webnovel

26. New Feeling

Beberapa bulan kemudian..

Sudah setahun lebih sejak Yunhee menjadi trainee. Meskipun dia sangat takut ingin memberi tahu kedua orang tuanya terkait hal ini, akhirnya mereka tahu hal itu dari pengawal pribadi Yunhee yang ternyata dari jauh masih mengetahui kemana Yunhee pergi.

Walaupun dia sudah tahu Appanya bakal marah besar mengetahui masalah ini, Yunhee tetap tak ingin meninggalkan kehidupannya menjadi seorang trainee idol. meskipun kedua orang tua Yunhee menentangnya, Yunhee tak mau mnyerah dan akhirnya mereka memperbolehkan Yunhee meneruskan keinginannya menjadi trainee.

Untuk saat ini, itu saja sudah cukup bagi Yunhee. Dia tak ingin berharap banyak dengan kedua orang tuanya, karena tahu kalau dia berharap lebih maka akan menghasilkan hasil yang mengecewakan. Seperti saat dia masih kecil. saat dia berharap suatu saat nanti, dia dapat berada dalam satu panggung pertunjukkan musik bersama kakaknya, namun kakaknya lebih dulu pergi meninggalkannya.

Tak terasa kini Kim Yunhee telah menjadi siswa Daehwa Art school selama dua tahun. Minggu depan dia akan menjadi siswa kelas sebelas Applied Music dua. Ujian semester kenaikan kelas juga telah berakhir. Hari ini sebenarnya Yunhee tak harus ke sekolah. Dia telah daftar ulang kemarin bersama beberapa teman study club dancenya. Namun hari itu dia berencana untuk meminjam beberapa buku di perpustakaan.

Selain untuk meminjam beberapa buku mengenai bisnis, dia juga berencana meminjam beberapa buku tentang musik karena dia mulai tertarik menciptakan lagu. Menjalani hari-harinya sebagai seorang siswa yang juga trainee idol walau sulita namun dia sangat senang karena dapat melakukan hal yang dia inginkan.

Pukul sembilan Yunhee datang ke sekolah bersama Jongho dan Solyi. Kedua sahabat Yunhee akan mendaftar ulang sedangkan Yunhee akan mampir ke perpustakaan untuk meminjam buku.

"Yunhee, kita pergi jam berapa nanti?" ucap Solyi saat ketiga teman ini berkumpul.

"Aku harus ke perpustakaan terlebih dahulu untuk meminjam buku, kalian jadi daftar ulang?" tanya Yunhee pada kedua sahabatnya.

"Jadi dong.. gimana kalau kita ketemuan jam sebelasan. Soalnya kamu tahu sendiri, pasti nanti bakal antre lama." Ucap Jongho memberi saran.

"Okay, nanti jam sebelas kalau aku sudah selesai dari perpus aku akan menyusul kalian di ruang bendahara sekolah." Ucap Yunhee memberi saran.

"Okay kalau gitu. Kita sepakat yaa. Ya udah, aku ke perpus dulu." ucap Yunhee pamit dan meninggalkan kedua shaabatnya yang berjalan menuju ruang bendahara umum.

Mereka pun berpisah, Yunhee pun mulai berjalan menuju perpustakaan sekolah. Perpustakaan itu letaknya di sebelah toilet kelas broadcasting. Perpustakaan SMA Daehwa memiliki koleksi buku yang cukup lengkap. Ada banyak buku dengan banyak pilihan yang tersusun rapi di dalam perpustakaan.

Selain pengetahuan mengenai seni dan akademik, perpustakaan ini menyediakan koleksi novel dan majalah. Sehingga banyak siswa yang sering menghabiskan waktunya dengan membaca di perpustakaan.

Yunhee pun akhirnya sampai di perpustakaan. Dia sudah mendata buku-buku apa saja yang akan dia pinjam. Yunhee mulai asyik membaca buku demi buku yang ingin dia pinjam. Dia harus meminjam beberapa buku untuk menemani libur semester seminggu ke depan.

Pilihannya tertuju pada tujuan awalnya meminjam buku tentang bisnis dan composing lagu. Ada sekitar delapan buku yang dia pinjam. Tiga buku mengenai bisnis, tiga buku mengenai composing lagu dan dua buah novel untuk mengisi liburannya.

