webnovel

38. Bali Trip

Sebulan kemudian..

Minggu depan merupakan libur semester Reina. Liburan semester ini, Reina juga belum tahu mau pergi kemana karena sejak Festival musik dan seni berakhir, Reina belum mendapat kabar dari Reno, seseorang yang selalu bersamanya sejak mereka awal masuk kuliah.

Tak terasa sudah hampir sebulan sejak Reina tak bisa menghubungi Reno. Dia juga tak tahu dimana rumah Reno. Reina pun baru menyadari meskipun mereka telah berpacaran hampir tiga tahun, tak sekalipun Reno berusaha untuk mencoba memperkenalkannya pada kedua orang tua Reno.

Awalnya dia hanya berpikir mungkin nanti kalau Reno telah siap, dia akan mengajak Reina untuk berkenalan dengan kedua orang tuanya. Namun hingga saat ini tak sekalipun ada obrolan dari Reno untuk mengajaknya ke rumah Reno dan berkenalan dengan kedua orang tuanya.

Agak aneh memang jika dalam hubungan mereka selama tiga tahun, Reina tak tahu apapun mengenai Reino. Meskipun ada rasa kesal, sedih, dan juga khawatir karena hampir sebulan mereka loss concact, Reina hanya bisa menunggu Reno untuk menghubunginya.

"Tok..tok..tok..." tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamar Reina.

"Reinaa..... surprise!" ucap Luna dan disusul dengan Kania membawa beberapa bungkus makanan ditangannya.

Sore itu tiba-tiba kedua sahabat Reina datang ke rumah Reina. Mereka datang dengan membawa kue kesukaan Reina.

"Luna.. Kania.. tumben tiba-tiba kalian datang." Ucap Reina yang kaget melihat kedua sahabatnya karena mereka sudah lama tak bertemu.

"Iya.. kita kangen elu.. lagian elu sibuk terus di kampus. Jadi walaupun kita satu kampus, gue jarang banget ketemu sama elu." Ucap Luna mengeluarkan uneg-unegnya.

"hehehe.. sorry..sorry.. beberapa bulan ini gue sibuk ngurusin acara festival. Ini aja juga gue baru ada waktu santai sejenak karena kita bakal libur semester minggu depan." Ucap Reina yang juga merasa tak punya banyak waktu bertemu dengan kedua sahabatnya.

"Oh iyaa...sebenarnya kita dateng kesini untuk ngajakin elu liburan." Ucap Kania bersemangat.

"Liburan? Liburan kemana??" tanya Reina penasaran.

"Ke Bali.. ya, daripada kita semua bingung mau kemana liburan semester ini.. terus kan daripada elu pusing mikirin cowok elu yang entah kemana.. mending ikutan kita happy-happy, refreshing..." ucap Luna mencoba membujuk Reina.

"Ehm.. gimana yaa. Iya deh.. gue ikut kalian. Gue udah capek juga sama orang yang tiba-tiba ngilang dan nggak ada kabar." Ucap Reina setuju untuk ikut berlibur bersama kedua sahabatnya.

"Yeaaahh.. gitu dong! Akhirnya kita bisa bareng-bareng liburan lagi." Ucap Kania yang bersemangat mendengar Reina mau ikut ke Bali.

"Iya.. Rei.. mending kita happy dan healing di Bali." Balas Luna tak kalah bersemangat.

❄❄❄

Beberapa hari kemudian...

Reina dan kedua sahabatnya, Luna dan Kania tiba di bandara Ngurah Rai sekitar dua belas siang. Hari itu cuacanya lumayan terik dan membuat mereka memutuskan untuk segera menyewa mobil dan menuju ke hotel tempat mereka akan menginap selama di Bali. Hari ini mereka memutuskan akan jalan-jalan di sekitar Denpasar karena masih kelelahan dari perjalanan mereka dari Jakarta.

Setelah menyewa mobil, siang itu mobil yang dikemudikan Luna membawa ketiga sahabat ini pergi meninggalkan bandara siang itu.

"Lun.. nanti kita mampir di ujung jalan dulu yaa.. ada penjual es kelapa muda." Ucap Kania sembari menunjuk jalan saat dia duduk di kursi penumpang samping Luna.

"Siaap...aku juga sangat haus..lagian sih.. kenapa kita berangkat siang banget. Kan bisa aja pagi atau sore." Gumam Luna namun sembari masih fokus mengemudi.

