webnovel

37. Sidney and You

Tiga minggu yang lalu...

Reno akhirnya mengikuti langkah Papanya menuju tempat check in di bandara Seotta. Sebuah perjalanan yang dia tak duga kini ada di depan matanya, entah bagaimana tiba-tiba dia harus terbang ke Sidney dan menemani perjalanan bisnis Papanya.

Setelah melewati pintu check in dan boarding akhinya mereka terbang menuju Sidney. Jasson hanya memandang lautan awan dari balik jendela dalam pesawat yang membawanya terbang jauh meninggalkan Jakarta.

Padahal dia ingin bertemu dengan Reina hari itu, namun sekarang dia ada di atas awan. Setelah melewati beberapa jam di atas awan, akhirnya mereka sampai di bandara Sidney. Setelah mengambil bagasi, mereka disambut seseorang kenalan papanya dan membawa mereka menuju hotel tempat mereka akan beristirahat.

Sepanjang jalan Reno hanya bisa diam dan mendengarkan Papanya berkomunikasi dengan bahasa inggris dengan koleganya. Tak ada yang ingin dia utarakan saat itu, dia hanya ingin segera sampai hotel dan beristirahat.

Reno pun hanya memandang jendela mobil di sepanjang jalan perjalanan mereka menuju hotel. Rasa kecewa karena dia tak bisa bertemu dengan Reina dan bagaimana perasaan Reina saat ini membuatnya semakin gelisah. Dia tahu dia harus menjelaskan permasalahan ini secepatanya pada Reina secara langsung.

Reno masuk ke dalam kamar hotel sesaat ketika mereka sampai di hotel. Malam itu Reno tak bisa tidur. Dia pun duduk di ruang tamu kamar hotelnya dan memandang jendela luar kamar hotelnya. Jalanan kota Sidney masih ramai meskipun waktu menunjukkan pukul sembilan malam.

Sedangkan papanya masih berbincang hangat dengan beberapa rekan bisnis di lobby hotel setelah makan malam. Hari itu dia tak ada selera untuk makan makan malam meskipun dia hanya makan saat di dalam pesawat.

Reno berharap waktu berputar lebih cepat dan empat hari ini segera berakhir sehingga dia bisa kembali ke Jakarta dan segera menjelaskan ini semua pada Reina.

❄❄❄

Keesokan harinya..

Setelah makan pagi di hotel, Reno diajak papanya untuk mengunjungi rumah salah satu rekan bisnisnya di Sidney. Perjalanan mereka menuju rumah teman Papa Reno menempuh waktu sekitar satu jam dari kota Sidney.

Sepanjang jalan menuju tempat Papa Reno terlihat cukup ramai. Apalagi pada daerah di pusat perkantoran dan mall. Banyak warga Sidney berativitas menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja maupun aktivitas lainnya.

Kota Sidney pun sepertinya sudah mulai memasuki musim semi. Reno yang sejak malam hanya di dalam hotel, kini dia bisa menikmati pemandangan musim semi di kota ini secara langsung. Area taman kota terlihat mulai menghijau. Bunga-bunga musim semi bermekaran di sepanjang jalan. Saat mereka melintas di area taman kota.

Mereka pun juga melewati beberapa tempat ikonik kota Sidney seperti Pelabuhan Sidney dan Opera House. Meskipun dia tak tahu kemana mereka akan pergi, Reno terlihat mulai menikmati perjalanan menuju ke rumah rekan Papanya setelah melihat pemandangan kota Sidney yang membuatnya jatuh cinta. Setelah melewati beberapa tempat wisata yang terkenal di Sidney membuat Reno ingin sekedar berjalan-berjalan dan ingin menikmati wisata yang ada disana.

Setelah hampir satu jam mereka pergi, sopir yang mengantarkan Reno dan Papanya berhenti sejenak di depan salah satu gerbang rumah. Setelah mengobrol sejenak dengan penjaga keamanan mereka pun kemudian bergerak menuju area sekitar rumah yang luas.

