Bara masih belum sanggup untuk memberitahu kebenaran tentang Om Rinaldi pada Pradita. Betapa berengseknya ayah kandungnya selama ini. Sudah dua kali ia melihat Om Rinaldi membawa pulang wanita ke dalam kamarnya. Ia bahkan pernah melihat ayah kandungnya itu bercinta dengan wanita itu.
Bara tidak habis pikir, bagaimana bisa ia hadir di tengah-tengah keluarganya yang kacau begini.
Lalu, ia mendengar Pradita menguap. Bara jadi tidak tega. Ia melirik jam tangannya yang ia taruh di nakas, sekarang ini sudah pukul setengah dua belas malam.
"Yank, ini udah malem banget. Udah, kamu tidur ya. Nanti besok aku telepon lagi."
"Bener ya! Kalau kamu gak sempet telepon, minimal kamu SMS aku ya," ucap Pradita dengan suara parau.
"Iya, Ayank." Kemudian Bara diam saja mendengarkan suara napas Pradita yang teratur. Ia jadi curiga jika Pradita sudah tertidur.
"Dita, aku sayang sama kamu."
Pradita tetap saja terdiam. Ya, pacarnya itu pasti sudah tertidur.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com