webnovel

FIREARMS ARMY UNITY

[WARNING! HARSH WORD AND MATURE CONTENT! [Bagi pembaca yang masih dibawah umur, sangat dimohon untuk tidak membaca cerita ini karena cerita ini mengandung kalimat kasar dan konten dewasa yang tidak pantas ditiru oleh yang berusian masih dibawah umur. Semua kata kasar dan konten dewasa yang terkandung dalam cerita ini, mohon tidak ditiru untuk yang berusia dibawah umur dan yang belum menikah. Dan untuk para orang tua, jangan biarkan anaknya membaca cerita ini karena banyak adegan yang tak pantas dibaca oleh anak-anak] Vol. 1 Organisasi militer Fairearms Army Unity yang hancur karena kedengkian yang diakibatkan keegoisan seseorang. Semuanya hancur dalam satu malam. Orang-orang yang terlibat harus mengorbankan nyawa mereka dan harus merelakan nyawa orang lain. CL dibiarkan selamat agar anak perempuan itu bisa membuat semua ini menjadi sepadan. "Jangan percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Karena semua ini hanya kebohongan. Kebenaran yang sebenarnya akan kau hadapi di kemudian hari." Vol. 2 Balas dendam yang dilakukan kepada orang yang masih memiliki hubungan tapi tidak bersangkutan. "Bagaimana bisa kau melakukan semua ini kepada keluargamu sendiri hah?!" Vol. 3 Awal pertempuan yang mengejutkan. Hubungan yang tercipta tanpa pengenalan. "Astaga, dari mana Brylee mengetahui pria tua menyebalkan seperti dia? Mana aku dijodohkan dengannya pula. Aku kan tak pernah mengenalnya. Aku tak tahu siapa pria tua tersebut. Hish!" - Causa Lee yang akan mengganti marga. "Kau lucu." - Steve William yang akan memberikan marganya kepada Causa

Saga_Lee · Seni bela diri
Peringkat tidak cukup
338 Chs

Leadership

CL berjalan dengan gagahnya menuju ruang aula setelah dari kamar mandi.

Aula yang tadinya terdengar berisik karena para tim saling berbicara satu sama lain, langsung menjadi sunyi saat CL memasuki ruangan aula.

Anak perempuan yang notabenya pemimpin itu langsung menaiki panggung kecil yang berada di depan.

"Selamat pagi semuanya.", sapanya dengan suara lantang walaupun tanpa bantuan mic.

"Pagi.", saut seluruh orang yang berada disana.

"Maaf mengganggu waktu kerja kalian. Tapi, ada satu hal yang saya harus sampaikan."

"Salah satu dari kita sudah diserang oleh musuh kemarin malam saat dia menuju rumah saya dan kini dia masih terbaring lemah di rumah sakit."

"Saya tidak tahu apa yang terjadi padanya, pelaku, tempat kejadian. Jadi, saya meminta semua tim yang saya panggil saat ini membantu saya."

CL menjeda pembicaraannya dan melihat setiap orang di depannya saling menatap satu sama lain dan berbisik bisik.

"Saya meminta tim setiap tim disini membagi tim masing masing."

"I001", CL mulai memanggil ketua setiap tim.

"Yes ma'am."

"Kau dan tim mu menyelidiki sepanjang jalan yang bisa dilalui LJ untuk sampai di rumah saya. Temukan apapun yang mencurigakan disana."

"Yes ma'am."

"I002"

"Yes ma'am."

"Bagi tim mu menjadi dua, selidiki apartemen LJ dan rumah saya."

"Yes ma'am."

"R001"

"Yes ma'am."

"Bagi tim mu menjadi tiga. Satu tim pergi bersama tim I001 dan duanya pergi bersama kedua tim I002. Awasi pergerakan mereka dan pergerakan lain."

"Yes ma'am."

"R002."

"Yes ma'am."

"Kau dan tim mu mengawasi dari sini. Dapatkan seluruh informasi yang tim R001 dapat."

"A001."

"Yes ma'am."

"Kau dan tim mu ikut bersama tim I001. Jaga mereka, jangan sampai ada serangan tibatiba yang berhasil mengacaukan penyelidikan."

"Yes ma'am."

"A002."

"Yes ma'am."

"Bagi tim mu menjadi dua. Satu mengikuti tim yang berada di apartemen LJ dan satu lagi mengikuti tim yang berada di rumah saya."

"Yes ma'am."

Sekedar informasi. CL membagi setiap tim menjadi dua bagian. Dan setiap bagian akan dibagi lagi oleh sang pemimpin bagian tim.

"Sudah paham tugasnya masing-masing."

"YES MA'AM!"

"Lakukan yang terbaik dan saya ingin kalian secepat mungkin mendapatkan hal apapun yang berhubungan."

"YES MA'AM!"

Saat saat seperti inilah seluruh jiwa kepemimpinan CL keluar. Dari volume suara dan logat bicaranya sudah bisa terasa jiwa kepemimpinannya.

"Great. Sekarang kalian boleh bubar dan kembali ke pekerjaan kalian masing-masing. Mulailah proses penyelidikan, pengintaian, dan penyerangan saat kalian sudah membereskan tugas kalian masing-masing sebelumnya."

