webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Remaja
Peringkat tidak cukup
369 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

36. Thea Tertembak?

Suara teriakan seorang gadis terdengar sangat kencang. Bersamaan dengan teriakan menyakitkan itu, ada suara tawa yang menggelegar. Tawa yang terdengar sangat jahat dan menyeramkan.

Dor!

Suara tembakan terdengar beberapa kali bersamaan dengan suara teriak ketakutan yang mulai mereda. Tak lagi terdengar hingga tawa itu kembali muncul, semakin terdengar jahat dan menyeramkan.

Alicia berjalan, menuju lilin dan menyalakannya satu persatu. Terhitung ada empat buah lilin sebagai penerang di tempat yang tak lagi dialiri listrik karena telah terbengkalai cukup lama. Gadis berambut hitam itu mendekati ibunya, matanya terlihat penuh kesedihan.

"Akhirnya, pemb— dimana Thea?! Alicia, apa yang terjadi hah?!" Mata Floris terkejut saat tak melihat Thea di sana. Bahkan, darahpun tak ada. Hanya ada sebuah peluru yang menancap di dinding kayu.

Alicia tanpa rasa takut menjatuhkan pistolnya di atas lantai. Dia menarik sebelah bibirnya untuk tersenyum. "Aku menyelamatkannya, Ma." Kata Alicia.