Pop! Dering pemberitahuan kakaotalk milik Yuri muncul. Pengirim pesan bernama Damai. Pesan itu berisi.
Damai
-Sayank lagi apa? (19:12)
Yuri
-Lagi mikirin kamu hehehe :* (19:13)
Tok! Tok! Tok! Suara pemberitahuan whatsapp berbunyi. Pesan Rama yang muncul.
Rama
-Lagi apa? (19:13)
Yuri
Kangen kamu 3:
(19:14)
Line! Seru dering Line milik Yuri. Kini sang pengirim bernama Ian.
Ian
-Malem ay lagi ngapain nich??(19:15)
Yuri
-Chat sama kamu aja . .. kamu?
Pesan whatsapp muncul. Kali ini dari ibunya yang berada di Korea bersama ayah dan adiknya yang berumur sepuluh tahun. Mereka menjemput neneknya yang ada di Korea. Hanya Yuri yang tinggal di rumah karena masih belum jelas informasi tentang masalah keperluan sekolah.
Ibunnya mengirim pesan pada Yuri supaya memeriksa bahan makanan yang tersisa. Yuri berguling hingga di tepi kasur Yuri duduk sembari membalas pesan ibunya.
Kaki-kakinya melangkah menuju dapur. Tangannya membuka pintu lemari pendingin, terdapat bahan makanan yang cukup bila lima orang yang makan.
Eomma
-Sekarang sampai di Singapura, bentar lagi sampai di Jakarta... Jadi aku minta bantuan Nicky masak..(19:20)
Yuri
-Aku bisa masak sendiri, eomma!! (19:20)
Eomma
-Gak boleh, tunggu Nicky. (19:21)
Bel pintu Yuri berbunyi. Sudah pasti Nicky yang datang karena mereka satu apartement dan satu tingkat. Sebelum Yuri membukakan pintu, Yuri membalas pesan pacar-pacarnya. Yuri meng-copy-paste pesannya ke semua pacarnya.
Yuri (whatspp/line/kakaotalk)
-Aku makan dulu.. abis itu aku kabarin :* <3. (19:22)
Rama
-Okey beb. (19:22)
Damai
-Selamat makan sayank. (19:22)
Ian
-Iya aku tunggu ay. (19:22)
Meletakkan ponselnya di meja makan. Menghampiri pintu rumahnya, membuka pintu kemudian mempersilahkan Nicky masuk ke dalam.
"Masuk Nick,"
Nicky memasuki ruangan. Pola ruang di rumah Yuri berbeda dengannya. Nicky baru tau tipe rumah mereka berbeda.
Yuri menuntun Nicky menuju dapur, "Dirumah sendiri kamu," ujar Nicky sembari matanya menelusuri ruangan.
"Bentar lagi juga ramai," sahut Yuri yang duduk di kursi makan.
Tujuan Nicky meja masak dapur Yuri. Ia mencari pisau yang, "Ada di laci depanmu," ujar Yuri. Nicky membuka laci yang dimaksud Yuri. Ada dua buah pisau, kecil dan besar Nicky keluarkan.
Selanjutnya Nicky mengeluarkan bahan makanan di lemari pendingin. Bahan-bahan tersebut ia letakan di atas meja.
"Nenekmu suka masakkan apa?"
"Masakin aja sup rumput laut sama kimchi goreng,"
"Kimchi goreng kek gimana?"
"Setahuku kimchi dicincang terus digoreng bareng sayur-sayuran,"
Mulailah Nicky mencuci sayur-sayura tersebut, sebelumnya Nicky merebus air untuk sup. Setelah itu Nicky menggarap sayuran, ia potong-potong sesuai kebutuhan. Sayuran yang sudah terpotong ia tempatkan didua wadah.
Satunya untuk kimchi goteng, satunya untuk campuran telur gulungnya, sisanya untuk lalapan.
Kini satu persatu telur Nicky pecah. Sejumlah lima butir yang ia butuhkan, ia kocok telur itu dan dicampur dengan potongan sayur tadi.
"Halo, lagi apa?" suara Yuri yang sibuk menelepon pacarnya.
Usai mencampur telur dengan sayur kini mencincang kimchi. Kimchi itu tersimpa di kotak makan transparant. Ia membuka tutup kotak makan tersebut, mengambil kimchi, diletakkan di papan potong. Mulai dari potongan besar, lalu mencincang kasar-tidak sampai lembut.
Yang terlebih dulu digoreng telurnya. Dengan sedikit minyak di penggorengan, beberapa saat penggorengan cukup panas untuk memasak telur. Nick tuangkan adonan itu secara merata di penggorengan.
Menunggu permukaan kering barulah Nicky menggulung telur itu bertahap. Proses yang lumayan lama.
"Aku sambung nanti ya, sayang, dah," suara Yuri lagi.
Jemari Yuri menekan layar dan, "Sayang, belom nih, kamu?" Yuri menghubungi pacar satunya.
Telur gulung Nicky pun jadi. Ia menaruh ke papan potong untuk dipotong beberapa bagian lalu ia letakan di piring saji dan dihidangkan di meja makan.
Air rebuasan Nicky berbuih. Waktunya Nicky memasukan rumput laut ke dalam panci tersebut, tak lupa Nicky menambah garam bila supnya terasa belum gurih.
