webnovel

Aku Mau Tidur Denganmu, Anna!

"Ah rumahku!" Anna berlarian di dalam rumahnya. Dia lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. Rasanya begitu bahagia bisa menginjak kaki di rumah itu.

"Makasih ya Raja, kamu mengizinkan aku pulang ke rumah." Anna memberikan cengiran lebarnya ke Raja.

"Hanya beberapa hari saja. Setelah itu, kamu harus ikut aku ke Italia. Oh iya, nanti anak buahku yang akan membantu kamu mengurus dokumen untuk kepergian ke sana."

Anna nampak tak terima. Sudah sejak tadi Raja mengutarkan keinginannya untuk mengajak Anna ke Italia, dan perempuan itu menolak beberapa kali.

"Nggak mau Raja! Aku nggak mau ikut kamu ke sana! Kalau aku ikut kamu, siapa yang akan menjaga ibu aku?" Anna membalas tegas dan memasang wajah cemberut yang dia tunjukkan untuk Raja.

Raja mendekati Anna dan duduk di samping perempuan itu. "Aku akan menanggung semua biaya untuk kesembuhan ibu kamu. Aku akan mempekerjakan perawat khusus untuk menjaga ibu kamu. Kamu harus ingat Anna, aku sudah mengeluarkan banyak biaya hingga sekarang ibu kamu kondisinya membaik. Salah satu cara untuk membayarnya, kamu harus ikut denganku ke Italia."

Anna terdiam. Dia mengerti apa yang Raja lakukan adalah sesuatu yang besar. Anna juga tahu diri. Bagaimana mungkin dia tak membalas kebaikan pria itu?

"Tapi aku takut. Apalagi kamu cuman pria asing dalam hidup aku. Nanti kalau sampai Italia aku dijual sama kamu gimana? Pria jaman sekarang kan banyak yang jahat dan aneh-aneh," balas Anna dengan menunjukkan wajah memelasnya. "Teman dekat aku ajah udah menjual aku ke rumah wangi ayu. Padahal aku kenal lama sama dia. Apalagi kamu? Pasti nanti lebih jahat dari dia."

Raja tertawa mendengar balasan Anna. Perempuan itu sangat menggemaskan menurutnya. Raja mengusap pipi Anna sekilas dan memegang kedua pipinya. Raja lalu menghadapkan wajah Anna ke wajahnya. "Anna dengarkan aku. Aku tidak mungkin menyakiti kamu. Apalagi sampai menjual kamu. Sejujurnya, aku hanya ingin kamu ada di sisiku. Kamu harus tahu, bahwa aku sangat menginginkan kamu. Maaf kalau aku egois, tetapi setelah bertemu denganmu, aku tidak bisa jauh dari kamu."

Sepasang manik milik Raja Anna tatap begitu dalam. Entah kenapa, kalimat yang biasanya menyebalkan untuk dia dengar, kini begitu menyentuh hatinya. Ada seorang pria yang begitu menginginkannya sampai seperti ini. Lebih dari itu, Raja memang pria yang sudah membawanya keluar dari rumah wangi ayu dan berperan besar dalam kesembuhan ibunya.

"Kalau aku pikir-pikir dulu gimana?" tanya Anna.

"Baiklah. Aku kasih waktu sampai besok," balas Raja.

"Jangan besok dong. Gimana kalau kamu kasih aku waktu tiga hari. Ya?" Anna merayu dengan manis. Anna memegang lembut lengan Raja dan jelas saja ulahnya membuat Raja luluh.

"Yasudah boleh." Raja membalas kalem.

"Ah.., makasih Raja." Anna bertingkah genit dengan bergelayut manja di lengan kekar pria itu.

Raja keheranan. Anna tiba-tiba seperti ini. Namun, dia juga kesenangan karena sikap manja yang Anna tunjukkan.

"Oh iya, aku mau buatkan minuman ya buat kamu. Kamu mau apa?"

"Apa saja Anna."

"Baiklah Tuan Raja, aku buatkan minuman dulu untukmu." Anna bersikap seperti pelayan yang begitu menghormati tuannya. Anna sedikit menunduk dan kemudian berlalu dari hadapan Raja.

Menunggu Anna kembali, Raja melihat-lihat isi rumah itu. Dia memperhatikan beberapa pajangan yang ada di rumah Anna. Raja mendekati salah satu foto Anna yang mengenakan seragam SMA. Jemari Raja mendekat dan mengusap wajah Anna.

"Sangat cantik," puji Raja. Dia terpesona melihat foto.

"Minuman datang." Anna berseru. Dia terkekeh melihat Raja yang kini sedang melihat foto-fotonya yang terpajang di ruang tamu.