Meskipun hanya delapan buku yang dia pinjam, Yunhee merasa agak kesulitan membawa semua buku tersebut karena memang cukup tebal tiap bukunya. Pukul sebelasan, Yunhee keluar dari perpustakaan. Dia harus membawa buku-buku tersebut menuju ke dua temannya yang sedang mendaftar ulang.

Yunhee agak kesulitan membawa buku-buku tersebut sendirian. Dan buku yang dia bawa agak menghalangi pandangannya berjalan ke depan. Sehingga dia tak menyadari ada seseorang dari arah toilet yang berjalan di depannya.

"Brrrruuuk....Brrruuuukk... bruuuk.." buku-buku itu berjatuhan di lantai depan perpustakaan.

Kim Yunhee yang panik karena dia menabrak seseorang di depannya langsung meminta maaf.

"Jiseunghaeyo.. maafkan saya...!" ucap Kim Yunhee sembari membungkuk sopan dan segera mengambil satu-per satu buku yang jatuh di lantai.

"Nee.. it's okay.. gwenchanhayo! Are you okay?" ucap seseorang lelaki yang tak dikenal Yunhee yang membantunya mengambil buku-buku Yunhee yang jatuh berserakan.

Pandangan Yunhee dan lelaki tersebut tak sengaja bertemu. mereka tak mengatakan sesuatu katapun selama lima detik. Ada rasa yang mulai timbul di hati Yunhee. Namun entah itu apa.

Lelaki tersebut ternyata memiliki wajah yang tampan, dia juga tak memakai baju seragam sekolahnya, yaitu pakaian casual dengan parka berwarna cokelat dan syal senada. Sepertinya dia bukan orang korea karena memakai bahasa inggris.

"OMG.. Kim Yunhee..apa yang kamu lakukan.. malu-maluin di depan orang asing." Ucap Yunhee dalam hati.

Kim Yunhee pun mulai tersadar dari lamunannya. Dia pun kembali mengambil buku-buku yang ada di depannya.

"Yes, i am.. gwenchanhayo. thank you for your helping. Gamhamnida." Ucap Yunhee yang sedikit malu karena membuat orang lain di depannya ikut membantu Yunhee yang kewalahan mengambil buku-buku itu.

"It's okay..tidak apa-apa." Jawab lelaki tersebut sopan.

"Kalau begitu saya pamit dulu. Terima kasih bantuannya." Ucap Kim Yunhee yang kemudian berjalan menuju ruang bendahara yang berada di bagian depan sekolah.

"Nee..sama-sama." Balas lelaki itu dari kejauhan.

lima menit kemudian, Kim Yunhee sampai di tempat Jongho dan Solyi. Mereka pun langsung membantu Yunhee yang agak kewalahan membawa buku-buku itu.

"Yunhee, kamu tidak apa-apa? Mengapa tidak menelepon kita tadi. Kita kan bisa membantumu membawa buku-buku ini." Ucap Solyi yang jadi tak enak melihat Yunhee kewalahan membawa buku.

"Iya.. maafkan kita yaa. Ini barusan selesai antreannya." Ucap Jongho merasa tak enak.

"Tidak apa-apa teman-teman. Jadi kan kita makan di resto ddak bogeumtang?" tanya Yunhee mencoba mencairkan suasana.

Dia tak ingin mengingat kejadian barusan karena dia sangat malu karena tak sengaja menatap lelaki yang tak dia kenal. Tiba-tiba muka Yunhee menjadi merah mengingat kejadian barusan.

"Iyaa.. boleh-boleh..aku juga sudah lapar." Sahut Jongho bersemangat.

"Okay... yuk segera berangkat, eh bentar-bentar.. kenapa mukamu merah sekali. Kamu sakit?" tanya Solyi terlihat cemas.

"Oh..nggak kok. Aku baik-baik saja. Ayo kita segera pergi." Ucap Kim Yunhee yang berusaha mengalihkan pembicaraan.

Beberapa menit kemudian...

Salju mulai membasahi kota Seoul. Sudah beberapa hari ini mulai turun salju yang menandakan dimulainya musim dingin Korea. mereka pun berjalan menuju restoran tak lupa memakai syal dan parka yang tadi mereka letakkan di dalam kelas.

Ketiga sahabat ini telah sampai di sebuah restoran ddak bogeumtang cukup terkenal tak jauh dari Daehwa Art School. Mereka pun segera memesan beberapa menu yang tersedia disana. Selain memesan menu utama, mereka juga memesan kimchi fried rice dan ddeokbeokki.

