"Ya, udah besok kita ke sana," ucap Rico.
"Ke mana?" tanya Davina.
"Ya, ke makamnya Ali."
"Di daerah mana. Aku enggak tahu dia dimakamin dimana," sahut Davina.
Rico mengerutkan keningnya. "Deket rumah Ali dong. Ke mana lagi?"
Davina mengerutkan keningnya. Ia tampak berpikir sejenak. "Nanti kalau ketemu Bu Alma gimana?"
"Ya, enggak gimana-gimana, dong."
"Aku enggak mau dia ngeliat Hannah."
"Bagaimana pun Bu Alma kan neneknya Hannah .... "
"Enggak! Dia bukan siapa-siapanya Hannah! Hannah anakku!"
"Sayang, jangan begitu dong. Bagaimana pun tetap darah lebih kental daripada air, kan?"
"Dia dulu nyuruh aku gugurin Hannah, Mas. Enggak, aku enggak mau dia tiba-tiba jadi neneknya Hannah. Punya andil apa dia? Andil dia adalah mengacaukan semuanya. Coba saja kalau waktu itu dia enggak jahat sama aku. Bapak juga enggak mungkin akan memukuli Ali sampai dia mati!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com