Menu selanjutnya ialah kimchi goreng. Ia menggunakan penggorengan yang ia gunakan untuk menggoreng telur, maka tak perlu waktu lama menunggu penggorengan panas. Tinggal menambahkan minyak tiga sendok makan seanjutnya ia menuangkan cincangan kimchi ke penggorengan. Ia aduk dengan sepatula yang terbuat dari kayu, bau dari kimchi tercium, waktunya Nicky mencampur dengan potongan sayuran tadi.
"Iya, ay, sepertinya tempat itu lebih mahal dari toko sebelah," dan berganti lagi orang yang Yuri hubungi.
Sembari menyampur sayur yang di goreng, tangan kiri Nicky mematikan api di kompor yang merebus sup rumput laut. Ia mencicipi sup, rasanya pas. Tak perlu lama kimchi goreng pun matang, sayurang yang ia goreng dimasak setengah matang supaya vitamin pada sayuran tak menghilang.
Masakan sudah matang. Nicky menata semua hidangan ke meja makan dengan rapi, berserta lalapan khusus orang Korea yaitu piring kecil berisi tauge, cabai hijau utuh, beberapa bawang putih, acar lobak, dan kacang-kacangan.
Waktunya Nicky beristirahat. Duduk di dekat Yuri yang asik menghubungi kekasihnya.
"Besok aku telpon lagi, aku makan dulu, hmnn, malem juga."
Pandangan lurus ke arah Yuri. Wajah cengoh ia pamerkan kepada Yuri. Tatapan Yuri mengisyaratkan pertanyaan, kenapa mukamu Nick?
"Punya pacar berapa sih?" tanya Nicky, "Itu pacar apa ternak ayam, banyak banget."
Yuri menjawab dengan cengiran. Tangannya mengambil telur gulung, telur itu dimaksudkan ke dalam mulut.
"Makan Nick, mumpung anget,"
Nicky meraih mangkuk nasi. Langsung saja Nicky makan masakannya sendiri.
Sementara itu Yuri sibuk lagi dengan dunianya sendiri.
Dulu mereka teman dekat. Yuri selalu mencari Nicky. Pertemanan mereka berubah disebabkan rasa cemburu Yuri pada Nicky. Nicky selalu sibuk dengan orang baru, SMS-nya dulu jarang Nicky balas. Yang Nicky balas hanya orang tertentu, kakak kelas yang dulu Nicky sukai.
Yuri tahu karena Yuri membaca semua pesan Nicky dari kakak kelas. Kesal dibuatnya, Yuri pun membenci Nicky tanpa memberitau alasan pada Nicky. Alhasil Nicky bertanya-tanya dengan yang lain. Mereka menjawab karena Nicky hanya peduli dengan orang yang dia suka daripada temannya sendiri.
Padahal semua itu salah paham. Ini semua salah kakaknya Nicky. Nicky selalu kena marah bila pulsa habis untuk mengirim pesan yang tidak penting. Kaka Nicky hanya menyuruh Nicky mengirim pesan pada orang tertentu saja, kalau ada pesan dari teman kelas dijawab seperlunya saja, toh nanti bertemu lagi di kelas.
Pikiran Nicky terarah kakaknya. Ia hanya membalas pesan dari kakak kelas karena dia jarang bertemu.
Hubungan mereka jadi renggang sejak tingkat sepuluh. Didalam hati Nicky, Nicky berniat memperbaiki hubungannya dengan Yuri, sayangnya Yuri terlanjur kecewa berat padanya. Jadi alasan apapun itu ditolak oleh Yuri.
Entah itu kapan. Nicky ingin mengobrol dengan Yuri seperti dulu.
"Terus kencannya gimana?" tanya Nicky penasaran.
"LDR, satunya ada yang di Jakarta," sahut Yuri yang mengunyah telur.
"Pernah nggak kamu salah manggil, keliru gitu?"
"Belum, eh, gak pernah," jawabnya bangga.
"Kkkkk," Nicky tertawa geli, Yuri pun juga. Sudah lama mereka tak punya waktu berdua.
"Pernah ketemuan sama yang jauh itu?"
"Belum, tapi pacarku yang di Palembang ada rencana ke sini bulan November,"
"Kamu punya banyak pacar gitu, apa gapapa?"
"Tergantung cara mereka nembak, kalo mereka nembak lewat line, berarti pacaran sama line. Kalo nembak lewat kakaotalk, ya, pacarannya sama kakaotalk.
Prinsipku tergantung cara mereka nembak aja. Kalo langsung berarti pacaran langsung. Jangan mau diajak pacaran sama cowok beraninya nembak pake gadget kalo cowok itu sering ketemu kita,"
"Wow, setuju aku, tapi bedanya itu kalo laki-laki yang nembak lewat gadget karena jarak, bisa diterima."
"Hmnn," alis Yuri naik mengiyakan kata Nicky.
Mendadak mereka membisu. Ajaib, hilang suara mereka. Beberapa saat mereka tenggelam dalam kesunyian.
Sampai akhirnya Yuri berkata, "Nick, maafin aku ya,"
Nicky menoleh kearah Yuri sambil tersenyum memamerkan giginya yang terselip cabai hijau.
"Aku juga Yuri, maaf ya,"
"Gak kok, aku yang salah,"
"Sama-sama Yuri, hehehe,"