"Ya.. mau gimana lagi.. tiket ke Bali tinggal yang jam segini di hari ini. Lagian kan kita kesini juga barengan sama musim liburan. Mau nggak mau kita dapet yang jam segini. Untung juga kamar hotel udah aku bookingin dua minggu sebelum kita liburan. Kalau nggak. Mungkin kita nggak dapet penginapan karena tadi pagi aku check, semua kamar hotel yang disewakan penuh." Ucap Kania menjelaskan.

"Iyaa. Iyaa. Makasih ya Kan.. udah bookingin hotel buat kita. Ya udah lah Lun.. yang penting kita udah dapet pesawat dan hotelnya. Mendingan kita segera ke warung es kelapa muda deh." Ucap Reina mencegah mereka bertengkar.

"Okay.. gue udah haus banget.. iya.. iyaa.. makasih ya Kan.. udah di bookingin hotelnya. Ya udah.. kita minum es kelapa muda dulu.. abis itu check in hotel dan cari makan. Kalian mau makan apa?" tanya Luna pada kedua sahabatnya.

"Ayam betutu... kayaknya enak.." ucap Reina bersemangat.

"Iyaa.. apalagi pake sambal matah... wow...delicious.gue udah sabar." tambah Kania senang.

"Okay Call...capcus kita langsung kesana.." balas Luna setuju.

❄❄❄

Sehari kemudian...

Reina, Kania dan Luna telah bersiap di tempat makan hotel pagi itu. mereka ingin segera sarapan dan bersiap memulai perjalanan mereka di Bali. Hari ini mereka akan menuju ke tanjung Benoa. Mereka ingin mencoba permainan air seperti banana boat dan flying fox.

Mobil yang dikemudikan Kania pergi meninggalkan kota Denpasar dan bergerak menuju tanjung Benoa. Suasana Bali yang tenang dan asri serta cuacanya yang cerah membuat mereka lebih bersemangat pagi itu. setelah hampir tiga tahun mereka berkuliah dan belum sempat liburan, akhirnya dapat merasakan healing yang sesungguhnya.

Jam sepuluh pagi Kania, Reina dan Luna tiba di Tanjung Benoa. Mereka tak sabar mencoba watersport yang ada disana. Pagi itu pengunjung di kawasan Benoa cukup ramai karena saat itu merupakan musim liburan. Mereka kebanyakan anak sekolah yang berdarmawisata dan sebagian lagi keluarga. Ada yang kemudian menyeberang ke pulau Penyu untuk melihat penyu-penyu dan ada juga yang berlibur di sekitar tanjung benoa untuk mencoba berbagai waterspot yang ada.

Reina dan kedua sahabatnya mengantre untuk menaiki banana boat setelah memakai jaket pelampung yang disediakan penyelenggara. Meskipun sudah hampir lima belas menit mereka menunggu, mereka tidak mengeluh karena dapat berbincang-bincang dengan turis lokal maupun mancanegara yang juga hendak menaiki banana boat.

"Rei.. Kania...ayo kita segera turun.. bli yang disana sudah memanggil kita." Ajak Luna pada pada kedua sahabatnya yang masih mengobrol seru dengan salah satu wisatawan.

"Okay.. ayo kita segera kesana." Ucap Reina bersemangat.

Mereka pun kemudian segera menaiki salah satu banana boat yang sudah kosong. Disusul dengan beberapa turis yang juga mengantre bersama mereka.

"Kalian sudah siap??" tanya Bli yang mengemudikan perahu motor.

"Sudah bli...." balas ketiga sahabat ini kompak.

"Are you ready!!" ucap Bli sekali lagi.

"Yesssss...we're ready!!" balas semua penumpang banana boat kompak.

Tak berapa lama banana boat berjalan mengelilingi tanjung benoa. Setelah beberapa lama melintasi Benoa, satu demi satu penumpang jatuh di air dan kemudian kembali menaiki banana boat. Mereka saling tertawa dan berteriak senang karena merasakan keseruan menaiki banana boat.

Setelah menaiki banana boat, Reina, Luna dan Kania segera menaiki permainan lainnya yaitu flying fish. Meskipun awalnya sedikit gugup karena mereka akan mencoba terbang di udara. Namun setelah perahu motor menarik flying fish yang mereka tumpangi, ketiga sahabat ini asyik melihat pemandangan tanjung benoa dari atas udara.

