Bukan karena pijatannya, tapi karena posisi Earl masih memegang gelas anggur sedangkan ia harus tengkurap di atas paha Arthur. Tidakkah Arthur merasa malu? Earl mati-matian berjuang untuk tidak menyentuh 'barang' di bawahnya.
"Apakah kau dulunya tukang pijat?"Earl sedikit meringis ketika Arthur menekan beberapa titik linu di pinggangnya. Masih mempertahankan posisi. Earl ingin melompat rasanya.
"Aku hanya mempelajarinya dari buku. Mengapa kau tidak diam dan santai saja? Aku tidak akan membuatmu lumpuh hanya karena pijatanku,"Arthur meraih gelas anggur Earl dan kemudian menekan bahu Earl agar rileks.
"Chk! Sakit. Bagaimana aku bisa tenang," rona merah telah mencapai telinganya. Arthur diam saja memperhatikan Earl walaupun secara naluriah Arthur tahu apa yang Earl pikirkan. Bermain kucing-kucingan dengan Earl, baiklah... kau yang memancing lebih dulu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com