Sepanjang jalan bagian kiri dipenuhi oleh pemandangan perternakan domba yang hijau sedangkan di bagian kanan terlihat perkebunan anggur yang luas membuat Reno bertanya-tanya siapa sebenarnya rekan bisnis Papa yang akan mereka kunjungi hari itu.

Setelah melewati peternakan domba dan perkebunan anggur, mereka tiba di depan halaman sebuah rumah dengan tiga lantai yang cukup besar. Sopir tersebut pun menghentikan mobil yang dikemudikannya dan Papa Reno mulai keluar mobil dan berjalan menuju rumah tersebut diikuti oleh Reno,.

Tampak seseorang yang familiar menyapa Papa Reno. Reno pun mulai mengenali siapa sebenarnya rekan bisnis papanya yang mereka kunjungi. Ya, ternyata itu adalah Papa Shelyn. Papa dari seseorang yang dijodohkan Reno tiga tahun lalu.

"Hallo Mas Yudha.. bagaimana kabarnya?" tanya Papa Reno sembari memeluk temannya dengan hangat.

"Baik.. Kamu bagaimana kabarnya Wira? Sudah lama kita tidak bertemu." balas Papa Shelyn ramah.

"Saya juga sehat mas.. " balas Papa Reno sembari tersenyum.

"Oh ini pasti Reno.. sudah lama tidak bertemu ya.. makin ganteng." Ucap Papa Shelyn yang kemudian diikuti Reno yang menyalaminya.

"Terima kasih Om..." balas Reno sembari tersenyum.

"Mari.. ayo masuk... kita ngobrol di dalam rumah saja." Ajak Papa Shelyn yang kemudian membawa mereka menuju ke ruang tamu rumahnya.

Mereka juga disambut oleh Mama Shelyn dan disuguhi berbagai makanan dan minuman di atas meja. Semua tampak lezat dan enak. Papa Reno dan Papa Shelyn pun mulai berbincang-bincang mengenai keluarga hingga bisnisnya.

Sedangkan Reno duduk di teras rumah Shelyn setelah menemani papanya di ruang tamu dan Reno juga menikmati pemandangan di sekitar halaman rumah Shelyn. Dia juga kagum karena sudah lama rasanya dia tak menikmati udara sejuk pegunungan karena lama tinggal di Jakarta. Dia juga baru tahu rumah Shelyn di Australia.

Sejak tadi dia tak melihat Shelyn. Sudah lama rasanya dia tak bertemu dengannya. Terakhir mungkin ketika mengantarkan Shelyn ke rumah sakit. Dan sejak itu dia tak melihat Shelyn dan baru mengetahui jika dia telah kembali ke Sidney, Australia.

"Cari Shelyn yaa? Maaf nak Reno.. kalian sudah jauh-jauh datang ke Sidney, Shelynnya malah nggak ada." Ucap Mama Shelyn tiba-tiba dengan membawa cemilan untuk Reno.

"Oh tante.. tidak apa-apa Tante. Reno hanya menemani Papa kesini." Ucap Reno sedikit kaget saat tebakan Mama Shelyn benar.

"iya, Shelyn lagi kuliah. Kalau tante tahu kalian akan datang, pasti udah tante bilang pada Shelyn untuk ijin kuliah dan menemani kamu." Ucap Mama Shelyn menjelaskan.

"Tidak apa-apa kok Tante. Reno mengerti kok." Ucap Reno sembari senyum.

"Kalian sampai kapan ada di Sidney?" tanya Mama Shelyn pelan.

"Besok lusa kami kembali ke Jakarta, Tante." Ucap Reno sembari menikmati cemilan dan secangkir teh yang diberikan mama Shelyn.

"Kebetulan Shelyn besok libur. Nanti biar tante bilang ke dia untuk menemanimu jalan-jalan di Sidney sebelum kamu pulang ke Jakarta." Ucap Mama Shelyn ramah.

"Oh tidak usah repot-repot tante..nanti takutnya ngerepotin Shelyn juga." ucap Reno pelan.

"Nggak Repot, kok. Lagian kamu juga belum ketemu Shelyn juga kan, nanti biar Shelyn yang nemenin kamu jalan-jalan di Sidney.." ucap Mama Shelyn yang membuat Reno tak bisa menolak tawarannya.

