webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
405 Chs

274. Bentak-Bentak Di Telepon

Hanya butuh waktu beberapa detik hingga ponselnya berdering dan membuat Pradita melonjak kaget. Saking terkejutnya, Pradita sampai menjatuhkan ponselnya ke lantai. Syukurlah, lantai kamar itu dilapisi karpet yang cukup tebal.

Itu telepon dari Bara.

Berbagai sumpah serapah ia keluarkan, dan segera saja Pradita memungut ponselnya dari lantai. Ia mengusap-usap dan meniupnya seolah kasihan karena takut ada yang benjol. Memangnya anak kecil yang jatuh bisa benjol?

Panggilan telepon Bara terputus. Untung saja ponsel Pradita baik-baik saja. Pradita menanti nama Bara muncul lagi di layar ponselnya dengan hati yang cemas. Kenapa ia jadi cemas begini? Heran kan. Padahal ia dan Bara sudah putus.

Akhirnya, setelah menunggu selama beberapa detik yang menegangkan, Bara pun meneleponnya lagi. Pradita menoleh pada Danu yang ternyata sudah memejamkan matanya dan terlelap di sebelahnya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com