak mengganggu hadirin yang ada. Rona bahagia terpancar dari wajah mereka berdua membuat dirinya iri.
Dia lalu melirik ke gadis yang sukses membuatnya penasaran, ternyata perempuan itu tengah menatap ke arahnya! Jantungnya berdegup kencang, tatapan mereka bertemu sehingga waktu seolah berhenti berputar bagi keduanya.
The Godfather mencoba negosiasi dengan pastor agar pemberkatan segera dilaksanakan karena dia ingin Keith dan Shena bersatu tak terpisahkan. Dia melihat sendiri anak bungsu itu mulai minum-minuman beralkohol karena berpisah sementara waktu dengan belahan jiwanya.
Pastor setuju untuk memajukan jam, The Godfather mengucapkan terima kasih lalu ia menghampiri orang tua kandung Keith serta orang tua Shena.
"Aku meminta jam pemberkatan dimajukan dan pastor setuju. Apakah kalian keberatan?" tanya The Godfather mengawali percakapan.
Mereka berlima duduk di sebelah kiri dekat pintu ke luar untuk berbicara serius.
Felicia tampak tak senang namun dia tak berani membantah rival sekaligus calon besannya. "Kenapa dimajukan? Apa ada yang urgent?" tanyanya.
The Godfather menatap datar. "Ada. Sergio, mafia Italia, sedang berada di Boston. Kau pasti lihat betapa banyaknya anak buah kami di luar? Aku tak mau dia mengganggu prosesi pernikahan ini. Kami telah menempatkan sniper dengan perintah tembak di tempat bagi siapapun yang ingin mengganggu. Felicia, apa anak buahmu ada berjaga juga?" Ketua The Black Dragon mau tak mau bertanya dengan Felicia Darmadi.
Felicia mengangguk. "Ada. Semua menjaga ketat kota ini." Ibu dari Shena Caroline Wijaya ini menjawab.
"Apakah keadaan begitu gawat?" Lukas bertanya setelah memerhatikan dengan seksama.
"Dia musuh klan kami dan Felicia. Dia ada di sini bukan kebetulan , oleh karena itu aku meminta pernikahan dipercepat supaya semua berjalan lancar!" The Godfather menjawab dengan serius.
"Baik, setengah jam lagi pemberkatan dimulai. Keith dan Shena akan kuberitahu. Lukas, kau harus membawa anakmu berjalan ke depan seperti yang pernah kita bicarakan." The Godfather mengingatkan calon mertuanya.
Lukas mengangguk. "Apa ada yang ingin ditanyakan? Waktu yang dimiliki tak banyak!" The Godfather menatap satu per satu orang-orang yang dia ajak diskusi.
Orang tua Shena menggeleng, begitu pula James dan Caroline. The Godfather terdiam sesaat. "Baik, kalau begitu kita kembali ke tempat duduk masing-masing. Terima kasih." The Godfather berdiri dari tempatnya lalu menghampiri Keith dan Shena.
Tak lama pemberkatan berjalan dengan lancar. Keith mencium mesra kekasih hati yang sudah resmi menjadi istrinya. X menatap nanar pemandangan itu karena tanpa ia sadari hatinya sakit karena merasa ada yang hilang dari hidupnya yaitu cinta yang tulus.
K telah berbahagia, kapan aku bisa menemukan wanitaku sendiri? Rasanya sedih bila mengingat bahwa tak ada seorang gadis yang mencintaiku apa adanya, semuanya hanya ingin harta, kemewahan dan fasilitas dariku. Keluh X dalam hati.
Acara berpindah ke gedung milik Keith. Binar bahagia terlihat jelas di kedua mempelai dan orang tua mereka. Para tamu undangan adalah keluarga dari kedua belah pihak termasuk kolega bisnis dari The Godfather.
Ketika berfoto dengan mempelai pengantin, X sengaja berdiri dekat dengan gadis yang dia masih penasaran dengan namanya. Perempuan itu juga tidak menghindar dan berpura-pura tidak tahu.
Ketika sesi foto berakhir, X mencekal tangan kiri si gadis sehingga dia keheranan. The Godfather melihat putranya mulai bergerak lalu dia tersenyum. Dia meminta Luke agar mengatur agar para tamu undangan tidak mendekati mereka berdua.
"Apa maumu? Lepaskan!" sentak si gadis ketika mengetahui tangannya dicekal oleh X.
X tidak merasa takut, malahan dia sangat bergairah. Dia tak pernah ditolak oleh seorang gadis dan hari ini untuk kedua kali dia ditolak oleh perempuan yang sama. Instingnya sebagai pria untuk memburu mulai aktif. Pria yang memiliki rajah di tubuhnya ini menjadi tertantang untuk menaklukkan si gadis dingin.
"Kutagih janjimu sekarang, Nona!" bisik Xander dengan nada menggoda.
***
Arti bahasa Inggris:
1. Sniper = Penembak jitu
2. Standby = Bersiap
3. Good = Bagus
4. General Manager = Manager umum. Di hotel, General Manager adalah pimpinan tertinggi karena segala kendali hotel berada di bawah kekuasaannya. General Manager bertanggung jawab dengan Komisaris dan Owner atau pemilik hotel.
5. Bodyguard = Pengawal
6. The Black Dragon = Naga hitam. Ini merujuk ke klan milik The Godfather, X dan Keith
***
Halo, nama saya Priskila Wi.
Saya telah membuat 6 novel yang sudah dipublikasikan secara online, yaitu : Reinkarnasi Dark Witch, Pria Dingin Mengejar Gadis Cuek, The Storm Witch, Summer Kekasih Ares, Putri Naga Ti-Lung dan He Is My Man.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.