"YES MA'AM."

CL meninggalkan ruangan aula terlebih dahulu sebelum ruangan itu ditinggalkan oleh seluruh tim.

CL kembali ke ruangannya untuk bersantai sedikit terlebih dahulu sebelum ia pergi ke rumah sakit lagi. Sebenarnya dia ingin langsung ke sana dan memeriksa keadaan LJ, tapi, kejadian yang terjadi antara dirinya dan Mr. Jason tadi kembali terputar di otaknya. Itu malah membuat dirinya merasa campur aduk dan tidak bisa mengendalikan emosi.

CL duduk di sofa ruangannya menaruh kepala di sandaran sehingga dia bisa melihat langit langit ruangannya. Dia menutup matanya sebentar.

Drrt drrt

Handphone nya bergetar dan mengusik dirinya yang sedang mencoba untuk menenangkan diri.

CL langsung mengambil handphone nya dan mengecek notifikasi tersebut. Ternyata Alex mengirim pesan padanya.

Alex

|Udah selesai belum?

09.45

|Mama sama Papa lo nanyain lo.

09.45

Mereka yang nanyain atau lo yang nanyain?|

09.45

|Serius dikit.

09.46

Ya, siapa tau lo kangen sama gua.|

Hehe|

09.46

|Dih kepedean.

|Udah jangan banyak omong.

|Dateng kesini kalo udah selesai.

09.46

Iya iya.|

Btw, gua ga ngomong, gua ngetik.|

09.46

|Y.

09.46

CL tertawa melihat balasan terakhir Alex.

Dia kembali melemparkan handphone nya ke sofa dan menyenderkan tubuhnya kembali. Menutup matanya kembali ingin beristirahat sebentar.

Kejadian yang terjadi pada LJ sungguh membuatnya frustasi. Apalagi dia sudah tau siapa dalang dibalik kejadiannya. Dia ingin segera mengungkapkan kebenarannya, tapi dia harus mempunyai semua bukti terlebih dahulu. Atau ayahnya tidak akan percaya padanya.

"Haahhh.. sialan."

CL bahkan lupa kalau dia harus bersekolah hari ini. Walaupun dia sudah membuka grup chat kelasnya, tapi dia masih melupakan tentang sekolah.

Pasti anak anak pada ngomongin LJ nih. Pikirnya.

"Kok lama lama gua ngantuk ya?"

"Masa iya gua tidur dulu?"

"Tapi gua ngantuk."

CL merebahkan tubuhnya di sofa dan matanya mulai terasa berat. Dan lama kelamaan CL malah tertidur sungguhan di ruangannya.

~~

Di sisi lain, Alex sedang duduk di kantin rumah sakit. Dia sibuk bermain handphone memeriksa semua pesan yang masuk. Tapi, dia merasa bosan.

Alex memesan minuman matcha latte panas kesukaan CL. Tadinya jika CL datang, ia akan memberikannya kepada anak perempuan tersebut. Tapi, ternyata tidak, CL tidak datang.

"Haahhh gua kok ngantuk ya?"

"Dahlah gua mau balik ke ruangan aja."

Alex bangkit dari duduknya dan membawa cup berukuran besar yang berisikan cairan berwarna hijau kesukaan CL itu ditangannya menuju ruang inap Mrs. Lee dan LJ.

Sesampainya di depan ruang inap, dari luar Alex bisa mendengar bahwa didalam sangatlah ramai. Bahkan tawa kedua orang tuanya terdengar. Tidak mau menunggu lama, Alex membuka pintu ruangan. Setelah membuka pintu ruangan mata Alex sedikit membola melihat seseorang disana.

"Oh Alex, kemari lah.", Mr. Joel menyuruh Alex untuk duduk di sampingnya. Mereka semua duduk berkumpul di sofa yang berada di samping kasur Mrs. Lee.

"A- ah tidak, aku akan duduk di sebelah sana saja."

Alex memilih duduk di sofa yang berada di samping kasur LJ yang masih nyaman menutup matanya. Lagian dia juga tidak akan mengganggu karena dia mungkin akan tidur saja. Dia tidak ingin bergabung bersama kedua orang tuanya, kedua orang tua CL, dan seseorang yang mengunjunginya. Dia merasa tidak suka pada orang itu sejak awal, makanya sebisa mungkin dia memilih untuk menghindar dari pada mood nya hancur.

Alex menyimpan cup minuman yang ia bawa di meja kecil di samping sofa yang ia duduki lalu membaringkan tubuhnya.

Sebelum benar benar tertidur dia memainkan handphone nya terlebih dahulu hingga matanya mulai memberat.

"Alex?", Alex langsung bangun dari posisinya saat seseorang memanggilnya.

"Ya?"

"CL mana?"

"Ga tau, tadi dia uda aku suruh dateng ke sini da dia juga bilang iya. Tapi, aku ga tau dia beneran dateng ke sini apa masih disana."

"Emang CL ngapain disana."

"Ga tau, dia ga kasih tau aku."

"Haahh…. Kemana anak itu?"

Alex mengangkat kedua bahunya dan membaringkan tubuhnya kembali di atas sofa. Dia melanjutkan bermain handphone nya.