"Yunhee,, kamu tahu nggak, saat kita tadi mengantre untuk daftar ulang, banyak siswa tadi membahas seorang anak baru yang datang ke sekolah." Ucap Solyi antusias memulai pembicaraan.

"Anak baru? Laki-laki atau perempuan??" tanya Yunhee penasaran.

"Laki-laki. Kata anak-anak.. dia tampan banget. Jadi penasaran kayak apa. Sayang tadi kita nggak ada di kelas. Coba kalau kita tadi disana, pasti bisa lihat gimana wajah tampan anak baru. " ucap Solyi kembali antusias menceritakan anak baru ini.

"aku dengar anak baru itu udah kayak trainee idol saking cakepnya. " ucap Jongho yang dari tadi menyimak kehebohan Solyi menceritakan anak baru itu mulai berbicara.

"Aku harap dia beneran jadi idol sih.. pasti aku akan langsung jadi fansnya." Ucap Solyi bersemangat.

"atau jangan-jangan yang dibahas Jongho dan solyi ini cowok yang barusan aku tabrak tadi." Ucap Yunhee dalam hati.

"Yunhee.. yunhee.." panggil Solyi yang membuat Yunhee sedikit kaget.

"Oh iyaa.. iyaa.. eh.. makanannya udah dateng. Ayo kita makan dulu. By the way Kalian tahu namanya siapa?" ucap Yunhee yang juga mulai penasaran.

"belum tahu sih. Sepertinya belum ada yang bertanya dengannya. Wah aku tidak sabar ingin berkenalan dengannya. Semoga kita satu kelas dengannya." Jawab Jongho bersemangat karena mendapat teman baru.

❄❄❄

Seminggu kemudian...

Liburan semester telah usai, Yunhee dan kedua sahabatnya harus kembali bersekolah seperti biasa. Jalanan kota Seoul mulai dibersihkan petugas kebersihan. Pepohonan di sepanjang jalanan kota Seoul masih tertutup salju yang terlihat indah saat pantulan sinar matahari membuatnya seperti bercahaya.

Hawa dingin musim dingin sudah membuat Yunhee sebenarnya tak ingin bersekolah hari ini karena masih ingin menghabiskan libur semester lebih lama. Namun dia juga tak ingin menghilangkan satu kesempatannya untuk belajar di sekolah. Beberapa bulan belakangan ini waktu dia berlatih bersama teman-teman yang lain juga semakin panjang.

Mobil yang dikemudikan sopir pribadi keluarga Yunhee mulai berjalan lambat saat mobil melaju mendekati arah sekolah Yunhee. Tampaknya tampaknya beberapa kendaraan pribadi yang melintas berjalan lambat karena jalanan yang masih licin tertutup salju.

Mobil pembersih salju yang mereka lihat di kawasan perumahan Yunhee kini sudah mulai berjalan menuju arah sekolah Yunhee. Karena memang masih satu distrik sehingga mobil itu harus membersihkan satu persatu jalanan yang masih penuh salju terlebih dahulu kemudian ke arah jalanan yang sedikit salju.

Jarak antara rumah Yunhee dan SMA Daehwa kurang lebih sekitar lebih sekitar tiga puluh menit. Dan dia harus sepuluh menit lebih lama karena pembersihan jalan. Yunhee mulai tertidur sejenak di mobilnya karena kelelahan berlatih semalaman.

Rasa lelah sudah menjadi teman dalam hidupnya. Namun dia tetap memilih untuk berangkat ke sekolah karena dia dapat berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Musim dingin tahun ini terasa lebih dingin dibandingkan tahun sebelumnya. Dia berjalan menaiki anak tangga untuk ke lantai dua. Tampaknya sudah banyak yang datang ke kelas.

Baru saja Yunhee melepas parka yang dipakainya saat dia masuk ke dalam kelas, angin dingin di luar kelas masih terasa. Yunhee pun segera menutup pintu kelas. Tampak teman-teman Yunhee telah datang sejak tadi. Dia pun segera duduk di bangkunya.

"Yunhee.. kamu baru datang?" ucap Jongho menyapa Yunhee pagi itu.

"Iyaa.. tadi macet di jalan. Sepertinya tadi malam salju turun sangat deras. Salju di jalanan banyak banget hari ini. Kalian kok bisa datang duluan padahal di depan sekolah tadi macet total." Tanya Yunhee pada Jongho dan Solyi yang sudah datang duluan.