"Kenapa? Cantik ya aku, hmm?" tanya Anna begitu percaya diri.

"Iya, sangat cantik." Raja membalas cepat.

"Jelaslah. Wajah ini kan salah satu kebanggaan aku." Anna menunjukkan dengan bangga wajahnya ke Raja.

Raja mendekatkan wajahnya ke depan wajah Anna. Dia hendak akan mencium bibir perempuan itu, namun, Anna lebih dulu menghindar.

"Apa sih kamu maih nyosor ajah!" kata Anna memberikan protes. Dia memberikan pukulan lemahnya ke dada Raja yang justru membuat Raja tertawa meledek.

"Makanya kamu jangan menunjukkan dengan bangga wajah cantik kamu itu. Jadinya aku tidak tahan," kata Raja yang sekarang mulai menyeruput kopi buatan Anna.

Anna yang duduk di samping Raja keheranan. "Tidak tahan apa? Mau buang air?" tanya Anna meledek.

"Tidak tahan untuk mencumbumu."

Plak!

Anna tak segan melayangkan tamparan ke wajah Raja. Sangat menggelikan mendengar kalimat itu keluar dari mulut Raja. Ulah Anna membuat Raja menatap kesal.

"Kamu tuh jorok banget sih. Kalau mau bicara tuh difilter Raja! Jangan sembarangan. Menggelikan aku dengarnya." Anna memberikan protes dengan tegas. Tatapan kedua matanya nyalang menatap Raja.

"Aku hanya bercanda Anna."

"Udah deh sana kamu pulang ke asalmu!" usir Anna. Dia sedikit mendorong Raja yang seolah menjadi kode agar pria itu segera pergi.

"Aku mau tidur di sini," pinta Raja dengan santai.

"Nggak! Nggak boleh!" Anna menolak tegas. Padahal malam ini, dia ingin tidur dari gangguan Raja.

"Kenapa tidak boleh?" tanya Raja menggoda. Dia mendekatkan posisinya ke Anna dan berhasil membuat Anna terpojokkan. Raja yang memang senang menggoda Anna, membuat Anna histeris saat Raja akan menyentuhkan bibirnya ke leher.

"Argh. Mesum banget sih kamu. Dikit-dikit nyosor! Pulang sana!" Anna sudah tak tahan lagi. Dia menarik tangan Raja kuat-kuat dan memaksa pria itu agar bangun dari posisi duduknya.

Raja begitu mudah mempertahankan posisi duduknya. Sedangkan Anna, dia sudah mengerahkan seluruh tenaganya agar pria itu bangun dari sofa. Namun, usahanya sia-sia. Anna justru kini tertarik dan jatuh ke atas tubuh Raja.

Pandangan mereka saling bertemu yang justru menjadi peluang bagi Raja untuk memeluk Anna erat dan memberikan godaannya. "Apa aku harus menikahimu Anna supaya aku bisa memilikimu sepenuhnya?"

Kedua tangan Anna berusaha memberikan pukulan ke Raja. Apapun dia lakukan untuk membuat pria itu melepaskan pelukannya.

Setelah berhasil lepas dari Raja, Anna bisa bernapas lega. Rasanya seperti lepas dari kandang hewan buas. Ya, Rajalah hewan buas itu.

"Nikah sama kamu? Hahaha. Jadi pacar kamu ajah aku nggak mau. Tiap hari nanti aku digrepe-grepe sama kamu kalau aku jadi pacar kamu."

"Bukankah, belum jadi pacar saja, aku sudah beberapa kali menyentuhmu Anna. Kita bahkan hampir saja akan bercinta. Iya kan?" Raja bicara terus terang. Dia kemudian tertawa kecil. Apalagi sekarang melihat wajah panik Anna.

Anna histeris sendiri jika ingat apa yang sudah terjadi saat di rumah Raja. Ya, Anna bahkan pernah berciuman dan lebih dari itu. Anna memeluk tubuhnya erat dan merasa tak rela pria itu pernah menikmati bagian tubuhnya.

"Argh!" Anna berlari menuju kamarnya dan menutup pintu kamar.

"Jadi, apa aku boleh tidur di sini?" tanya Raja berseru dari ruang tamu.

"Terserah kamu! Diusir pun kamu tidak akan pergi kan!"

"Kalau begitu buka pintu kamarmu Anna! Aku mau tidur berdua denganmu. Siapa tahu habis ini kita dipergoki warga lalu dinikahkan."

Di dalam kamarnya, Anna menggeram frustasi. Menghadapi Raja memang menjadi ujian yang berat untuknya.

Hai readers, jangan lupa tinggalkan reviewnya :)

Istyanahcreators' thoughts