❄❄❄

Keesokan harinya...

Sejak pagi Papa Reno sudah pergi ke salah satu perusahaan di Sidney. beliau akan menemui salah satu koleganya untuk membicarakan bisnis. Sedangkan Reno masih sarapan di hotel saat Papanya pergi. Hari ini dia akan berjalan-jalan di Sidney sebelum besok mereka kembali ke Jakarta.

Setelah beberapa jam kemudian, Reno telah mandi dan berganti pakaian. Reno telah bersiap menuju salah satu taman yang ada di Sidney. dia akan menemui Shelyn di Hyde park. Salah satu taman tertua di Australia yang direkomendasikan oleh Mama Shelyn kemarin. Mereka akan bertemu sekitar jam sepuluh pagi.

Ada rasa gugup dan cemas di hati Reno ketika dia bersiap menemui Shelyn. Bagaimana dia akan menyapanya setelah sekian tahun mereka tak bertemu. Pasti akan terasa canggung dan dia sendiri tak tahu harus bagaimana nanti.

Reno pun kemudian memandang jam tangannya, waktu itu jam setengah sepuluh pagi. sudah saatnya dia pergi. Dia berangkat lebih awal setengah jam dari waktu mereka bertemu karena tak ingin terlambat sampai taman.

Setelah lima belas menit waktu perjalanan, taksi yang menghantarkan Reno tiba di Hyde Park. Suasana taman hari itu cukup ramai karena akhir pekan. Banyak keluarga maupun anak muda yang menghabiskan akhir pekan dengan mengunjungi Hyde Park.

Reno pun kemudian duduk di salah satu taman yang ada di Hyde Park. Dia pun ingin menghubungi Shelyn. Namun dia tak tahu apakah nomernya berubah atau tidak. Reno hanya tahu nomer . Terakhir dia juga hanya menghubunginya saat tiga tahun lalu.

Lima belas menit dia menunggu, Reno sedikit khawatir jika Shelyn nanti tak bisa menemukannya. Dia pun mulai mencoba berjalan ke arah pintu masuk Hyde Park. Berharap dia bisa bertemu Shelyn. Sudah hampir sepuluh menit Reno menunggu di depan pintu gerbang pintu masuk, namun tak kunjung menemukan Shelyn.

Dia pun berinisiatif mencarinya di dalam taman. Reno pun berjalan pelan memandang sekitar taman berharap ada Shelyn disana. Sampai akhirnya dia pun berhenti sejenak karena kelelahan.

"Renooo.." panggil seseorang dari arah belakang.

Reno pun segera menoleh dan mendapati seseorang yang dia cari-cari sejak tadi.

"Shelyn... akhirnya kamu ketemu juga. Aku kemarin lupa menanyakan nomer teleponmu pada mamamu. Oh iya.. long time no see.." ucap Reno dengan napas yang masih terengah-engah.

"Long time no see Ren.. " ucap Shelyn sembari tersenyum.

Dia pun kemudian mengeluarkan dua botol minuman yang dia beli ketika menunggu Reno dan memberikan satu pada Reno.

"Makasih Shel.." ucap Reno yang kemudian langsung meminumnya karena kehausan.

"Iyaa.. maaf Ren..jadi membuatmu kesusahan seperti ini. Aku juga mencarimu di sepanjang taman, namun aku tak melihatmu sejak tadi. " ucap Shelyn merasa bersalah.

"Nggak papa kok, Shel..emang salahku karena kemarin tak meminta nomermu. By the way apa kabar?" tanya Reno tiba-tiba.

"Baik, Ren. Kamu apa kabar? Aku sedikit kaget karena kamu ada di Sidney." ucap Shelyn pelan.

"Aku juga. Iya.. Papaku ada urusan bisnis. Beliau mengajakku kesini. Aku malah tak tahu kalau kamu kembali ke Sidney. sejak kapan kamu pindah ke Sidney?" tanya Reno mulai penasaran.