"Oh, tadi Jongho menjemputku tiga puluh menit lebih cepat daripada biasanya. Meskipun sebenarnya aku masih mengantuk, dia memaksaku untuk datang lebih awal. Jadinya kita datang duluan." Ucap Park Solyi menjelaskan mengapa dia bisa datang duluan, padahal biasanya dia datang lebih lambat daripada Kim Yunhee.

"tadi tuh sebenarnya aku mengajak sopirku berangkat lebih awal karena aku dan Solyi harus mengurus beberapa hal di komite siswa pagi ini. Selain itu kita juga harus mengurus jadwal latihan masing-masing study klub agar tidak bertabrakan satu sama lain." Ucap Jongho pada Yunhee.

"Iya, untungnya ada Jongho yang menjemputku. Aku tak tahu jika aku naik bus umum tadi, mungkin tadi aku akan ketinggalan rapat. Makasih ya Jongho.." Ucap Solyi tulus berterima kasih pada sahabatnya, Jongho.

"Sama-sama Solyi, lagian kan searah juga kita." Ucap Jongho sembari tersenyum.

Jongho dan Solyi merupakan anggota Komite Siswa, semacam OSIS kalau di Indonesia. saat tahun ajaran baru seperti ini mereka juga lebih sibuk daripada biasanya. Karena ada beberapa agenda kegiatan yang akan dilakukan sekolah. Sehingga setiap hari mereka akan meluangkan waktu untuk rapat bersama.

"Oh gitu, pantesan saja.. oh iya,, Jihyo ssaem tadi pesan jika kamu datang, diharap segera ke ruang guru." Ucap Jongho pada Yunhee.

"Jihyo ssaem mencariku?? Ada apa yaa?" tanya Kim Yunhee penasaran.

"sepertinya terkait olympiade matematika." Ucap Solyi pada Yunhee.

"Okay, terima kasih yaa.. aku ke ruang guru dulu." Ucap Kim Yunhee yang kemudian berjalan ke luar kelas menuju ruang guru yang ada di lantai satu.

Hari itu beberapa siswa tiba-tiba mulai berjalan menuju arah gerbang sekolah. Padahal sekitar lima belas menit lagi waktunya masuk kelas. Kim Yunhee yang awalnya penasaran dengan apa yang terjadi mungurungkan niatnya bertanya pada salah satu teman yang beda kelas. Dia kembali teringat harus menemui Jung Jihyo ssaem pagi itu.

Yunhee pun segera mempercepat langkahnya, dia ingin segera menemui wali kelasnya.

"Annyeong haseyo. Selamat pagi Jihyo ssaem." Sapa Yunhee saat memasuki ruang guru.

"Oh. Kim Yunhee.. ayo masuk.." ucap Jung Jihyo ssaem ramah.

"Ada apa ssaem tiba-tiba memanggil saya." Tanya Yunhee penasaran.

"ini.. formulir olympiade mathematics untuk bulan depan. Tolong segera diisi ya. Agar segera didaftarkan sekolah." Ucap Jihyo ssaem sembari menyerahkan selembar formulir pendaftaran olympiade yang harus Kim Yunhee isi.

"Nee..Ssaem.. kamsahamnida..kalau begitu saya kembali ke kelas dulu." Ucap Kim Yunhee berterima kasih dan segera pamit kembali ke kelas.

"Sama-sama. Oh iya.. tolong sampaikan ke kelas. Sepuluh menit lagi saya akan ke kelas sebentar." Ucap Jihyo ssaem memberikan pesan pada Kim Yunhee.

hari ini memang tidak ada mata pelajaran yang Jihyo ssaem ajarkan, tapi memang Jihyo ssaem kadang-kadang akan masuk ke kelas sebentar untuk memberikan informasi atau pengarahan sebagai wali kelas.

"Nee. Ssaem..' ucap Kim Yunhee yang kemudian berjalan menuju kelasnya.

"Yunhee...Yunhee.. "panggil Kim Nina, salah satu teman trainee di Louis Entertainment yang juga satu sekolah dengannya namun beda kelas. Nina di kelas Pratical Dance sedangkan Yunhee di Applied Music.

"Oh iya.. Nin..ada apa.." tanya Yunhee penasaran.

