webnovel

Mendapatkan Dukungan Bibi Candy

Pagi ini penampilan Sora tidak seperti biasanya. Terlihat santai dengan rok panjang ketat pas pinggul diselaraskan te-shirt putih imut berlengan pendek. Tas selempang kecil menjadi ciri khasnya.

Hari minggu yang sangat dinanti, setelah memiliki pacar untuk pertama kali. Sebelumnya Sora sudah menuliskan daftar keinginan selama satu bulan penuh, kegiatan-kegiatan bersama Daniel yang mendebarkan kedepannya. Lantas daftar keinginan seperti apa itu?

Sora tersenyum lebar melihat kedatangan Daniel sigap bersama motor maticnya. Sora bergegas menghampiri tersenyum gembira melihat wajah tampan yang menyegarkan mata.

"Kau datang lebih cepat dari dugaanku," ucap Sora senang. Hari ini kencan pertama mereka, ya bisa dibilang begitu, karena tidak ada bedanya dari hari sebelumnya. Mereka banyak melakukan kegiatan berupa kencan sebelum menjalin kasih, walau semua kebersamaan tak lebih dari sekedar makan.

"Um, bagaimana penampilanku sekarang?" Sambung Sora lantas berputar di depan Daniel.

"Manis dan sederhana. Tetapi apa tidak masalah memakai rok ketat?" tanya Daniel yang memiliki pemikiran lain.

"Kenapa emang dengan roknya? Aku pikir tidak terlalu berlebihan ko."

Daniel melirik pacarnya dari atas sampai bawah, lantas berkata, "rok ketat dan hells? Dua benda ini akan menghambat langkahmu."

"Kenapa, apa maksudmu menghambat? Kita, kan tidak mengikuti lari maraton. Kau ini sangat aneh." Sora terkekeh geli menanggapi.

Daniel menarik napas sekaligus. Tanpa pikir melangkah memasuki rumah kontrakan Sora. Sedangkan wanita itu menunggu tanpa mengikuti.

Sepuluh menit kemudian Daniel datang kembali. Sepasang sepatu Kets putih ditangannya. Lantas meminta Sora duduk di teras rumah.

Deg!

Terukir senyum  manis di bibir Sora ketika merasakan perhatian pacarnya pagi ini. Lelaki tampan itu memakaikan sepatu kets putih di kedua kaki Sora. Perlakuan khususnya membuat jantung wanita itu jedak-jeduk tak karuan.

"Kau selalu tidak terduga? Apa begini caramu memperlakukan pacarmu dulu?" terka Sora senyum-senyum kagum.

"Ini pertama kalinya aku memakaikan sepatu pada perempuan. Biasanya aku tidak memiliki waktu melakukan hal aneh seperti ini," jelas Daniel lantas berdiri tegak seperti biasa selesai memakaikan sepatu pada wanitanya.

Sel kebahagiaan Sora meningkat sempurna, terbang tinggi menembus awan ke angkasa.

"Jadi pertama kalinya? Baguslah. Ini juga pertama kali aku rasakan. Kamsahamnida," ucap Sora entah ada angin apa mendadak mengucapkan dengan bahasa Korea selatan.

Daniel tersipu ucapan itu begitu indah didengarnya. Alasan Daniel mengganti sepatu hells dengan sepatu kets untuk menjaga hal tidak terduga apabila sesuatu datang mendesak.