"Sejak kita lulus SMA. Aku berpikir lebih baik jika aku kembali." Ucap Shelyn pelan.

"Pantesan.. sudah lama aku tak mendengar kabarmu. Maaf aku baru tahu ini." Ucap Reno yang merasa bersalah karena tak tahu kabar apapun dari Shelyn.

"It's okay, Ren. By the way.. kamu mau kemana hari ini?" tanya Shelyn mengalihkan pembicaraan.

Dia tak ingin kembali berharap dengan mengingat masa-masa awal mengenal Reno. Dia hanya ingin mencoba menemani Reno di Sidnney karena permintaan mamanya.

"Terserah sih, Shel.. yang bagus apa?" tanya Reno meminta rekomendasi Shelyn.

"Hmm.. apa yaa...ada banyak hal di sini yang menarik.. Okay.. ikut aku aja yaa.. " ucap Shelyn yang kemudian bangkit dari duduknya dan mulai berjalan menuju arah pintu keluar taman.

Reno pun yang tak tahu kemana mereka akan pergi hanya mengikuti Shelyn dari belakang.

"Shelyn.. kita mau kemana?" tanya Reno penasaran.

"Ada deh.. tapi aku yakin kamu pasti akan menyukainya." Ucap Shelyn sembari tersenyum.

Mereka pun kemudian menuju arah parkir sekitar Hyde Park untuk mengambil mobil Shelyn. Kemudian sekarang Shelyn duduk di kursi pengemudi dan Reno duduk di kursi penumpang.

"Shel.. aku penasaran.." ucap Reno sesaat ketika mereka memakai sabuk pengaman dan bersiap menuju ke tujuan pertama hari ini.

"Kamu tenang aja, Ren. Pasti kamu bakalan suka.." ucap Shelyn yang kemudian mengemudikan mobil meninggalkan Hyde Park menuju lokasi selanjutnya.

Sekitar pukul sebelas siang mereka meninggalkan Hyde Park. Perjalanan menuju lokasi pertama akan menempuh waktu selama tiga puluh menit. Reno yang masih penasaran kemudian hanya bisa memandang bangunan-bangunan megah dan juga indah di sekitar Sidney.

Tiga puluh menit kemudian, akhirnya mereka tiba di Wild Life Sidney Zoo. Mereka pun kemudian membeli tiket dan segera masuk ke dalam kebun binatang itu. disana ada banyak hewan khususnya khas Australia seperti koala.

Reno yang sudah lama tak pernah ke kebun binatang sangat antusias melihat berbagai hewan koleksi Wild Life Sidney Zoo. Dia pun memandang dan mengamati tiap hewan yang ada disana, tak lupa sesekali dia memotret hewan-hewan lucu dan menggemaskan dengan smartphonenya.

"Shel.. mereka lucu sekali.. thanks ya sudah mengajakku kesini." Ucap Reno senang.

Shelyn dan Reno kemudian berjalan mengelilingi kebun binatang tersebut. Ada banyak binatang yang membuat mereka terpana saat melihatnya. Melihat Reno yang sangat antusias melihat koleksi binatang yang ada di Sidney Zoo membuatnya ikut tersenyum bahagia. Mereka pun akhirnya baru selesai berkeliling saat waktu menunjukkan pukul satu siang.

Reno dan Shelyn pun memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran fast food tak jauh dari sana. Setelah menyantap makan siang, mereka melanjutkan destinasi kedua yaitu Paddy's Market, salah satu tempat untuk membeli oleh-oleh khas Australia dengan harga terjangkau.

Reno yang juga belum membeli oleh-oleh dari Sidney pun sangat antusias membeli beberapa barang untuk oleh-oleh temannya di kampus nanti. Shelyn pun sesekali memberi tahu Reno dimana toko langganannya biasa membeli oleh-oleh.

Sepanjang kawasan Paddy's Market, mereka pun juga membeli beberapa cemilan dan minuman. Mereka pun kemudian mengobrol banyak mengenai kegiatan mereka masing-masing. Mulai dari perkuliahan hingga hobby masing-masing.