"Manajernim tadi memberi tahu kalau kita harus segera pergi setelah jam pertama usai. Ada schedule dadakan yang harus kita lakukan. Manajernim juga sudah ijin pada pihak sekolah." Ucap Nina memberi tahu Yunhee.

"Hani Unnie, Ayuki dan Heewon bagaimana?" tanya Yunhee mengenai teman trainee lainnya.

"Park Inhoo manajernim sedang menuju Kine Art School untuk memberi tahu Hani Unnie, Ayuki, dan Heewon. Beliau akan menjemput kita setelah dari Kine." Ucap Nina menjelaskan pada Yunhee.

"Wah benarkah.. terima kasih Nina infonya. Aku akan segera bersiap untuk nanti." Ucap Yunhee yang kemudian segera berjalan menuju kelasnya.

"Okay, nanti aku akan ke kelasmu." Ucap Nina yang juga sedang bersiap untuk nanti.

Sayang sekali hari ini Yunhee hanya bisa mengikuti satu jam pelajaran karena ada schedule yang harus diselesaikan. Padahal dia baru masuk sekolah setelah seminggu tak bertemu dengan Jongho dan Solyi. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus mengikuti schedule yang sudah diberikan.

"Yunhee. Ada apa Jung Jihyo ssaem mencarimu?" tanya Solyi penasaran.

"Oh itu.. tentang olympiade. Aku harus segera mengisi form pendaftaran ini." Ucap Yunhee sembari menunjukkan form pendaftaran yang diberikan wali kelasnya.

Solyi dan Jongho sebenarnya sudah tak heran dengan Yunhee yang sering mengikuti olympiade matematika. Sejak dari kelas sepuluh, mereka sudah tahu jika Yunhee adalah langganan juara olympiade matematika di sekolahnya dulu. SMP Kim Yunhee merupakan sekolah akademik favorite elite dengan biaya fantastis dan menghasilkan siswa berprestasi.

"Yunhee..Solyi.. kalian mau nggak? Ini ada sandwich dari Levi Sunbae. Levi sunbae memberikan food truck untuk semua siswa Daehwa hari ini karena sedang berulang tahun." Tanya Jongho yang tiba-tiba datang.

"Boleh-boleh... waah Levi sunbae. Yoksi our sunbae.. S.K.Y jjang!" balas Park Solyi bersemangat.

"aku harus memberinya pesan. Saengil chukkae sunbaenim..." balas Yunhee tak kalah semangat.

"Iya.. meskipun Levi sunbae tak bisa datang hari ini karena jadwal comebacknya. Aku sangat bahagia karena bisa menikmati sandwish pemberian sunbae. Ini adalah suatu kehormatan.. sunbaenim.. gamsahamnida." Ucap Jongho sembari menikmati sandwich yang Levi berikan.

Dia pun segera berfoto bersama sandwich pemberian Levi dan mengirimnya sebuah pesan terima kasih.

Levi oppa.. terima kasih atas sandwichnya. Semoga harimu menyenangkan. Selamat juga untuk combacknya. Saengil chukkae sunbae. Fighting!

-Kim Yunhee-

Terima kasih ucapannya Yunhee. Semoga kamu mendapatkan sedikit tenaga dari pemberian oppa. Semangat untuk sekolah dan traineenya. Fighting!

-Levi Han-

Sebenarnya Levi Han adalah sahabat dari kakaknya dan juga merupakan tetangga dekat. Ayah Levi merupakan salah satu direktur anak perusahaan Daehwa dan dia juga telah mengenalnya sejak kecil. sehingga meskipun dia sendiri belum debut, dia telah mengenal Levi dari sebelum dia debut bersama S.K.Y.

Lima belas menit kemudian..

Wali kelas Applied Music Dua, Park Jihyo seongsaenim datang menjelaskan mengenai semester yang baru. Beliau juga menjelaskan kalau kelas mereka telah kedatangan murid baru.

"Jefry sshi... " panggil Jihyo ssaem dari balik pintu.

"Nee.. seongsaenim.." balas suara seorang lelaki yang kemudian berjalan menuju pintu masuk kelas sebelas applied Music dua.

"Anak-anak..hari ini kita kedatangan murid baru dari luar negeri. Dia dari Indonesia. Jefry sshi silahkan memperkenalkan diri." ucap Jihyo ssaem kepada Jefry.

"Nee ssaem.. gamsahamnida.." ucap Jefry membungkuk sopan dan mulai berjalan meuju muka kelas.

