webnovel

Fons Cafe #2

Tatsuya Maruyama is a success lawyer. Alexander Kougami is genius physic teacher. Carlos Takamasa is the womanizer scriptwriter. Leonardo Shibasaki is the cold hand oncology surgeon. David Kajima is the funniest comedian of the year. Kris Aikawa is the funky business man. They all have the same problem about woman. --- Berteman sejak masa sekolah, menjadikan mereka berenam selalu paham satu sama lain, dan hingga pada akhirnya satu per satu di antara mereka pun memutuskan untuk mulai melangkah dan mencari pasangan hidupnya. Setelah Tatsuya, Alex dan Carlos menemukan tulang rusuk mereka. Mungkin kisah ini sudah selesai bagi mereka bertiga. Namun, tidak demikian bagi Leo, David dan Kris! Apakah Leo, David dan Kris mendapatkan kesempatan mereka juga untuk bahagia?

Abigail_Prasetyo · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
46 Chs

Episode 44

"Haahahahaha!!!!" Tawa Carlos pecah seketika mendengar tanggal pernikahan Leo. "Astaga! Bahkan calon istrimu sendiri tidak melakukan bimbingan pranikah?!"

Leo mengangkat bahunya. Lagi pula, kalau dia melakukan bimbingan pranikah selam 6 bulan di gereja, dia juga tidak akan memiliki waktu yang banyak untuk melakukan hal semacam itu.

Jadwal operasi dan pasien-pasiennya akan telantarkan kemana memangnya?

"Setidaknya kalian berdua benar-benar serius untuk pernikahan ini bukan?" Tanya Kris. "Maksudku, kalian menikah di hadapan Pendeta, mengucapkan janji nikah kalian di depan jemaat. Dan hanya maut yang dapat memisahkan kalian, bukan cerai atau karena hal lain. Mengerti?"

"Sebenarnya kau ini sahabat atau Ayahku, Kris?" Tanya Leo kesal.

"Leo tidak akan menceraikan istrinya, aku yakin." Suara Rhea tiba-tiba memenuhi pembicaraan mereka. "Walaupun Leo tidak mau melakukan hal seperti melakukan perjanjian sebelum pernikahan, tapi aku tahu betul kalau Leonardo Shibasaki bukanlah orang yang akan dengan mudahnya menceraikan istrinya kelak."

Leo tersenyum pada Rhea. "Ya. Kau tahu betul apa yang kupikirkan ternyata."

"Tentu saja, Leo!!" Seru Rhea lalu memeluk temannya ini dari belakang.

Carlos memasang wajah sinisnya, kemudian berdeham cukup keras, karena dia kesal. "Suamimu disini, Rhe..."

Rhea tersenyum nakal, "Ya, aku tahu. Tapi aku menyayangi Leo, juga Los..."

"Kau menyayangi kita semua Rhe," kata David. "Buktinya kau selalu menemani Carlos saat kita sedang berkumpul bersama. Coba kau lihat Steffi dan Gaby yang sibuk dan tak mau berkumpul dengan kita?"

Rhea mengerucutkan bibirnya, "Jangan bilang begitu! Gaby pasti sibuk mengurus Clement yang sudah bisa jalan kesana-kemari sekarang. Dan Steffi juga sibuk dengan pekerjaannya. Kalau aku memang tidak punya kerjaan sejak menikah!"

Leo jadi berpikir. Ngomong-ngomong apa sebenarnya pekerjaan calon isteimu ya?"

"Le, pekerjaan calon istrimu apa?" Tanya Rhea, yang sudah melepaskan pelukannya dan kini duduk di sebelah Carlos.

Leo menggeleng. Dia baru sadar kalau dia belum menanyakan pekerjaan Eugene selama ini.

"Tanya, Le!" Perintah Rhea. "Aku, pembalap yang pensiun, kerjaanku hanya shopping, makan, gym, karena aku tidak memiliki pekerjaan, alias menganggur sejak menikah. Melakukan pekerjaan rumah tangga? Yang benar saja! Mana mungkin Carlos membiarkan aku melakukan ini dan itu di rumah saat dia bilang sudah punya pengurus rumah tangga sendiri di rumah."

Leo terkekeh. Yang dikatakan Rhea memang benar, selama dia menyandang nama Mrs. Takamasa, dia tidak pernah terlihat tomboy seperti dulu. Bahkan dia merawat tubuhnya selalu. Selalu!