Setelah puas memborong barang belanjaan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Mereka harus segera pergi meninggalkan Paddy's Market untuk mengejar sunset di Sidney Harbour. Sunset di Sidney sekitar pukul tujuh malam, lebih lama satu jam dibandingkan Jakarta.

Setelah menaruh barang belanjaan di bagasi mobil, perjalanan menuju lokasi ketiga dilanjutkan. Mereka akan pergi ke Sidney Harbour untuk melihat sunset. Di Sidney Harbour terkenal dengan pemandangan sunset yang cantik. Disana juga kita bisa melihat gedung Opera House yang lokasinya tak jauh dari pelabuhan.

Sekitar pukul setengah tujuh malam, Reno dan Shelyn akhirnya tiba di Sidney Harbour. Mereka pun akhirnya berjalan dengan tergesa-gesa menuju spot memandang sunset saat mereka sampai di parkiran mobil. Disana sudah banyak orang yang berkumpul yang juga ingin menikmati pemandangan sunset di Sidney Harbour.

"Ren.. ayo lebih cepat. Sebentar lagi sunsetnya muncul." Ucap Shelyn yang juga bersemangat untuk melihat sunset hari itu. sebenarnya dia sendiri sudah lama tak melihat sunset karena kesibukannya kuliah dan jarang ke luar rumah sejak kepindahannya ke Australia.

"Iya.. tunggu sebentar.." ucap Reno yang berjalan mengikuti Shelyn dari belakang.

Sudah lama rasanya tak melihat Shelyn antusias seperti ini, terakhir mungkin saat mereka pertama kali mengunjungi museum di Jakarta. Dia pun hanya tersenyum dan sesekali tertawa kecil melihat tingkah shelyn yang lucu.

Tak berapa lama mereka berjalan, sampailah Reno dan Shelyn ke spot foto favorit untuk melihat sunset. Setelah menunggu beberapa lama, sunset itu pun muncul dengan sangat indah. Shelyn dan Reno pun tak lupa untuk memotretnya dengan kamera smartphonenya. Mereka pun kemudian juga berfoto bersama.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu delapan malam. Mereka pun kemudian menuju salah satu restoran makanan prancis untuk makan malam. Sesekali mereka berbincang hangat dan mengobrol mengenai kesan mereka jalan-jalan bersama hari ini. Dan Reno pun kemudian diantar kembali ke hotel tempat dia dan Papanya menginap selama di Sidney.

"Thanks ya Shel buat hari ini. Makasih udah nemenin aku jalan-jalan." Ucap Reno sesaat setelah mengambil barang belanjaannya dari bagasi mobil Shelyn.

"Sama-sama.. Ren. Maaf hari ini kita hanya bisa pergi ke tiga tempat saja. Semoga kamu menyukai jalan-jalan hari ini." Ucap Shelyn ramah.

"Aku sangat menyukainya, Shel. Sudah lama rasanya aku tidak jalan-jalan seperti ini. Dan terima kasih buat pengalamanya hari ini. Aku menyukainya Shel." Ucap Reno sembari tersenyum.

Entah mengapa Shelyn tak kuasa menahan sesimpul senyumannya saat Reno mengucapkan terima kasih padanya.

"Iya.. sama-sama Ren. Aku pulang dulu yaa.." ucap Shelyn pamit.

"Hati-hati ya Shel.. see you next time!" ucap Reno sembari melambaikan tangannya.

Beberapa saat kemudian, mobil yang dikemudikan Shelyn bergerak meninggalkan lobby hotel tempat Reno menginap menuju untuk pulang. Meskipun awalnya terasa sangat canggung, namun entah mengapa Reno merasa nyaman saat mengobrol banyak bersama Shelyn hari itu.

Ada sesuatu yang tiba-tiba muncul dalam hatinya dan dia sendiri tak tahu apa itu. apa ini karena sudah lama tak bertemu dengan Shelyn. Atau mulai ada perasaan yang membuat Reno ingin kembali bertemu dengannya. Entahlah. Hari itu dia sangat bahagia meskipun dia tak tahu apa yang akan terjadi nanti di masa depan.

❄❄❄