"Annyeong. Namaku Jefry Lee. Aku berasal dari Indonesia. salam kenal semuanya." Ucap lelaki tersebut sopan.

"Yunhee.. Yunhee.. anak barunya ganteng banget." Bisik Solyi pada Yunhee yang fokus mengisi form pendaftaran olympiade yang harus dia kumpulkan sebelum dia pergi untuk schedule hari ini.

"Siapa sih.. " balas Yunhee pelan.

"itu.. tuh... di depan.. coba lihat." Lanjut Solyi sembari berbisik ke arah Solyi.

Kim Yunhee pun kemudian menoleh ke arah depan tepat pada siswa baru yang sedang memperkenalkan diri.

"OMG.. ini kan cowok yang aku nggak sengaja menabraknya seminggu lalu. Kenapa bisa disini." Ucap Yunhee dalam hati.

Yunhee pun kemudian tiba-tiba gugup dan bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Lelaki itu pun berjalan menuju bangku yang ditunjuk Jihyo ssaem untuk dia duduk.

"Oh tidak.. mengapa dia berjalan ke arahku.. jangan-jangan dia duduk dibelakangku." Ucap Yunhee dalam hati.

Dan benar saja dugaan Yunhee, Jefry duduk di belakang Yunhee. Dan sebelah kanannya ada Jongho dan di depannya ada Solyi yang juga bersebelahan dengan Yunhee.

"Annyeong! Aku Kim Yunhee. Salam kenal." Ucap Yunhee memberanikan diri berkenalan dengan mengajaknya bersalaman.

"Hallo. Aku Jefry. Salam kenal yaa." Balas jefry sembari tersenyum.

"Dag..dig...dug...dag..dig...dug.." suara detak jantung Yunhee tiba-tiba berdegup kencang.

"Aku Solyi.. oh iya.. apakah kamu trainee idol?" tebak Solyi tiba-tiba.

"Wah kenapa kamu bisa tahu." Ucap Jefry sedikit terkejut melihat teman yang baru dikenalnya tahu dengan dirinya yang merupakan trainee idol.

"kalau gitu kita sama. Aku juga trainee. Mohon bantuannya ya.. " balas Yunhee yang juga terkejut namun mencoba bersikap lebih tenang.

"Aku Jongho... kenal ya.. kalau ada yang mau ditanyakan, kamu bisa tanya ke aku, Yunhee atau Solyi. Kita bertiga siap membantu." Balas Jongho ramah.

"terima kasih ya teman-teman." Ucap Jefry sembari tersenyum.

"Tuh kan teman-teman. Tebakanku benar. Kita menjadi berempat sekarang." Ucap Jongho sembari berbisik kepada Solyi dan Yunhee.

Solyi dan Yunhee kemudian menggangguk setuju. Mereka masih terheran-heran bagaimana feeling Jongho menjadi kenyataan.

Mereka pun kemudian mengikuti kegiatan belajar di jam pelajaran pertama dengan serius. Dan tak terasa sudah sejam mereka belajar. Yunhee tiba-tiba merapikan tasnya dan memakai parka merah muda yang sejak tadi dia letakkan di samping meja.

"Mau kemana Yunhee?" tanya Jongho melihat Yunhee berdiri dari bangkunya.

"teman-teman aku pergi dulu." Pamit Yunhee bersiap untuk pergi.

"Yunhee...kamu mau kemana?" tanya Jefry tiba-tiba.

"Maaf Jefry aku harus pergi dulu. Hari ini ada schedule mendadak. Lain kali kita makan berempat yaa..teman-teman aku duluan yaa.." ucap Yunhee tergesa-gesa karena Nina telah menunggunya di depan kelas.

"Hati-hati yaa.." balas jefry pelan.

"terima kasih.." ucap Yunhee yang kemudian berjalan mengikuti Nina karena Park Inhoo telah menunggu mereka di depan sekolah.

Hari ini dia menemukan sesuatu kembali muncul dalam hatinya. Namun dia tak tahu apa itu. Dan itu selalu terjadi saat Jefry ada di sampingnya. Dia tak ingin terlalu memikirkannya karena hari ini dia harus segera berangkat bersama teman traineenya di Louis Entertainment. Dan berharap nanti dia dapat menemukan jawaban mengapa sesuatu muncul tiba-tiba dalam hatinya.

❄❄❄