Pagi ini terasa dingin sampai keulu hati, menggetarkan sebuah rasa.
Kala aku membuka jendela kamarku, masih terasa disini dari hatiku. Ada rasa yang tak sempat terucapkan,
Kamu? mengapa hadirmu selalu membawa tanya dalam hatiku? seperti sebuah teka teki yang tak pernah terselesaikan. Aku bingung sendiri dibuatnya.
Hmm.. hawa dingin merasuki kamarku, dengan penuh rasa malas yang masih menyelimuti diri, ku paksakan untuk bangun dari tempat tidurku.
Pandangankupun terarah pada sebuah jam dinding mickey mouse kartun kesukaanku. masih pukul enam pagi ternyata gumaku dalam hati.
Akupun melangkah malas menuju kamar mandi dikamarku dan segera mandi pagi.
Pukul setengah tujuh pagi selesai sudah aku mandi dan berbenah diri dari kamarku. akupun menuju meja makan dilantai bawah, tampak mamaku tersayang sedang menyiapkan sarapan untukku dan abangku. karena papaku sedang tugas diluar kota, jadi hanya kami bertiga dimeja makan ini.
Pagi mama sapaku pada mama sambil memeluknya dengan erat dari belakang,
pagi sayang mamapun membalas sapaku membalik tubuhnya menghadapku lalu mengecup keningku.
Rutinitas yang sudah aku lakukan dengan mama dari kecil tiap pagi seperti ini, mungkin karena sudah menjadi kebiasaan hingga terbawa kini pada aku yang sudah bukan anak anak lagi..
Aku yang kini sudah duduk dibangku kelas dua belas atau tiga sekolah menengah atas, dan masih terlihat manja dihadapan mama dan abangku. begitulah aku dirumah. tiada tempat yang paling nyaman selain berada dilingkungan keluarga.
Setelah mama mengecup keningku, aku membalas kecupan mama dipipi kanan dan kiri mama, lalu akupun bergabung duduk dimeja makan bersama mama dan abangku tersayang.
Oii.. wajahmu kenapa ditekuk gitu sih, sampai bikin kerucut dibibir sahut abangku..
jangan cemberut gitu dong dek! masih pagi nih, ada apa? sini cerita sama abang..!
aku hanya tersenyum datar dan melanjutkan sarapanku tanpa menoleh pada abangku.
duh.. jutek banget sih adek gua ini..
pasti lagi pms ( premenstrual syndrome atau menstruasi ) ya kamu dek?!
Aku hanya melirik abangku sekilas dan mengeryitkan keningku tanpa bersuara.. tuhkan judes banget sih.. serem tahu dek.. hoho..
Abangku tetap saja menggodaku.
duh berisik deh bang, aku tetap fokus dengan sarapanku sambil memakannya perlahan.
Sudah.. sudah.. bang, jangan goda adek nya terus dong.. lanjut sarapannya nanti keburu siang, ucap mama pada abangku.
Sementara mama hanya melirik dan memperhatikanku dari tempatnya duduk.
dan kami bertigapun sarapan dipagi hari.
tidak lama terdengar suara yang tak asing memanggilku.. menghampiri meja makan, menyapa mama dan abangku.
Pagi tante.. pagi bang David..
Mama dan abangku menimpalinya pagi juga Galih,
Udah sarapan belum lih? sini sarapan dulu.. ucap mamaku pada Galih.
iya makasih tante, udah tadi dirumah.
sarapan lagi aja sini lih sahut abangku.
makasih bang, tanpa babibu..
Galih sudah duduk disebelahku dan mengambil roti bakar dimeja lalu menyuapkan kedalam mulutnya.
Mama, aku dan abang tertawa karenanya.. ya begitulah Galih sahabatku ini,
sudah biasa, tak ada jarak lagi dimata keluargaku, keluargakupun sudah sayang pada Galih menganggapnya sebagai keluarga sendiri.
Galih sudah biasa keluar masuk seenaknya dirumahku. mungkin rumahku sudah dianggap rumah kedua olehnya, begitupun aku sebaliknya, akupun sudah dianggap seperti keluarga sendiri dikeluarga Galih. rumah Galih adalah rumah keduaku.
ketika kebanyakan teman teman cewek lain bersahabat dengan cewek lain nya. aku dan galih bagai tak terpisahkan.
Dimana ada Galih, sudah pasti ada Dita.
siapa yang menyangka sosok disebelahku ini yang sedang memakan roti bakar dengan lahapnya menjadi sahabatku kini.
Pelan pelan makan nya lih, ucapku pada Galih..
" nanti lu keselek lagi, udah kaya belum makan setahun aja lu lih.. "
katanya lu udah sarapan tadi dirumah? Galih tersenyum dan menjawab, emang udah sarapan Dita. tapi gua belum kenyang.. rejeki jangan ditolak. iya gak tante? Galih melirik mamaku dengan mengedipkan matanya bersikap sok manis pada mamaku.
mamaku tersenyum, makan yang banyak Galih..
Ok tante siap!, makasih ya tante.. dan kami semuapun yang berada dimeja makan, tertawa kembali melihat tingkah galih.
Itulah dia Galih yang konyol, sahabatku yang apa adanya, tak tahu malu, sedikit absurd tapi juga hangat, baik dan care banget orangnya.
Didekat Galih aku bisa menjadi diriku sendiri, apa adanya tanpa drama, tanpa jaim ( jaga image ) bersama Galih, semua terasa mudah. apapun situasi nya? kita berdua selalu punya cara untuk mengatasinya. selalu ada saja tingkah absurd Galih yang membuatku tertawa karenanya, tiada hari tanpa tawa dan canda dari Galih.
Sekilas dari luar Galih memang terlihat dingin bagai es di kutub selatan, saking dinginnya, orang orang yang hanya selewat mengenalnya akan berkata Galih sombong dan amat begitu cuek.
Bila kita belum begitu mengenalnya, tapi siapa sangka setelah mengenal Galih lebih dalam pasti kalian akan tahu bahwa Galih itu asik dan hangat orangnya.
Sudah lima tahun terakhir ini aku bersahabat dengan Galih bahkan hampir enam tahun sejak kelas satu atau tujuh sekolah menengah pertama, pertemuan tidak sengaja saat itu berujung keakraban kita berdua hingga saat ini. Seperti cerita Galih dan Ratna.. eitss.. tapi ini Galih dan Dita. bukan kisah Galih dan Ratna.
dan ini adalah kisah kita..
🌹🌹🌹
Hallo readers tersayang..
terimakasih sudah membaca
" Galih dan Dita, Bukan Galih dan Ratna "
jangan lupa support terus author ya,
karena support dari kalian semua adalah moodboster bagi author.
follow juga ig author ya
@titawiradisastra
Mari kita berteman :)
dan jangan lupa mampir ya diBlog author
https://titawiradisastra.blogspot.com
Jangan lupa tinggalkan jejak nya ya!
#PleaseDontPLATGIARIZE
#BeOriginal
#MyKarya.
Love you Readers :)