Itu pasti Danu! Pradita mengumpat dalam hatinya.
Jika memang Danu ingin bertemu dan berbicara dengannya, seharusnya pria itu tidak perlu bersembunyi. Pradita jadi semakin yakin jika semua ini adalah perbuatan Danu. Ia meremas sendoknya dengan keras, lalu memasukkan makanannya ke dalam mulut.
Sialnya, nasi dan sayuran itu masih panas sehingga membuat lidah Pradita serasa terbakar. Ia mengeluarkan kembali nasinya ke dalam sendok dan mengipasinya dengan brosur sampai benar-benar dingin.
Pradita melirik sedikit ke arah tiang. Sepertinya orang misterius itu adalah seorang pria. Ya, Pradita cukup yakin akan hal itu.
Tiba-tiba, ponsel Pradita berdering. Nama Danu tertera di sana. Ternyata selama ini, ia masih terus menyimpan nama Danu di kartu SIM-nya, padahal ia sudah berganti ponsel. Pradita pun mendengus sambil menatap ponselnya dengan galak.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com