Mereka kemudian langsung mencoba snorkeling di sekitar tanjung benoa. Keindahan terumbu karang serta ikan-ikan kecil yang berwarna-warni membuat Reina, Kania dan juga Luna sangat senang dan mengikuti tour snorkeling di beberapa spot bagus untuk melihat keindahan bawah air laut lebih lama.

Tak terasa sudah hampir empat jam mereka berada di Tanjung Benoa dan mencoba menikmati beberapa watersport yang disediakan. Reina dan kedua sahabatnya kemudian singgah di salah satu restoran seafood yang terkenal disana untuk makan siang. Setelah bermain di dalam air, rasa lapar muncul dan mereka sudah tak sabar mencicipi menu yang ada disana.

Tak berapa lama tibalah beberapa menu yang mereka pesan ada udang sambal balado, sup kepiting pedas, ikan bakar hingga tumis kangkung. Mereka pun kemudian menikmati hidangan yang ada siang itu dengan lahap.

"Lun...Kan... ini ikan bakarnya enak banget, cobain deh..." ucap Reina sembari memberikan potongan ikan bakar pada kedua sahabatnya.

"Hmm.. woaaah.. iya beneran.. ini enak banget.." ucap Kania setuju dengan rekomendasi Reina.

Luna pun juga ikut mencoba sepotong ikan bakar dengan nasi dan sambal.

"WOOOaaah... enak banget...." lanjut Luna setuju.

"Iyaaa kan... penasaran sama menu yang lain.. ayo...mari kita makan.." ucap Reina yang mulai mencoba menu-menu yang mereka makan.

"Selamat makan!" balas Kania dan Luna kompak.

Setelah puas menikmati makan siang, mereka bersih-bersih diri dan kemudian menikmati pantai di tanjung benoa hingga sore. Saat mereka saling bergantian mandi dan bersih-bersih sebelum pulang ke Denpasar, Luna mendapat satu pesan dari Reno, seseorang yang tak ada kabar sudah hampir sebulan.

"Lun.. gue bisa telepon sekarang?" tanya Reno tiba-tiba.

"Nggak bisa. Buat apa elu ngehubungin gue. Kemana aja elu. Dicariin Reina nggak muncul-muncul." Balas Luna kesal.

"Gue ada di Bali.. gue tahu kalian ada di Bali buat liburan. gue mau ketemu Reina buat ngejelasin ini semua. Please tolong bantuin gue sekali ini saja." Balas Reno memohon pada Luna.

"harusnya elu ngehubungin Reina. Ngapain elu ngehubungin gue." Lanjut Luna masih kesal.

"Udah gue coba.. tapi sepertinya Reina udah marah banget sama gue. Dia nggak mau angkay telepon gue. Lun.. tolong gue yaa. Please.." lanjut Reno memohon dengan tulus.

"Okay, gue bantu sekali ini. Tapi gue nggak yakin Reina mau nerima permintaan maaf dari elu. Nanti malem jam tujuh elu bisa ketemu kita di Cafe Mochi." Lanjut Luna yang akhirnya membantu Reno.

"Makasih, Lun.. gue nanti tunggu disana yaa." Balas Reno pada sahabatnya dari SMP ini.

Luna nggak tahu keputusannya membantu Reno untuk bertemu dengan Reina ini tepat atau nggak. Yang jelas, mau nggak mau mereka harus menyelesaikan masalah ini dengan segera. Luna juga tak ingin Luna terluka karena sikap Reno yang tak ada kabar dan membuat sahabatnya ini selalu bersedih mengingat Reno.

Dan ketiga sahabat itu memutuskan kembali ke Denpasar sekitar pukul lima sore. Kali ini Reina yang akan menyetir dan membawa mobil mereka kembali ke Denpasar. Perjalanan menuju kota Denpasar memakan waktu selama dua jam.

"Rei.. nanti kita mampir ke Cafe Mochi yaa. Gue pengen nyobain Mochi dan es krim enak yang ada disana." Ucap Luna saat mereka dalam perjalanan kembali ke Denpasar.

"Waah Mochi.. gue suka banget. Yuk.. langsung berangkat." Ucap Kania bersemangat.

"Okay.. siap Lun.." ucap Reina setuju dan kembali mengemudikan mobil menuju Cafe Mochi.

Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya mereka tiba di Cafe Mochi. Karena mencoba berbagai watersport yang ada membuat mereka sedikit kelelahan dan ingin mencoba es krim dan mochi yang mereka pesan sesaat ketika ketiga sahabat ini sampai di cafe ini.

"waah.. mochinya enak banget, Lun.. es krimnya juga." Ucap Reina yang sangat senang setelah mencoba makanan yang direkomendasikan Luna.

"Mochinya juga lembut banget.. gue suka banget." Lanjut Kania yang kemudian juga mencicipi mochi dan es krim yang sudah mereka pesan.

Tak berapa lama ketiga sahabat ini mencoba es krim dan mochi disana, tiba-tiba ada seseorang yang familiar muncul menghampiri mereka.

"RE....NO..... RENOOO.... " ucap Reina terbata-bata dan kemudian mengulangi kata-katanya untuk memastikan yang dilihatnya ini nyata.

Reno pun berjalan menuju tempat mereka duduk dan langsung menghampiri Reina.

"Rei, bisa kita bicara sebentar." Ucap Reno pelan.

Reina pun menatap kedua sahabatnya. Mengapa bisa ada Reno tiba-tiba di Bali di saat dia menghabiskan waktu liburan bersama Luna dan Kania.

Luna pun membalas tatapan Reina dan sedikit bersalah karena sudah memberi tahu Reno.

"Sorry Rei. Tiba-tiba dia minta ketemu elu. Gue juga nggak tahu kenapa dia bisa tiba-tiba ada di Bali. Please maafin gue.." ucap Luna yang merasa tak enak karena telah membuat suasana malam itu sedikit tak enak.

Reina pun kemudian menatap Reno dan mulai menyetujui untuk berbicara dengannya.

"Okay.. kita bicara di luar." Ucap Reina yang meraih tangan Reno dan mengajaknya keluar cafe.

Mereka pun kemudian duduk di salah satu meja yang ada di luar Cafe. Reina pun kemudian menatap Reno dan mulai berbicara padanya.

"Okay, sekarang kita udah disini. Kamu mau ngomongin apa." Ucap Reina singkat.

"Rei..aku tahu.. apa yang udah aku buat... mungkin nggak bakal bisa kamu maafin. Tapi please dengerin penjelasan aku, Rei.. aku saat itu mendadak harus nemenin Papaku ke Aussie. Aku juga nggak tahu kenapa papaku ngajak aku kesana. Maafkan aku nggak membalas semua pesan atau menjawab teleponmu. Aku tak tahu harus bilang apa. Aku yang salah Rei.. please maafin aku.." ucap Reno sembari memegang tangan Reina.

"Buat apa kamu ngomongin ini sekarang, Ren.. aku sudah nggak percaya semuanya. Buat apa kita punya hubungan tanpa adanya saling percaya dan memahami satu sama lainnya. Aku juga punya perasaan, Ren. Aku nggak tahu saat itu kabarmu gimana. Aku juga tak bisa mencarimu karena tak tahu alamatmu. Aku juga tak bisa menanyakan semuanya karena kamu tak pernah menjawab telepon atau pesanku. Lebih baik kita jalan masing-masing, Ren. Kita putus. Mungkin ini adalah jalan terbaik bagi kita," ucap Reina sembari menahan air matanya.

"Tapi Rei... tolong beri aku kesempatan sekali aja.. aku akan memperbaiki kesalahanku, Rei.. please maafin aku." Ucap Reno berusaha memohon Reina untuk tak pergi darinya.

"Maaf Ren..aku harus pergi." Ucap Reina yang kemudian pergi dengan taksi dan kemudian meninggalkan Reno dan kedua sahabatnya.

Reina pun kemudian menelepon Luna saat perjalanannya kembali ke hotel.

"Halo Rei.. elu dimana?" tanya Luna panik yang mendengar suara Reina yang lirih menahan tangisnya.

"Lun..gue balik dulu.. maaf gue pergi duluan..kalian balik berdua aja yaa.. gue mau balik ke hotel sekarang." Ucap Reina di dalam taksi dan mengakhiri teleponnya pada Luna malam itu.

Dan tangis Reina pecah saat taksi yang ditumpanginya terus melaju menembus jalanan kota Denpasar yang malam itu hujan gerimis. Dan makin lama hujan deras pun menutupi gelapnya malam hari itu. seolah mereka tahu ada kesedihan yang Reina rasakan karena sebuah perpisahan.

❄❄❄