"Sayangnya aku bukan orang kaya dan memiliki banyak harta layaknya Carlos, Rhe."

"Kau menikahi putri Presdir rumah sakit tempat kau bekerjakan?" Selidik Rhea untuk kesekian kalinya. Lalu di jawab dengan anggukan Leo. "Putri tunggal dari Regium Hospital, sudah pasti dia juga sepertiku nantinya setelah menikah. Mana mungkin dia pernah melakukan pekerjaan yang memakan tenaga besar?"

Leo berpikir sejenak dan memang kenyataan yang diktakan oleh Rhea benar adanya.

"Dimana dia tinggal?"

Leo mengingat-ingat dimana tempat tinggal Presdirnya. Namun kemudian bayangannya sampai pada apartemen Alex. "Apartemen Motagne, lantai 7, nomor 1."

"Wah, itu hanya beda dua lantai dari apartemen Alex! Alex ada di lantai 5 bukan?" Balas Rhea riang.

Leo tersenyum masam. Itu berarti Alex seharusnya sudah sering bertemu dengan Presdir dan keluarganya?!

Cindy

Keadaan Mr. Edwin memburuk, setelah dilakukan histerektomi.

Leonardo S.

Siapa yang melakukannya?

Cindy

Dokter Dimas.

Leo melancarkan kalimat sumpah serapahnya karena kesal. Mengapa bisa-bisanya dokter yang baru menjadi spesialis bedah tumor dua tahun, dan dia sudah diberikan tanggung jawab untuk melakukan histerektomi?

Leonardo S.

Siapkan ruang operasinya.

Aku minta Viana untuk dokter anestesi, Sammy asisten 1, Dito asisten 2 dan Paula asisten 3. Siapkan dalam waktu 30 menit!

Cindy

Baiklah. Aku mengerti.

Leo menutup ponselnya. "Aku harus pergi, ada operasi mendadak di rumah sakit."

Dengan cepat, Leo pun pergi meninggalkan Fons. Sementara Rhea, Carlos, Kris dan David masih tinggal disana, mereka mengobrolkan, membicarakan Leo.

"Ck! Sudah mau menikah masih saja mendahulukan pasiennya!" Seru Rhea.

"Dokter yang baik, memang seperti itu, Rhe!" Tambah David, tertawa dan menepuk punggung Rhea.

-----

"Hambar..." gumam Eugene, selagi memakan sapi lada hitam di GAE Restaurant. Ia juga mengatakan hal yang sama saat memakan appetizernya, yaitu cream soup dengan baguette.

Terakhir, saat dia memakan mascarpone almond, Eugene baru bisa merasakan sedikit rasa manis dalam mascarponenya.

"Apa ada yang salah?" Tanya Nino, "Aku memasak sesuai dengan resep yang kau tulis, Eugene."

"Tidak, semuanya enak, seperti biasanya. Jadi kau tidak perlu khawatir," kata Eugene. Nino adalah koki sekaligus manager yang di percayai Eugene untuk mengelola GAE. Seluruh masakan yang di buat oleh Eugene, semua resep aslinya pun di buat langsung diberikan kepada Nino.

Namanya adalah Gionino, dan ia adalah teman Eugene yang memiliki bakat memasak luar biasa. Selain itu, Nino juga memiliki taste estetika yang unik, sehingga membuat makanan yang dihidangkannya selalu menarik.

"Baiklah kalau begitu," gumamnya, "Oh iya, bagaimana dengan keadaan lidahmu? Aku khawatir kalau lidahmu mati rasa lagi seperti beberapa bulan lalu."

"Tenanglah aku baik-baik saja!" Jawab Eugene sambil memberikan senyuman terbaiknya. "Nino, tolong bungkus 10 porsi Seared Foie Gras, dan 10 Panna Cotta Alpukat."

"Banyak sekali!" Seru Nino.

"Untuk Leo." Wajah Eugene benar-benar senang saat mengatakan nama Leo. "Cepatlah, aku harus ke rumah sakit, dan membawakannya ke rumahnya!"

"Baiklah! Dasar Tukang Suruh!" Batin Nino, sebal.

-----

Kembali dari ruang operasinya, Leo meminta 10 bungkusan glukosa untuk segera di minumnya. Namun saat dia kembali ke ruangannya. Dia mendapati sebuah makanan di atas mejanya.