Membawa Sora ke luar sama halnya mengantarkan pada orang suruhan Mr. Aland. Daniel harus waspada apabila hal seperti itu menghadangnya. Demi Tuhan dia belum siap mengatakan kebenaran itu. Sampai kapan misi ini berlangsung, keputusan ada ditangannya. Jika saja misinya tidak berubah mungkin sudah selesai dan dia bisa pulang ke negaranya.

~~~

Di samping itu Jerry menjalankan niatnya menemui Bibi Candy.  Langkah Jerry terhenti mendadak suara pecahan benda terdengar di dalam rumah sederhana itu, disusul teriakan  perempuan yang cukup membuat gendang telinga sakit.

"Lelaki tidak berguna! Bisa-bisanya melakukan ini padaku! Pergi dari rumah ini! Aku muak hidup bersamamu. Pergi! Sebelum aku membunuhmu!" maki Candy lantas melempar pas bunga hingga pecah.

Rudy sigap mundur menjauh hampir saja pas bunga itu mengenai kepalanya.

"Iya aku akan pergi! Aku juga muak hidup seperti ini. Jangan pernah hubungi aku lagi!" Rudy tidak mau kalah. Sudah cukup bersabar selama bertahun-tahun menerima perlakuan dari sang istri yang selalu memaki dan merendahkannya.  Candy selalu menyalahkan kepergian Sora dari rumah.

Rudy setengah berlari menerobos pintu tanpa melihat sekitar. Hampir saja menubruk Jerry yang kebetulan mematung di depan pintu.

Rudy hanya melirik sekilas keberadaan Jerry yang cukup dikejutkan olehnya. Muak dan kesal Rudy mengabaikan Jerry yang terheran.

"Yah pergilah! Aku juga muak melihat wajahmu dasar lelaki lemah!" maki Candy sendiri. Lantas mengambil Vodka dalam lemari menenggak langsung dari botol. Tidak pernah diduga Jerry sudah berdiri di depannya.

"Oh kau siapa? Kenapa masuk ke rumah orang tanpa permisi?" ucap Candy terheran, sorot matanya memancarkan kewaspadaan. Akhir-akhir ini seseorang terus mengintai rumahnya, entah itu suruhan Mr. Aland atau orang yang kebetulan melintas. Candy merasa harus waspada apabila bertemu orang asing.

"Maaf, tadi pintunya terbuka. Tolong jangan salahpaham saya bukan orang jahat," jelas Jerry tegas dan cepat.

"Jadi kau sengaja datang ke rumahku? Sangat aneh tidak ada orang yang mau masuk rumahku, karena mereka tahu bagaimana sifatku." Candy melangkah mendekati Jerry yang masih mematung tegak. Tiba-tiba Candy menyeringai entah apa yang ada dipikirannya.

"Kau sudah menikah?" tanya Candy tiba-tiba.

"Belum. Saya masih sendiri," balas Jerry tidak ada keraguan dari ucapannya, karena Jerry tahu bagaimana sifat Bibi Candy dari Sora.

"Bagus." Candy mengangguk lantas menyambung pertanyaannya,  "pekerjaanmu?"

Bibir Jerry tertarik ke samping sesuai dugaan, Bibi Candy akan terpikat karena  penampilan sempurna. Tidak ragu dia memperkenalkan diri sebagai wakil direktur tempat Sora bekerja, dan tentu saja hubungannya dengan Sora yang tidak terlalu baik setelah putus diungkap semua, bedanya Jerry memutar balikan fakta yang ada.

Sesaat kemudian.

Jerry membawa Candy ke restoran Jepang. Satu ruangan menjadi tempat makan mereka. Usahanya memikat hati Bibi Candy sukses. Wanita itu tahu bagaimana mencintai uang.

Jerry merogoh sesuatu di saku jasnya. Sebuah kotak beludru merah maron disodorkan. Tentu saja mata Candy langsung terbelalak kaget saat membuka kotak tersebut.

"Wow cantik sekali! Kau sengaja membawa ini untukku?" ucap Candy histeris.

"Iya Bibi. Ini hadiah dariku untuk Bibi Candy yang cantik. Terimalah!" Jerry tersenyum puas ketika hadiahnya disukai Candy.

Sepasang anting dan liontin putih berkilau adalah alat untuk mendapatkan hati Bibi Candy. Wanita centil itu tahu apa yang diinginkan Jerry.

"Tenang saja, urusan Sora biar Bibi tangani. Gadis itu tidak bisa menolak perintahku." Candy penuh percaya diri jika Sora bisa ia taklukan. Dengan begitu dia bisa mengeruk semua uang dan perhiasan  dari Jerry, sebab lelaki tampan itu telah menjanjikan kemewahan.

Setelah sukses merayu Candy agar berada di pihaknya, Jerry kembali menemui Yolanda di kamar hotel.

"Rencana kita berhasil sayang, wanita tua itu sudah ada dipihak kita," tutur Jerry, lantas memeluk Yolanda dari depan.

"Baguslah. Tidak lama lagi kita akan berhasil mendapatkan harta karun itu. Berapa yang kau janjikan padanya?" Yolanda menatap penuh ketertarikan atas balasan dari Jerry.

"Aku hanya menjanjikan dia kemewahan, tentu saja aku tidak bodoh. Setelah aku mendapatkan tato itu maka wanita tua itu harus mendekam di penjara." Jerry menyeringai puas. Niatnya menjadi lelaki yang tidak berperasaan berhasil. Semua itu demi mendapatkan gambar di punggung Sora yang semakin menarik perhatiannya.

~~~

Daftar keinginan Sora hari ini nonton film mandarin di bioskop, dan setelahnya makan enak. Tidak ada kegiatan lain selain mengisi perut sampai kembung.

"Jadi ini daftar keinginanmu, makan sepuasnya."  Daniel mengomentari.

Sora mengangguk cepat dengan mulut dipenuhi makanan. Melihat wanitanya makan seperti buat Daniel menggeleng.

"Sekarang aku tidak aneh lagi melihatmu makan seperti ini. Baiklah aku akan ikuti kemauan-mu sampai cacing di perutmu pingsan," ucap Daniel lantas menyantap hidangan yang telah tersaji sejak sepuluh menit yang lalu.

"Gomawo, aku akan berusaha menidurkan cacing perut yang nakal ini. Tentu saja setelah perutku kenyang." Sora terkekeh kecil, menyenangkan sekali makan bersama kekasihnya. Entah kenapa dia sangat nyaman makan apapun dengan Daniel.

Setelah menumpuk makanan di dalam perut. Mereka berdua melangkah menyusuri pertokoan. Sora merengek ingin membelikan sesuatu untuk sahabatnya. Dua hari lagi Zaskia ulang tahun. Sora harus mencari kado yang spesial agar sahabatnya tidak kecewa.

Entah bagaimana tiba-tiba saja sepeda motor melintas kencang. Hampir saja Sora tertabrak jika Daniel tidak sigap menangkapnya ke pinggir.

Sett ...

Secepat kilat pengendara motor misterius itu mengeluarkan senjata tajam. Berupa pisau lipat kecil telah menyayat tangan Daniel.  Lelaki itu lebih mencemaskan keadaan Sora dibanding luka yang cukup dalam di tangannya.