Seared Foie Gras & Avocado Panna Cotta (in your refrigirator).

Aku kesini, tapi kata perawat kau sedang operasi, jadi aku menaruhnya saja. Kau harus makan, karena jika tidak, bagaimana kau akan mengobati pasien-pasienmu?

-Eugene A. G.

Leo tersenyum kecil sedikit. Ini memang makanan yang tidak murah dan hanya ada di restoran mewah atau yang khusus memasak makanan Perancis.

Tok-tok-tok.

"Permisi Dok, ini glukosa dan gelasnya," kata Perawat itu, dan dengan cepat dia meletakkan di atas meja kerja Leo.

"Bawa ini sekalian," kata Leo, sambil memberikan Foie Gras yang di dapatnya dari Eugene tapi Panna Cottanya dibiarkan di kulkas saja. "Kau bisa memberikannya pada orang lain juga kalau kau tidak suka."

"Ahh?" Perawat itu kebingungan, tapi dia tetap mengambil Foie Grasnya, lalu keluar.

Di resepsionis departemen onkologi, perawat itu masuk ke dalam ruang kaca yang biasa menjadi tempat data pasien dan ruang istirahat.

Disana sudah ada yang kurang lebih empat jam ini menunggu di dalam sana.

"Dokter Leo memberikan makanan ini untukku, katanya aku bisa memberikannya pada orang lain kalau aku tidak suka," jelas perawat tersebut cepat, dan memberikan Foie Grasnya balik pada Eugene.

Eugene mendengus kesal.

Dia tidak habis pikir kalau Leo akan menolak makanan pemberiannya. Dua jam yang lalu dia memberikan 9 porsi Foie Fras pada keluarganya Leo di rumahnya, dan semua orang di rumahnya bersorak senang melihat Foie Gras itu. Termasuk Lea, Amel, Reza dan Bibi Linda yang terkenal cerewet sekali soal makanan.

"Astaga!! Apa yang disukainya memang!?" Serunya frustasi. Selama ini semua orang selalu menyukai masakannya, apalagi bila sudah berasal dari restorannya sendiri.

"Maaf, tapi saya tidak tahu," jawabnya. Perawat tersebut menunduk, memberi hormat pada Eugene lalu pergi.

Eugene masih berkutat dengan makanan seperti apa yang disukai oleh Leo, tapi kemudian terdengar suatu jawaban yang menjadi jawaban atas kebingungan Eugene.

"Makanan laut dengan bumbu yang pedas."

Eugene bergeming, menoleh ke belakang, ke arah suara itu datang.

Rambut kuncir kuda, kulit putih, mata sayu dari Si Pemilik Suara itu pun membuat Eugene penasaran. "Itulah makanan kesukaan Dokter Leo." Seulas senyum menghiasi wajah yang memberikan informasi itu. "Dia menyukai seafood, tapi juga sangat membencinya jika bau amis. Dokter Leo tidak suka daging giling dan jenis olahan apapun, tidak menyukai makanan yang masih meninggalkan bau darah dan lembek. Dia juga tidak suka jika diberikan hidangan penutup berupa buah-buahan."

Eugene mengangguk-anggukan kepalanya pertanda paham, selanjutnya dia bingung. Siapakah orang ini? Dan kenapa dia bisa tahu kalaj Leo menyukai ini dan tidak menyukai itu?

"Maaf, tapi sebenarnya kau ini siapa ya?"

Dia pun, gadis si pemberi informasi tersebut tersenyum. "Nama saya Cindy."

"Dan kau...?"

"Dokter residen, di departemen onkologi," jawabnya lagi sambil tersenyum.

"Ah, berarti kau memang mengenalnya. Kau mengambil spesialisasi apa memangnya?"

"Bedah anak," balasnya sambil tersenyum.

Eugene mengangguk-anggukan kepalanya lagi. "Tapi... sebenarnya kau ini siapanya Leo?"

Cindy melenyapkan senyum di wajahnya saat Eugene bertanya itu. Dia tidak yakin mau menjawab pertanyaan anak Presdir ini atau tidak, tapi sepertinya cepat atau lambat juga Eugene akan mengetahuinya juga.

"Sebelumnya mohon maaf, tapi saya adalah mantan kekasih Dokter Leo yang ditinggalkannya," jawabnya singkat.